Khawatir Dikomersilkan, Data 3 Juta Pemilih Pemilu 2024 di KPU Kalsel Ikut Dibobol

0

DUGAAN bocornya 204 juta data pemilih Pemilu 2024 usai dibobol hacker, diyakini juga merambah data pemilih Kalimantan Selatan yang hanya 3 juta orang.

PAKAR IT Politeknik Hasnur, Akhmad Fakhrizal Harudiansyah mengungkapkan kebocoran data pemilih itu berasal dari database KPU RI, terutama data pemilih yang diduga akan diperjualbelikan oleh sang hacker untuk keperluan komersialisasi atau politik jelang Pemilu 2024.

“Kalau data pemilih sebanyak 204 juta dari website atau database KPU RI, apalagi data pemilih yang hanya 3 juta orang di KPU Kalsel juga ikut dibobol hacker,” ucap Akhmad Fakhrizal Harudiansyah kepada jejakrekam.com, Jumat (7/12/2023).

Menurut Ichal, sapaan akrab dosen muda ini, kebocoran data pemilih itu hampir mendekati atau 100 persen dengan database KPU RI, pun termasuk data di KPU Kalsel.

“Sebab, pola penyimpanan dari data dari daerah ke pusat, sehingga saat kami mengecek persis jumlah data 204 juta pemilih hampir sama sama dengan data yang dibobol oleh hacker,” kata Ichal.

BACA : Terdata 58,38 Persen, Pemilih Milenial dan Generasi Z Dominasi DPT Pemilu 2024 Kalsel

Akademisi teknik informatika dan programming Politeknik Hasnur ini mengatakan kemungkinan besar data pemilih itu akan dijual sang pembobol. Sebab, ada beberapa data pemilih Pemilu 2024 yang berada di luar negeri, lengkap dengan nomor paspor serta identitas diri sang pemilih.

“Cara hacker atau peretas ini dalam mengolah data sangat berbahaya. Bisa saja nanti data pemilih itu dipakai untuk data pinjaman online (pinjol) dengan menggunakan data orang lain,” kata Ichal.

Pakar IT Politeknik Hasnur, Akhmad Fakhrizal Harudiansyah. (Foto Dokumentasi Pribadi)

——–

Dari segi teknik IT, Ichal mengakui sebenarnya para programmer serta teknisi IT yang dipekerjakan KPU RI sudah mumpuni, terutama dalam menjaga keamanan data.

BACA JUGA : Surat Suara DPD RI dan Pilpres 2024 Rampung Dicetak, Ini Jatah 13 Kabupaten/Kota di Kalsel

“Sebab, mereka punya tim andal yang bisa mengantisipasi serangan siber. Jelas, dari segi keandalan IT, sebenarnya tim siber KPU RI sangat berkelas, karena tiap tahun meng-upgrade. Namun, dari analisis kami, justru yang dibobol hacker itu pada subdomain berisi aplikasi berbasis website,” kata magister teknologi informatika lulusan ITS Surabaya ini.

Menurut Ichal, dari hasil pengecekan scanning dari data pemilih yang dibobol dari KPU RI, ternyata IP address sang hacker sudah diketahui. Hanya saja, Ichal menilai sang pembobol ternyata masih canggih dibanding tim IT dari KPU RI.

“Dari rekam jejak sang pembobol atau hacker ini sepertinya sudah berpengalaman. Sebab, hacker ini bukan dari dalam negeri (Indonesia) namun berasal dari luar negeri,” kata Ichal.

BACA JUGA : Silon KPU Kini Tak Bisa Diakses, Parpol Tak Boleh Seenaknya Gonta-Ganti Bacaleg Pemilu 2024

Terbukti, menurut dia, beberapa situs pemerintah telah diretas atau dibobol para hacker yang berasal dari luar negeri. Bahkan, ada pula hacker dalam negeri yang telah mahir dalam seni menyamarkan diri.

“Dalam istilah IT, hacker ini sudah mengekploitasi data yang sensitif atau brick. Apalagi, hanya sekadar data pemilih di KPU Kalimantan Selatan. Memang, ada beberapa dari sampel data dibobol itu, para pemilih kelahiran Kalsel seperti Banjarmasin, Martapura dan lainnya namun berdomisili atau tinggal di Riau, Jakarta, dan lainnya yang diduplikasi oleh hacker. Entah, apakah data duplikat pemilih 500 ribu di Kalsel atau kelahiran Kalsel ini akan dikomersilkan, bisa jadi itu akan terjadi,” tutur Ichal.

BACA JUGA : Terjadi Kendala Pada Silon, KPU RI Perpanjang Masa Pencermatan Rancangan DCT

Dia mengingatkan agar KPU RI, khususnya KPU Kalsel bisa menjaga keamanan data pemilih sesuai amanat UU Nomor 27 tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi, karena data yang dibobol bisa saja nanti disalahgunakan oleh hacker atau pihak lain untuk keperluan komersilisasi.

Sementara itu, Anggota KPU Provinsi Kalsel, Muhammad Fahmi Failasopa tak memungkiri jika data pemilih Kalsel hanya 3 juta turut dibobol karena termasuk dari 204 juta data pemilih yang ikut diretas di KPU RI.

“Kalau membaca pada pemberitaan di media massa, seperti kebocoran itu terpusat di KPU RI. Data itu memang berasal dari seluruh satuan kerja (satker) provinsi, termasuk di KPU Kalsel,” ucap Fahmi.

BACA JUGA : Eks Ketua Timsel Bawaslu Kabupaten/Kota Berkilah Nama Masbukhin Tak Terdeteksi di Sipol

Mantan anggota Bawaslu Kabupaten Tabalong ini mengatakan hingga kini, KPU Kalsel belum mendapat petunjuk terkait bobolnya data pemilih dari KPU RI dalam menyikapi atau mesti yang dilakukan ke depan.

“Kalau pimpinan KPU RI sudah membuat pelaporan ke Mabes Polri melalui Tim Cyber Polri. Apalagi data yang bocor sebanyak 204 juta, adalah data pemilih yang telah ditetapkan oleh KPU RI secara nasional. Jadi, data pemilih di Kalsel kemungkinan ikut bocor sangat terbuka,” kata Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kalsel ini.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.