Bertahan di Tengah Menjamurnya Jasa Laundry, Diana Tetap Setia dengan Setrika Arang di Pasar Kasbah

0

BISNIS cuci pakaian (laundry) telah menjamur di Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Imbasnya cukup terasa bagi pelaku binatu atau penatu. Salah satunya, jasa setrika arang.

IDENTITAS pelaku usaha berskala mikro ini terlihat dari alat gosokan atau setrika dari besi bermotif ayam jago. Untuk pemanas, tak menggunakan setrum listrik, tapi arang kayu alaban atau tempurung kelapa, karena diyakini daya panasnya bisa bertahan lama.

Tukang gosok setrika arang yang masih bertahan, salah satunya adalah Diana. Dia menawarkan jasa untuk merapikan pakaian dengan alat gosokan khasnya di kios sederhana, Pasar Kasbah, Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin.

Di kawasan pasar pakaian dan barang bekas di pusat kota, Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin ini, Diana masih setia dengan gosokan ayamnya.

“Alhamdulillah, dari jasa gosokan arang ini bisa bawa uang ratusan ribu per hari. Ya, ada saja para pelanggan yang datang ke kios saya,” ucap Diana kepada jejakrekam.com, Senin (20/2/2023).

BACA : Berjibaku Melawan Waktu, Riwayat Kini Pasar Kasbah di Sentra Antasari

Ibu yang kini menginjak usia 52 tahun ini mengungkapkan para peminat jasa setrika arang bisa bisa dihitung jari. Ini karena, banyak warga memilih jasa laundry yang lebih praktis.

“Ya, paling banter sehari itu ada satu atau tiga orang yang meminta jasa gosokan arang. Dari kerapian, jelas setrika arang ini jauh lebih bagus dibandingkan setrika listrik,” kata perempuan yang tinggal di Pekapuran, Banjarmasin ini.

Sebagai single parent usai ditinggal sang suami 20 tahun silam, Diana tak mau menyerah dalam mengarungi hidup. Menurut Diana, dari jasa setrika arang ini dirinya bisa membawa uang agar dapur masih mengepul. Untuk jasa setrika arang, Diana hanya mematok ongkos murah berkisar Rp 5 ribu atau Rp 4 ribu per potong pakaian baik baju atau celana.

BACA JUGA : Sepenggal Cerita Gang Penatu yang Masih Tersisa

“Agak mahal itu, setrik setelan jasa bisa Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu. Ya, karena relatif sulit dibanding baju atau celana, karena ada lipatan yang harus disetrika. Tapi harus ekstra hati-hati, agak arang yang membara itu tidak sampai kena setelan jas, bisa diminta ganti rugi oleh pelanggan,” tutur Diana.

Untungnya, Diana punya pelanggan khusus, khususnya dari para tukang jahit atau penjahit, terkhusus di kawasan Pasar Sentra Antasari dan sekitarnya.

“Biasanya, jika jahitan sudah selesai dikerjakan oleh penjahit, urusan untuk merapikan pakaian diserahkan kepada saya,” kata Diana.

BACA JUGA : Penatu dan Setrika Arang yang Sudah Jarang Dikenal

Selain itu, Diana mengatakan pelanggan lainnya adalah para pegawai negeri atau swasta. Bahkan, ada pula orderan datang dari Kuala Kapuas dan Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah yang puas dengan hasil gosokan Diana.

Dengan berat setrika hampir 8 kilogram itu, Diana pun sudah tak merasa terbebani lagi. Karena sudah terbiasa saban hari dengan gosokan jadul itu.

“Memang, jujur saja, penghasilan jasa gosokan arang ini jauh menurun tajam dibanding tahun-tahun yang lalu. Apalagi, di Banjarmasin dan sekitarnya sudah banyak tumbuh jasa laundry,” tutur Diana.

BACA JUGA : Deru Mesin Jahit Berputar Lagi Di Pasar Taman Sari, Jasa Setrika Arang Mati Suri Dihantam Bisnis Laundry

Andri, warga Kuala Kapuas, Kalteng mengaku jika datang ke Banjarmasin akan menyempatkan diri untuk memanfaatkan jasa gosokan arang di Pasar Kasbah.

“Saya sudah lama langganan dengan Ibu Diana. Sejak almarhum suami masih hidup dan diteruskan beliau. Biasanya, setelan jas yang sudah selesai dijahit oleh penjahit, langsung saya bawa ke sini. Jauh lebih rapi dibandingkan dengan setrika listrik,” kata Andri. (jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/02/20/bertahan-di-tengah-menjamurnya-jasa-laundry-diana-tetap-setia-dengan-setrika-arang-di-pasar-kasbah/
Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.