Rutin Gelar Diskusi Berbobot, Cara Forum Ambin Demokrasi Bangkitkan Kesadaran Politik Publik
JELANG Pemilihan Umum (Pemilu 2024) dengan even pemilihan anggota DPD, DPR (D) semua tingkatan berlanjut ke even pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, pendidikan politik dinilai penting untuk dikemukakan ke publik.
HAL ini dilakoni sejumlah pegiat Forum Ambin Demokrasi digawangi Noorhalis Majid, bersama sejumlah akademisi, tokoh masyarakat serta politisi dalam membuka memori sosial dan penyadaran politik.
Diskusi-diskusi kecil berbobot digelar Forum Ambin Demokrasi dalam membangkitkan kesadaran dan pendidikan politik kepada masayarakat, termasuk generasi milenial dan gen Z.
“Dalam Forum Ambin Demokrasi yang kami bangun, tidak memandang latar belakang parpol. Sebab, paradigma dan cara berpikir kritis dan menggunakan nalar patut dikedepankan. Sebab, politik memang jalan untuk merebut kekuasaan, namun ada etika dan martabat yang harus dijaga,” ucap Noorhalis Majid kepada jejakrekam.com, Rabu (13/12/2023).
BACA : Ada 2 Komisioner Perempuan di KPU Kalsel Terpilih, Forum Ambin Demokrasi Curiga Ada Orang Titipan
Tak hanya diskusi di Rumah Alam Sungai Andai, mantan Ketua KPU Kota Banjarmasin ini mengatakan forum yang dibentuk sejumlah akademisi, pegiat demokrasi, politisi serta aktivis ini menghadirkan semua pemikiran dan solusi dalam menjaga demokrasi agar sejalan dengan ruh perjuangan Reformasi 98. Bahkan, Forum Ambin Demokrasi juga rutin melakoni road show ke berbagai daerah di Kalimantan Selatan dalam membangun kesadaran dan melek politik tersebut, baik dari kafe ke kafe maupun fasilitas publik lainnya.
BACA JUGA : Perang Narasi Dan Mimpi Pemilu Cerdas Berintegritas Dikupas Forum Ambin Demokrasi
“Jangan sampai ada istilah demokrasi dibajak oleh kelompok tertentu atau oligarki. Termasuk, di Kalimantan Selatan yang telah berubah cara pandang. Dulu, untuk maju menjadi calon kepala daerah seharusnya sowan atau meminta restu ke para ulama yang menjadi karakteristik masyarakat Banua, justru sekarang terbalik malah mengharap restu para pemilik modal, atau istilahnya oligarki,” kata mantan Kepala Perwakilan Ombudsman Kalimantan Selatan ini.
Menurut Majid, masih banyak tokoh bertalenta dan layak untuk diusung baik sebagai calon legislatif maupun pemimpin daerah ke depan untuk menakhodai Banua.
BACA JUGA : Forum Ambin Demokrasi Ditantang Sebut Nama Calon Komisioner KPU Kalsel Bermasalah
“Inilah penting mengapa jalan diskusi kami tempuh sebagai pergerakan. Dengan media ini, semoga bisa membuka wawasan dan penyadaran akan pentingnya menjaga demokrasi di Banua,” kata Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin ini.
Dia menyebut sejak tahapan Pemilu 2024, Forum Ambin Demokrasi sudah hadir memberi kritikan sosial, fakta dan data hingga solusi sebagai bagian dari partisipasi publik dalam mengawal pesta demokrasi.
“Mengapa hal ini penting. Sebab, demokrasi yang punya marwah dan martabat itu jangan sampai justru dikuasai segelintir orang. Akhirnya, justru masyarakat yang merasakan dampak negatifnya,” ucap Majid.
BACA JUGA : Melek Politik Generasi Milenial, Ambin Demokrasi Dan BEM Gelar Dialog
Selain menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, Majid mengatakan Forum Ambin Demokrasi juga ingin memberi sumbangsih berarti bagi perjalanan politik dan demokrasi Kalimantan Selatan akan lebih berkualitas, terutama pada pemilu yang substantif, bukan pemilu prosedural.
Lewat gerakan Forum Ambin Demokrasi ini, Majid berharap akan bisa melahirkan sosok pemimpin berkarakter dan memahami karakteristik masyarakat Kalsel yang dikenal dengan sisi humanis dan religiusitasnya.
BACA JUGA : Demokrasi Dalam Angka Dan Realita, Menelusuri Pendidikan Dan Kader Politik Yang Rendah
“Bukan hanya Pemilu 2024 di dalamnya ada pemilihan wakil rakyat dan calon presiden, namun even pilkada serentak pada 2024 mendatang merupakan momentum penting bagi masyarakat Banua dalam menyaring dan memilih pemimpin yang ideal. Ini salah satu tujuan dari gerakan Forum Ambin Demokrasi,” pungkas Majid.(jejakrekam)