Perkaya Khazanah Paribasa Banjar, Buku Karya Sastrawan Banua; YS Agus Suseno Terbit

0

BUDAYAWAN sekaligus sastrawan kawakan Banua, YS Agus Suseno akhirnya melahirkan karya buku perdananya berjudul Baruh Urang Dikaruni, Baru Saurang Taung (2023).

BUKU ini merupakan kumpulan paribasa (peribahasa) Banjar bertajuk Kambang Rampai Kisah Paribasa Banjar, termuat dalam 300 halaman lebih. Dalam arti bahasa Indonesia, baruh bisa diartikan ‘rawa’ daerah berair yang monoton seperti sawah atau persawahan. Sedangkan, taung berarti sawah yang terbengkalai atau tidak tergarap.

Buku karya YS Agus Suseno yang juga seorang editor, penulis prosa, puisi atau syair dalam bahasa Banjar ini sudah dikenal seantero jagat dunia sastra dan budaya Kalimantan Selatan.

Gelar sesama seniman dan budayawan yang disematkan kepada sosok YS Agus Suseno sendiri adalah Datu Tamur (Tadung Mura), karena sikap vokal dan kekritisan dalam menyikapi sebuah keadaan sosial, ekonomi hingga politik kemasyarakatan di Banua.

BACA : Hadirkan YS Agus Suseno, Poliban Banjarmasin Angkat Revitalisasi Seni Tradisi Bapandung

Buku karya YS Agus Suseno ini diterbitkan oleh Tahura Media lengkap dengan nomor ISBN merupakan rangkuman dari berbagai tulisan baik di laman facebook, media massa dan lainnya yang dikumpulkan sejak 2014-2019.

Buku Paribasa Banjar karya YS Agus Suseno tentu melengkapi khazanah bahasa daerah. Sebab, karya bertema peribahasa Banjar juga pernah dibukukan seperti Paribasa Urang Banjar; Peribahasa dan Penjelasannya dalam Bahasa Banjar oleh HM Syamsiar Seman diterbitkan pada 2010 oleh Lembaga Pengkajian dan Pelestarian Budaya Banjar Kalimantan Selatan.

BACA JUGA : Ingin Dikenang Baik, YS Agus Suseno Bikin Puisi untuk Gubernur Kalimantan Selatan

Buku lainnya juga ditulis oleh Ahmad Makkie dan Syamsiar Seman berjudul Peribahasa dan Ungkapan Tradisional Bahasa Banjar, terbitan Dewan Kesenian Daerah Kalsel dan Himpunan Kerukunan Keluarga Besar Murakata Kalsel, 2006.

Ada pula, buku 1001 Peribahasa Banjar Pilihan yang dirangkum dan ditulis oleh Aliansyah Jumbawuya, terbitan Penakita Publisher pada 2018.

Lebih lawas lagi tentu ada Kamus Bahasa Banjar-Indonesia disusun guru besar bahasa FKIP ULM; Prof Abdul Djebar Hapip pada 1977 terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

BACA JUGA : Nelangsa Sungai Amandit yang Keruh dalam Bait Puisi Budayawan Agus Suseno

Kepada jejakrekam.com, Selasa (18/7/2023) saat berada di Kampung Buku (Kambuk) Banjarmasin, YS Agus Suseno bercerita cukup lama dirinya mengumpulkan naskah peribahasa Banjar untuk dibukukan, termasuk saat dirinya tampil di acara budaya TVRI Kalsel, facebook dan lainnya.

“Sebab, peribahasa Banjar itu muncul bukan tiba-tiba, tapi ada kisah di baliknya. Ya, istilah asbabun nuzul kalau dalam ayat suci Alquran. Makanya, dalam buku itu dijelaskan lewat kisah yang semoga bisa menginspirasi dan bisa mengambil pelajaran berharga bagi kehidupan kita,” tutur YS Agus Suseno.

Penyair yang dilahirkan di Banjarmasin pada 23 Agustus 1964 ini juga dikenal sebagai ‘maestro’ Mamanda, Bajapin dan lainnya ternyata cukup lama menjadi editor buku.

BACA JUGA : Amuk Meratus Micky Hidayat, Agus Suseno Suarakan Nelangsanya Loksado

“Ya, puluhan buku orang yang saya jadi editornya. Kalau tak salah lebih dari 30 buku. Makanya, mumpung ada waktu, saya bikin buku peribahasa Banjar. Insya Allah, jika umur panjang, akan menyusul lagi beberapa buku yang full berbahasa Indonesia, manuskrip puisi dan lainnya. Sedangkan, buku peribahasa Banjar memang full dalam setiap halamam berbahasa Banjar sebagai bahasa ibu Urang Banua,” tegas Agus Suseno.

Karya sang sastrawan ini baik berupa puisi, cerpen dan esai diterbitkan banyak media massa seperti Dinamika Berita, Media Masyarakat, Banjarmasin Post, Merdeka, Berita Buana, Suara Karya, Kompas dan lainnya. Di era digital juga menyebar di beberapa media siber di Kalimantan Selatan.

BACA JUGA : Di Bawah Langit Beku: Mimpi Lama Penyair Agus Suseno

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin Hajriansyah menilai sosok YS Agus Suseno merupakan mahaguru bahasa Banjar.

“Tentu jika bicara kepakaran bahasa Banjar, tentu sekarang tertuju kepada Bang Agus (maksudnya Agus Suseno). Nah, buku yang dihasilkan ini merupakan media pembelajaran bagi generasi hari ini yang makin jauh dari tradisi lokalnya,” kata Hajriansyah.

Dia menjelaskan dalam buku itu mengangkat setting cerita dalam kisah-kisah yang lazimnya hidup dalam budaya tradisional dan keseharian masyarakat Banjar tempo dulu, hingga kini sebagian masih hidup di daerah pinggiran.

BACA JUGA : Mendaraskan Kembali Sastra Banjar, 5 Sastrawan Ungkap Kegelisahan dalam Bait Puisi

“Warung, sungai, dan persoalan-persoalan aktual masyarakat dihadirkan agar kita dapat menyelami kembali apa dan bagaimana budaya Banjar itu dengan segala petatah-petitih dan pesan moralnya,” komentar owner Kambuk Bannjarmasin ini.

BACA JUGA : Mengenang Ajamuddin Tifani, Sosok Penyair Berjasa bagi Seniman Kalsel

Dus, Hajriansyah menegaskan buku karya YS Agus Suseno ini sangat berguna khususnya bagi Urang Banjar sendiri dalam mengetahui siapa yang saja ingin mengenal dan mempelajari budaya Banjar.

Buku karya YS Agus Suseno pun kini dijual seharga Rp 100 ribu. Bagi yang berminat silakan datang ke Kambuk Banjarmasin atau nomor kontak person yang telah disiapkan.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.