Bukan Hanya Susur Sungai, Hasil Kajian Ekspedisi Batang Banyu Direspons Rektor ULM

0

REKTOR Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Ahmad Alim Bachri resmi melepas rombongan Ekspedisi Batang Banyu di Dermaga Swisbell Hotel Banjarmasin, Jumat (1/9/2023).

EKSPEDISI susur sungai yang melintasi wilayah Kota Banjarmasin, Marabahan (Barito Kuala), Margasari (Kabupaten Tapin) dan Nagara (Hulu Sungai Selatan) diikuti puluhan peserta dari akademisi, aktivis lingkungan, jurnalis, mahasiswa, tokoh masyarakat serta aktivis sosial kemasyarakatan pada 1-2 September 2023.

Ketua Tim Ekspedisi Batang Banyu, Prof Dr H Muhammad Hadin Muhjad mengungkapkan ekspedisi ini dimaksudkan untuk merekam dan menapak tilas perjalanan tempo dulu hingga kekinian, demi memotret kondisi kekinian yang terjadi, terutama pemukiman warga di Sungai Barito hingga Sungai Nagara.

“Ekspedisi Batang Banyu ini juga mengingatkan bagi warga Banua bagaimana eksistensi kehidupan era Kerajaan Negara Daha yang kini disebut menjadi bubuhan Banjar Batang Banyu,” ucap guru besar Fakultas Hukum ULM ini.

BACA : 3 Hari Ekspedisi Batang Banyu Merekam Budaya Luhur Pemukim Bantaran Sungai di Kalsel

Menurut dia, dari perjalanan menyusuri sungai yang menelan waktu berhari-hari ini akan bisa menggambarkan kondisi lampau dan kondisi sekarang terhadap potret kehidupan warga khususnya yang bermukim di sepanjang Sungai Barito dan Sungai Nagara.

“Ke depan, tentu laporan ini akan dibuat dalam kajian akademisi. Kami juga akan mengabadikannya dalam sebuah buku yang berisi kajian sejarah, sosial ekonomi, kemasyarakatan, politik, penataan kawasan bahkan juga kearifan lokal yang meliputinya,” ucap Ketua STIH Sultan Adam ini.

Sementara itu, inisiator Komunitas Batang Banyu Dr Fahriannor mengungkapkan banyak hal yang bisa menggambarkan bagaimana kebudayaan sungai yang menjadi urat nadi kehidupan ini justru makin lama seakan dilupakan, padahal kearifan lokal Batang Banyu ini sangat mewarnai kebudayaan Banua hingga kini.

BACA JUGA : Konsep Batang Banyu yang Kian Berubah di Tengah Masyarakat Banjar

Menariknya, dalam ekspedisi Batang Banyu tampak pula mantan Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie, mantan Kepala Dinas Kimpraswil (PU) Provinsi Kalsel H Martinus, pakar tata kota ULM Akbar Rahman, pengamat kebijakan publik FISIP Uniska MAB, Dr Muhammad Uhaib As’ad, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Prof Ahmad Yunani serta pakar hukum konstruksi Dr Subhan Syarief ikut dalam rombongan.

Dalam sambutannya, Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri mengapresiasi Ekspedisi Batang Banyu sebagai sebuah perjalanan akademik dalam memperkaya dan menggali kembali kearifan lokal, khususnya masyarakat bantaran sungai.

BACA JUGA : Ngopi JRTV, Banjarmasin sebagai Kota Sungai: Masihkah Bisa Dipertahankan?

“Saya sebagai Rektor ULM tentu berdosa jika budaya Banjar dan Dayak ini justru terlupakan atau lenyap dari Bumi Kalimantan Selatan. Ini ada dosa besar bagi saya,” kata Ahmad Alim Bachri, dengan mengucap Basmalah, rombongan Ekspedisi Batang Banyu resmi dilepas.

Rombongan Ekspedisi Batang Banyu berfoto bersama sebelum menaiki kapal dagang di Dermaga Swibellhotel Borneo, Banjarmasin. (Foto Dokumentasi JR)

————–

Menurut dia, Ekspedisi Batang Banyu bisa nanti dilanjutkan lagi, bahkan bisa melibatkan civitas akademika ULM dalam ekspedisi berikutnya.

“Bisa saja nanti, ada 10 kapal yang beriringan untuk kembali melanjutkan Ekspedisi Batang Banyu dari semua fakultas yang ada di ULM. Sebab, ekspedisi semacam ini sangat penting dalam mengangkat kembali kebudayaan berbasis sungai. Sebab, sungai adalah kehidupan Banua yang tak boleh dilupakan,” kata Ahmad.

BACA JUGA : Daha Nagara Berpotensi Menjadi Kabupaten Baru

Menurut dia, lewat hasil kajian Ekspedisi Batang Banyu ini nantinya bisa akan diwujudkan dalam langkah konkret seperti membangun program studi Antropologi Budaya Daerah di ULM. Nantinya, para akademisi antropologi, sosiologi, kesenian, budaya, hingga bahasa bisa bergabung di dalamnya. Termasuk, para budayawan dan seniman pun bisa dilibatkan.

“Soal lokasinya bisa nanti di FISIP, karena Antropologi Budaya Daerah ini merupakan benteng pertahanan Banua dalam memertahankan budaya Banjar dan Dayak sebagai kekhasannya. Apalagi, Kalsel juga akan terdampak dengan adanya Ibukota Nusantara, sehingga ULM harus cepat merespons hal tersebut,” imbuh Ahmad Alim Bachri.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.