Raih Penghargaan Setyasastra Nagari, Penyair Micky Hidayat Beri Catatan Kesusastraan di Kalsel

0

PENGHARGAAN Setyasastra Nagari atau Anugerah 30 Tahun Kesetiaan bersastra versi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia yang diberikan kepada sejumlah penyair di tanah air.

TERMASUK, beberapa sastrawan/penyair Kalimantan Selatan. Tercatat, ada lima sastrawan meraih penghargaan itu. Yakni, Iberamsyah Amandit, M Johansyah (Alm), Micky Hidayat, Tajuddin Noor Ganie dan Jamal T Suryanata.

Apa komentar sang penyair senior di Banua atas penghargaan lewat dedikasinya di dunia sastra selama puluhan tahun itu?

“Menurutku adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, sebagaimana  penghargaan sastra lainnya yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan yang peduli dan berkepentingan terhadap keberadaan sastra Indonesia,” ucap Micky Hidayat kepada jejakrekam.com, Rabu (27/10/2021).

Berdasarkan informasi, Micky menyebut bahwa Anugerah Setyasastra Nagari tersebut diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada para sastrawan/penyair yang berkecimpung, mengabdi, mendedikasikan dirinya, dan setia berkarya sastra dalam kurun waktu 30 tahun.

“Dari 115 sastrawan/penyair yang diberikan penghargaan ini, sebagian besar merupakan nama-nama yang sudah dikenal dalam khazanah kesusastraan Indonesia. Nama-nama mereka tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi berskala nasional,” ujar putra penyair kawakan Hijaz Yamani ini.

BACA : Digarap Sejak 2008, Micky Hidayat Akhirnya Luncurkan Buku Leksikon Penyair Kalimantan Selatan

Micky menyebut sebagian penyair lainnya pun tidak begitu dikenal dirinya. Micky mengatakan sesungguhnya mereka tetap setia dan konsisten berkarya sastra bahkan lebih dari 30 tahun.

“Ada yang malah sudah 40 tahun mengabdikan dirinya. Sumbangsih karya para sastrawan ini juga dipandang penting bagi dunia sastra di tanah air. Bagi para sastrawan/penyair yang memperoleh penghargaan ini adalah melalui karya sastra, gagasan, pemikiran, dan kiprahnya selama ini,” tegas penyair berjuluk Mata Elang ini.

Foto Micky Hidayat saat masih menjadi penyair muda di Kalsel. (Foto Dokumentasi Pribadi)

Tentunya, kata Micky, apresiasi terhadap para penyair itu juga memberikan pengaruh pada dinamika kehidupan kesusastraan dan perpuisian Indonesia modern. “Kontribusi  mereka tidak dapat diabaikan dalam jejak perjalanan sastra Indonesia,” ucap penyair burung gelatik itu.

Lantas, bagaimana kalau dirinya diminta mengomentari soal penghargaan itu? Bagi Micky, penghargaan sastra kepada seorang sastrawan bukanlah hal penting, dan tujuan utama seorang sastrawan, seorang penulis.

“Tugas seorang sastrawan adalah tetap fokus menulis, konsisten berkarya dan menghasilkan tulisan atau karya bermutu. Itulah hal urgen yang sangat perlu dikembangkan, termasuk oleh para sastrawan di Kalimantan Selatan,” ucap pria kelahiran 1959 itu.

BACA JUGA : Rekam Profil Sastrawan Lokal Periode 1930-2020, Micky Hidayat Rilis Buku Leksikon Penyair Kalsel

Menurutnya, ada atau tidak ada suatu penghargaan sastra, anugerah sastra, hadiah sastra, atau apa pun istilahnya, tidaklah menjadi masalah.

“Yang terpenting adalah bagaimana seorang sastrawan tetap konsisten berkarya dan orang lain bisa membaca serta mengapresiasi hasil karyanya.

Penghargaan adalah suatu hal lumrah dalam dunia sastra dan kepenulisan. Ia merupakan bentuk apresiasi kepada seorang sastrawan. Sebaiknya sastrawan tetap fokus menjaga kreativitas dan kualitas karyanya.”

BACA JUGA : Amuk Meratus Micky Hidayat, Agus Suseno Suarakan Nelangsanya Loksado

Dalam konteks ini, Micky menegaskan yang lebih penting adalah bagaimana agar masyarakat atau publik pembaca bisa lebih luas mengapresiasi karya sastra.

“Sebab karya sastra sebagai hasil proses kreatif adalah media komunikasi antara sastrawan dengan pembaca,” imbuhnya.

Kesimpulannya, Micky menyebut penghargaan sastra bukanlah satu-satunya parameter, legitimasi, pengakuan, stigma kehebatan seorang sastrawan.

“Penghargaan sejati bagi seorang sastrawan adalah apabila karya-karyanya bisa bermanfaat dan mendapatkan apresiasi bagi para pembacanya,” pungkas Micky.(jejakrekam)

Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.