Aruh Sastra dan Regenerasi Kepenyairan Kalimantan Selatan

0

Oleh : Micky Hidayat

KOTA Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, tahun ini didaulat sebagai tuan rumah hajatan besar sastra bernama Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS), yang digelar pada 28-30 Oktober 2022.

SEBAGAI event akbar dalam dunia kesusastraan Kalsel, kegiatan sastra tahunan ini tentu menjadi moment penting dan dinanti-nanti kehadirannya oleh para sastrawan, penggiat sastra, pencinta, simpatisan dan para supporter sastra untuk saling bersilaturrahim, bertukar-pikiran, melontarkan ide-ide kreatif dan gagasan inovatif seputar dunia sastra dan eksistensi kesastrawanan, serta saling adu debat dan wawasan di forum seminar, diskusi sastra, dan forum siding pleno.

Event ASKS di Kota Pelaihari tahun ini telah menapaki tahun ke-19 pada penyelenggaraan putaran atau periode kedua. Pada putaran/periode pertama yang tuntas diselenggarakan oleh 13 kabupaten/kota, yaitu dari tahun 2004 (diawali oleh kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagai penggagas ASKS) dan diakhiri pada tahun 2016 di Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

BACA : 17 Tahun Aruh Sastra Kalimantan Selatan, Pelestarian Budaya Lisan Berbahasa Banjar

Pada putaran/periode kedua yang sedang berjalan, event ASKS kembali diselenggarakan di wilayah Banua Anam (Kandangan, 2017), kemudian terus bergulir ke wilayah pesisir (Kabupaten Kotabaru, 2018) dan Kabupaten Tanah Bumbu (2019), Kabupaten Tabalong (2020), Kabupaten Balangan (2021), dan kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (28 – 30 Oktober 2022).

Sekadar mengingat kembali, bahwa Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) diselenggarakan atas dasar beberapa kepentingan bagi keberadaan sastra dan sastrawan Kalimantan Selatan, antara lain: – ASKS dilaksanakan atas dasar menindaklanjuti secara konkret Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 1998 tentang Pemeliharaan Bahasa dan Sastra Daerah, kemudian diubah menjadi Perda Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pemeliharaan Kesenian Daerah dan Perda Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pemeliharaan Bahasa dan Sastra Daerah. – ASKS dilaksanakan setiap tahun pada masing-masing kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.

BACA JUGA : Sekelumit Riwayat Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS)

Penunjukan atau penentuan bagi kabupaten/kota sebagai tuan rumah kegiatan ASKS merupakan rekomendasi yang dirumuskan pada sidang pleno ASKS. – Sastrawan Kalimantan Selatan sebagai pewaris dan penerus salah satu kebudayaan Indonesia, dalam konteks ini karya sastra, menyatakan bahwa karya sastra sangat penting peranannya bagi kehidupan serta dalam rangka ikut membangun karakter masyarakat dan bangsa yang lebih berbudaya, memperhalus budi dan rasa kemanusiaan, memberikan pencerahan kepada publik pembaca karya sastra, serta memperkaya wawasan berpikir, berakal sehat dan bersikap bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan.

BACA JUGA : Ini 5 Pegiat Seni Budaya dan 3 Tokoh Berpengaruh Menginspirasi yang Diusulkan Diberi Penghargaan

Karya sastra sangat diperlukan untuk menandai pemikiran estetis dan sikap kreatif bagi sastrawan dalam memberikan inspirasi bagi masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia dalam menjawab tantangan zaman dalam lingkup lokal maupun global. Dalam konteks ini, sastrawan telah banyak melahirkan gagasan maupun pemikiran dan sumber daya untuk kelangsungan seni budaya dari zaman ke zaman.

Pelaksanaan ASKS sebagai event sastra tahunan yang akan terus bergulir ini kiranya perlu dievaluasi, terutama dalam konteks pengembangan lebih inovatif dan kreatif terhadap materi kegiatan ASKS agar tidak terkesan monoton dan dari itu ke itu saja di setiap event ASKS.

BACA JUGA : Raih Penghargaan Setyasastra Nagari, Penyair Micky Hidayat Beri Catatan Kesusastraan di Kalsel

Selain itu, ASKS sejatinya juga mampu memperjuangkan eksistensi, maupun kepentingan para sastrawan dan masyarakat sastra, serta meningkatkan aktivitas dan kualitas karya sastra, serta bagaimana Tindakan konkret sosialisasi agar karya sastra diminati dan diapresiasi oleh masyarakat.

Melibatkan para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia/Sastra dan Seni Budaya atau muatan lokal (SMP/SMA/Sederajat) sebagai peserta aktif pada setiap kegiatan ASKS juga sangat penting untuk memacu semangat, memotivasi, serta pengayaan para guru tersebut mengaplikasikan dan mentransfer apa yang diperolehnya dari kegiatan ASKS sebagai bahan ajar kepada para siswanya.

BACA JUGA : Aruh Sastra Kalsel 1 (2004) dan D. Zawawi Imron

Keterlibatan guru sebagai peserta aktif event ASKS, misalnya mengikuti seminar sastra, diskusi sastra, atau workshop penulisan karya sastra, ini menjadi penting tersebab sangat bermanfaat untuk memperkenalkan karya sastra kepada para siswa dalam ruang lingkup sekolahnya.

Para sastrawan dan penyelenggara juga diharapkan lebih gencar lagi untuk menyosialisasikan buku-buku karya sastra yang diterbitkan oleh penyelenggara ASKS, misalnya diedarkan atau didistribusikan ke perpustakaan sekolah tingkat SMP dan SMA yang berada di wilayah kabupaten/kota tempat penyelenggaraan ASKS, sehingga buku-buku produk ASKS tak cuma beredar di kalangan sastrawan peserta ASKS itu sendiri.

BACA JUGA : Rekam Profil Sastrawan Lokal Periode 1930-2020, Micky Hidayat Rilis Buku Leksikon Penyair Kalsel

Oleh karena kegiatan ASKS ini merupakan event sastra tahunan, tentu keberadaannya sangat penting dan strategis dalam rangka membangkitkan gairah bersastra para sastrawan dan para peminat sastra untuk terus berkarya.

Sebagai salah satu lumbung kesusastraan di Indonesia, perkembangan sastra, terutama perpuisian dan kepenyairan di Kalimantan Selatan hingga hari ini terbilang sangat pesat dan fenomena yang tentunya menggembirakan. Sebagaimana ramai dan hiruk-pikuknya percaturan puisi dan kepenyairan di tanah air.

BACA JUGA : 31 Penulis Setor Kisdap, ASKS XIX Tanah Laut Siap Digeber pada Akhir Oktober 2022

Fenomena tumbuh suburnya puisi dan kepenyairan yang menggembirakan ini tentunya tak terlepas dari proses regenerasi yang terus berlanjut. Artinya, denyut kreativitas dan kegairahan para penyair untuk berkarya tidak pernah mengalami stagnasi. Regenerasi penyair yang berlapis-lapis ini mengacu pada realitas bahwa ada penyair senior (mapan), penyair muda (muda usia) yang sedang berproses, dan penyair yang sedang tumbuh.

Proses regenerasi kepenyairan di Kalsel yang terus berjalan ini tentunya berlangsung dalam kurun waktu relatif panjang. Hal ini bisa dilihat dari sejarah perjalanan kepenyairan kalsel dari periode ke periode dan dari sejak tahun 1930-an atau disebut dengan Angkatan Pujangga Baru hingga generasi kepenyairan abad 21 atau generasi penyair milenial.

BACA JUGA : Berbeda, Lomba Manuskrip Puisi dan Menulis Naskah Drama Murni Hadir di ASKS XIX Tanah Laut 2022

Berdasarkan kronologi kurun waktu kepenyairan, bahwa kegiatan sastra (perpuisian) di Kalsel berjalan seiring dengan Angkatan-angkatan dalam kesusastraan/kepenyairan Indonesia modern secara nasional. Sejak tahun 1930-an sampai hari ini, penciptaan karya sastra, terutama puisi tidak pernah mandek, sementara puisi dari hari ke hari, dari waktu ke waktu dan dari zaman ke zaman terus ditulis dan diciptakan oleh para penyair.

BACA JUGA : Jadi Tuan Rumah ASKS 2022, Tala Sudah Siap Sejak Tahun Lalu

Daya cipta para penyair itulah yang senantiasa memberikan harapan, bahwasanya kehidupan puisi dan kepenyairan di Kalsel tidaklah mengalami krisis kepenyairan. Bahkan, reputasi dan prestasi para penyair Kalsel terus ditorehkan dan bisa disejajarkan atau bersaing dengan para penyair yang berada di pusat kegiatan sastra, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, serta di beberapa pusat kegiatan sastra lainnya di tanah air.

Bermunculannya generasi penyair milenial ini juga disokong dengan maraknya penerbitan karya mereka berupa antologi puisi tunggal maupun antologi puisi bersama dialam skala lokal maupun nasional. Mereka juga gencar memublikasikan puisi di berbagai media cetak koran, media online/media sosial.

BACA JUGA : Angkat Teater Cerpen Kuyang, Seniman Balangan Siap Meriahkan ASKS XIX 2022 di Tanah Laut

Kunci utama dari kegairahan mencipta puisi yang terus hidup di Kalimantan Selatan ialah faktor regenerasi yang terus bergulir. Faktor penting lainnya yang perlu dicermati sebagai pendukung proses tumbuh dan berkembangnya regenerasi tersebut tentu tak lepas dari peran strategis dukungan dari para penyair senior terhadap para penyair muda atau penulis yang baru muncul berkiprah dan bergeliat di dunia sastra/perpuisian.

Demikian pun pemetaan terhadap keberadaan sastrawan dari periode ke periode, generasi ke generasi yang berlapis-lapis seakan tak pernah habis, tentu menjadi acuan dan referensi penting. Tentu pula tak terlepas dari peran komunitas sastra yang ada di berbagai kabupaten/kota di banua Kalsel ini.

BACA JUGA : Sosok Penyair Bumi Sanggam, Perjalanan Fahmi Wahid sebagai Traveler dan Kolektor Seni

Selain memiliki peran penting dalam membentuk eksistensi dan perjalanan kepenyairan di Kalsel, para penyair dari berbagai latar generasi ini tentunya juga memiliki andil atau peran yang besar dalam memperkaya khazanah kesusastraan dan kepenyairan Indonesia. Selamat merayakan ASKS XIX 2022 di Bumi Tuntung Pandang, Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.(jejakrekam)

Penulis adalah Sastrawan Banua Kalsel

Penasihat Dewan Kesenian (DK) Kota Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.