Kadar Oksigen Larut Rendah, Ribuan Ikan Keramba di Desa Awang Bangkal Dilaporkan Mati Massal
RIBUAN ekor ikan pada jaring apung (keramba) yang memanfaatkan aliran Sungai Besar Karang Intan dilaporkan mengalami kematian massal.
KEJADIAN ini dirasakan sejumlah petambak ikan keramba diDesa Awang Bangkal Timur dan Awang Bangkal Barat, Kecamatan Karang Intani, Rabu (13/12/2023).
Kepala Desa (Kades) Awang Bangkal Barat Pajrul Rifani mengatakan pihaknya sudah melaporkan kematian massal ikan dalam keramba dan berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar.
“Petugas dari DKPP Kabupaten Banjar sudah datang ke lokasi. Mereka mengambil sampel air untuk diuji ke laboratorium. Kami menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium,” ucap Pembakal Pajrul Rifani kepada awak media.
BACA : Belasan Ton Ikan Keramba di Desa Mali-Mali Mati Massal, DKPP Banjar Sebut Kadar Oksigen Air Menurun
Dia menyebut total ikan yang mati diperkirakan lebih dari 1 ton dalam keramba. Hal itu dihitung berdasar jumlah ikan mati yang sudah dibersihkan oleh para petani ikan.
Salah satu petambak ikan keramba Maksudi mengatakan kejadian matinya ikan dalam keramba itu sudah berlangsung dua hari ini.
“Sebelumnya ikan pada minggu kemarin sudah mulai kelihatan. Namun, karena adanya hujan lebat pada hari Kamis, akhirnya terselamatkan. Bahkan, pada Senin (11/12/2023), sudah gejala dan berikutnya pada Selasa (12/12/2023) dan hari ini ikan-ikan sudah mati,” kata Maksudi.
BACA JUGA : Puluhan Ton Ikan Mati Mendadak di Karang Intan, Ini Dugaan Penyebabnya
Menurut dia, dalam satu keramba apung ikan bernilai sekira Rp 25 juta. Ini belum termasuk, pakan ikan yang mahal mencapai Rp 300 ribu per karung, sehingga dikalikan 60 karung plus bibit ikan, sehingga total kerugian bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta.
“Kalau perkiraan kami, satu petambak punya empat keramba, berarti total kerugian mencapai Rp 100 juta. Bisa dikalikan berapa ratusan keramba yang ada di sepanjang Sungai Besar Karang Intan,” kata Maksudi.
Dia menceritakan kadar oksigen di aliran Sungai Besar Karang Intan yang berhulu ke Riam Kanan sudah berada di angka 0,8 mg/l. Dengan kondisi itu, kandungan oksigen larut (dissolved oxygen/DO) tergolong rendah.
BACA JUGA : Aneh, Jaringan Pipa di Atas Sungai A Yani, Rosehan : Seperti Sengaja Matikan Sungai!
“Tadi dari pihak DKPP Kabupaten Banjar sudah melakukan pengecekan kadar oksigen hanya 0,8 mg/l. Sedangkan, untuk PH air masih normal. Sehingga, kemungkinan ikan dalam keramba mengalami kematian akan terjadi lagi,” papar Maksudi.
Dia mengatakan dirinya bersama petani ikan keramba lainnya sudah memohon kepada pihak Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Aranio melalui Babinsa dan pihak desa agar sedikit dibuka sehingga oksigen meningkat dengan adanya air mengalir sehingga memicu sirkulasi udara di aliran sungai.(jejakrekam)