Ingin Dikenang Baik, YS Agus Suseno Bikin Puisi untuk Gubernur Kalimantan Selatan

0

BUDAYAWAN dan Sastrawan kawakan Banua, YS Agus Suseno melayangkan surat kepada Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor.

SURAT terbuka yang dimuat dari bait-bait puisi ini sang Datu Tadung Mura-julukan bagi Agus Suseno ini ditujukan kepada Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang mengingatkan untuk berbuat baik kepada rakyat.

“Jika ingin dikenang baik, inilah saatnya kau berbuat baik. Merakyat bukan harus dekat dengan rakyat, tapi punya kebijakan tepat untuk melaksanakan amanat penderita rakyat,” kata Agus Suseno dalam bait awal puisinya yang dibaca di Kampung Buku Banjarmasin dalam video berdurasi 02.50 menit yang beredar di media sosial (medsos) dikutip jejakrekam.com, Jumat (17/12/2021).

Menurut Agus, saat ini Bumi Antasari tengah sengsara, sehingga bukan saatnya lagi berleha-leha. Jangan makan minum di warung, dangdutan bersama.

“Rakyat jelata menderita. Yang bukan karyawan atau pegawai negeri, yang tinggal di rumah pun makan gaji. Petani, buruh, nelayan, tukang parkir, kuli pasar dan pelabuhan, paman pentol, pemulung, penjual jasa dan mainan. Mereka juga perlu makan,” ucap Agus Suseno.

BACA : Puisi Dua Pejuang Kalimantan Berbeda Jalan; Hassan Basry-Ibnu Hadjar

Mantan Ketua Sanggar Lawang ini mengatakan saat banjir melanda Provinsi Kalimantan Selatan, ketika tak ada penghasilan, lantas apa yang mereka makan?

“Kau mungkin berkata, enaknya makan apa? Rakyat jelata sebaliknya, adakah nanti yang dimakan? Itulah kenyataan,” ujar Agus Suseno.

Dia pun menyarankan agar Gubernur Kalsel membuat kebijakan yang berpihak kepada warga Banua. Ini karena rakyat memilih kepala daerah untuk jabatan itu.

“Jika hanya menunggu instruksi pemerintah pusat, makin banyak wargamu yang sekarat. Meski tak terpapar virus Corona, wargamu di Antasari akan mati merana. Banjir di mana-mana, bukan akibat curah hujan daerah aliran semata,” ucapnya.

BACA JUGA : Nelangsa Sungai Amandit yang Keruh dalam Bait Puisi Budayawan Agus Suseno

Menurut Agus Suseno, justru akibat kerusakan ekosistem yang luar biasa (di Kalsel). Dampak dari perkebunan sawit dan pertambangan batubara. “Kalau ingin dikenang baik. Inilah saatnya!” tegasnya.

Kepada jejakrekam.com, Agus Suseno bercerita kerap membacakan puisi berjudul Dimanakah Kau Ibnu Hadjar? dalam berbagai kesempatan. Bait puisi berisi kritikan sosial itu sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Kalsel yang justru ‘dikuasai’ orang dari luar, bukan dinikmati anak cucu para perjuang yang berjuang memerdekakan Banua.

Menurut Agus Suseno, kondisi yang dialami masyarakat Kalsel dengan berbagai bencana bertubi-tubi khususnya banjir dan longsor adalah bagian sebuah kebijakan yang salah.

BACA JUGA : Amuk Meratus Micky Hidayat, Agus Suseno Suarakan Nelangsanya Loksado

“Inilah mengapa pemimpin Banua ini harus punya semangat seperti Ibnu Hadjar. Walau dianggap sebagai pemberontak oleh pemerintahan Soekarno, tapi apa yang diperjuangkan Ibnu Hadjar merupakan amanat dari penderitaan rakyat Banua,” tuturnya.

Dalam tradisi kultur Banjar, Agus Suseno mengungkap ada istilah ‘mahuluakan’ atau memberi contoh dengan berada di garda terdepan, terutama saat bencana terjadi, sehingga sosok pemimpin daerah itu benar-benar dirasakan ada manfaatnya.

“Mahuluakan itu sangat penting, karena pemimpin menjadi contoh teladan bagi masyarakat. Jika pemimpin tidak memberi contoh baik, lantas siapa yang lagi yang akan mereka panuti,” pungkas Agus Suseno.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.