Nelangsa Sungai Amandit yang Keruh dalam Bait Puisi Budayawan Agus Suseno

0

BUDAYAWAN Banjar, YS Agus Suseno bersuara kritis atas kondisi nelangsanya sungai yang ada di Kalimantan Selatan. Keruh, dan diduga tercemar menjadi keniscayaan yang kini telah mendera.

DALAM puisinya berjudul Sungai yang Sedih, diposting pada 21 Februari 2021, YS Agus Suseno mengungkapkan perasaannya dalam bait-bait puisi berisi kesedihan, bahkan dengan bahasa metafora soal sungai yang terluka, layaknya seorang manusia.

“Kau kira sungai tak luka, kau tak tahu, sungai juga pilu, buka luka berdarah tapi juga sejarah, andai kelak ajal tiba, sungai tinggal nama,” begitu YS Agus Suseno dalam bait puisinya dikutip jejakrekam.com, Sabtu (6/3/2021).

Puisi lainnya berjudul Sungai, Rakit Bambu, Sampan Kayu, seniman kawakan Banua ini juga menyentil banyak sungai yang sudah tercemar, seperti warna air Sungai Tabalong, Nagara, Batang Alai, Amandit, Martapura, Barito, dan Sungai Kuin yang seperti air lumpur jalin-menjalin.

Keprihatinan Agus Suseno merupakan bagian kegetiran warga Kalsel atas kondisi sungai yang ada di Banua. Bahkan, aktivis lingkungan pun sudah menyuarakan hal itu. Khusus Sungai Amandit yang kini keruh, dikeluhkan warga yang berada di bantaran sungai dan para pencari ikan. Padahal, sungai itu sangat vital bagi warga HSS, khususnya Kandangan dan sekitarnya.

BACA : Sungai Amandit Tercemar Tambang, Walhi Sesalkan Pemkab HSS Seakan Lepas Tangan

Apa tanggapan Pemkab HSS? Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten HSS, Ronaldy Prana Putra menyebut ada beberapa faktor menyebabkan Sungai Amandit menjadi keruh. Salah satunya, faktor alam akibat tanah longsol yagn cukup tebal yang menumpuk di anak sungai yang mengalir ke Sungai Amandit.

“Beberapa waktu lalu, keruhnya Sungai Amandit disebabkan longsor yang terjadi di beberapa titik di sekitar jalan menuju Loksado‎. Tanah yang longsor tersebut, jika terjadi hujah yang cukup deras, maka longsorannya mengalir ke Sungai Amandit, sehingga menjadi keruh. Jadi Sungai Amandit keruh diperangaruhi akibat longsoran tanah. Jika hujan terjadi longsoran mengalir ke Sungai Amandit,”  papar Ronaldy, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA : Lanting Kian Menghilang, Pelanggan Bambu di Sungai Martapura Makin Berkurang

Selain itu, ia mengakui adanya  bekas disposal tambang liar yang masih menumpuk di sepanjang Sungai Amandit, dan galian C dan tambang yang saat ini juga masih berproses akhir untuk penanganan kekeruhan Sungai Amandit. Hal ini juga turut memicu keruhnya Sungai Amandit yang dulunya bening.

Menurut dia, keruhnya Sungai Amandit juga akibat longsoran tanah yang membuat Sungai Landuyan Haratai, Sungai Malaris dan Sungai Tahuni menjadi keruh yang mengalir ke Sungai Amandit.(jejakrekam)

Penulis Al Firman/Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.