Terdata 58,38 Persen, Pemilih Milenial dan Generasi Z Dominasi DPT Pemilu 2024 Kalsel

0

KPU Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan 3.025.220 pemilik suara masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024, terdiri dari 1.512.186 laki-laki berbanding dengan 1.513.034 perempuan yang lebih besar.

PARA pemilih ini akan diakomodir hak pilihnya pada 13.584 tempat pemungutan suara (TPS) tersebar di 13 kabupaten/kota se-Kalsel. Terbanyak berada di Kota Banjarmasin tersedia 1.940 TPS, dan paling sedikit 429 TPS di Kabupaten Balangan.

Dari keseluruhan TPS itu, terbagi lagi dalam 256.553 TPS reguler dan 282 TPS khusus dengan persentase mengakomodir hak pilih; 99,89 persen berbanding 0,11 persen.

Menariknya lagi, dari data KPU Kalsel ini menyebut terdapat 21.673 pemilih disabilitas atau 0.72 persen dari total DPT Pemilu 2024, mencakup penyandang disabilitas fisik (0,32 persen) atau 9.687 orang, disabilitas intelektual (0,18 persen) atau 5.406 orang, disabilitas mental terdapat 1.186 (0,04 persen), disabilitas sensorik wicara 2.645 (0.09 persen), disabilitas sensorik rungu 1.949 orang (0,09 persen), disabilitas sensorik rungu terdata 1.949 orang atau 0,06 persen dan terakhir penyandang disabilitas sensorik netra tercatat 800 orang atau 0,03 persen.

BACA : KPU Kalsel Tetapkan DPT Pemilu 2024 Sebanyak 3 Juta Pemilih

Masih dari data KPU Kalsel, pemilih Pemilu 2024 berdasar usia dibagi dalam lima generasi, yakni Pre-boomer kelahiran <1945, Babby Boomer 1949-1964, Gen X 1965-1980, Milenial kelahiran 1981-1996 dan Gen Z kelahiran 1997 >.

Ternyata, dari data KPU Kalsel mencatat bahwa dari total pemilih 3.025.220 jiwa itu, generasi milenial terbanyak pertama tercatat ada 1.054.334 orang atau 34,85 persen. Disusul, generasi X terdata 870.071 jiwa atau 28,76 persen.

Di tataran pemilih terbanyak ketiga adalah generasi Z mencapai 711.955 atau 23,53 persen, dan generasi baby boomer hanya 357.515 orang atau 11,82 persen, dan terakhir generasi pre-boomer di angka 31.345 orang atau 1,04 persen.

BACA JUGA : HMI Banjarmasin Ajak Generasi Milenial Berani Lapor Indikasi Politik Uang ke Bawaslu

Pegiat demokrasi dari Forum Ambin Demokrasi, Noorhalis Majid mengaku tertarik dengan data pembagian pemilih berdasar usia atau generasi tahun lahir oleh KPU Kalsel.

Data Pemilih Disabilitas dan Generasi berdasar Tahun Kelahiran dari KPU Kalsel. (Foto FB KPU Kalsel)

———-

“Sebab, hal itu dapat diolah kembali menjadi bahan yang sangat penting dalam menentukan strategi kampanye, dan bahkan pemetaan kantong-kantong suara berdasarkan isu, sehingga menjadi perhatian pada kelompok pemilih dimaksud,” ucap Noorhalis Majid kepada jejakrekam.com, Sabtu (1/7/2023).

Mantan Ketua KPU Kota Banjarmasin ini mengungkapkan dalam data itu tampak jika generasi milenial merupakan ceruk terbesar pemilih di Kalsel mencapai 34,85 persen.

BACA JUGA : Jaga Pemilu yang Aman dan Damai, Ketua KPU Kalsel Ajak Milenial Gunakan Hak Pilih

“Belum lagi kalau ditambah generasi gen Z yang lahir setelahnya, yaitu 1997 lebih, jumlahnya 23,53 persen. Total pemilih dari kedua generasi tersebut menjadi 58,38 persen,” papar Majid.

Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin ini menegaskan angka tersebut boleh dibilang mendominasi dari total pemilih keseluruhan di Kalsel.

“Hal memberi gambaran bahwa kita semakin mendekati puncak dari bonus demografi, dim ana generasi muda lebih banyak dari generasi tua, dan memberi pengaruh dalam semua aspek kehidupan,” ujarnya.

Masih kata Majid, jika soal pilihan, perhatian dan gaya hidup dari kedua generasi tersebut, jelas menginspirasi generasi di atasnya, pasti dampaknya akan lebih besar.

BACA JUGA : Kalsel Kokohkan Kesatuan Generasi Milenial Menuju Pemilu 2024 yang Cerdas

“Hal ini harus menjadi perhatian dari parpol peserta Pemilu 2024 dan para calon legislatif (caleg) dalam mengemas soal dan isu yang jadi perhatian dari dua generasi itu, sehingga mereka bersimpatik,” ucapnya.

Dalam catatan Majid, tentu bukan hanya semata kemasan, namun sungguh-sungguh tertuang dalam visi, misi, isu strategis, dan program strategis, agar generasi tersebut terwadahi dalam isu-isu politik.

“Boleh jadi isu utamanya adalah lapangan pekerjaan. Siapa yang bisa mewujudkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, dan memberi harapan bagi masa depan, pasti akan diminati,” papar mantan Kepala Perwakilan Ombdusman Provinsi Kalsel ini.

BACA JUGA : PPP Bidik Suara Generasi Milenial, Syaifullah Tamliha : 60 Persen Belum Tentukan Pilihan Di Pemilu 2024

Hanya saja, menurut dia, yang tidak mudah dijawab, bentuk lapangan pekerjaan seperti apa yang dapat mewadahi generasi ini? Apalagi bila dihubungkan dengan kemajuan teknologi, krisis sumber daya alam dan perubahan iklim, arus demografi dan persaingan yang semakin terbuka, serta krisis ekonomi yang menghambat pertumbuhan. 

“Pasti tidak mudah merumuskannya, perlu diskusi panjang dengan melibatkan generasi dimaksud, agar partisipatif dan menjawab persoalan,” tandas Majid.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.