Urgensi Infaq Untuk Perkuatan Peran Umat Islam di Sektor Ekonomi & Politik (1)

0

Banyak di mereka beranggapan semua masih banyak yang baik ; kondisi saat ini lebih mending daripada masa lalu, dulu kita tak punya jalan raya, sulit sekolah, sulit mendapatkan layanan kesehatan, tak punya berbagai infrastruktur fisik.

Apalagi Ketika mereka membandingkan saat dijajah dan dikuasai para penjajah dengan kondisi saat ini. Bagi kebanyakan mereka ber asumsi bahwa kondisi saat ini baik-baik saja. Yaa, lebih banyak baiknya di bandingkan dengan masa lalu, ini alibi mereka.

BACA JUGA: Ngobrol Pinggiran di jrektv, Pendapat Subhan Syarief Soal Calap

Sejatinya bila dalam mencermati, dasarnya mereka sudah kehilangan kepekaan, kepedulian, bahkan nurani. Mereka tak mau berpikir cerdas, tak mau berhitung dan tak mampu melihat bagaimana kemungkinan kondisi masa depan, atau paling tidak membandingkan hal cadangan atau kondisi kekayaan SDA tempo dulu dibandingan dengan kondisi saat ini. Mereka tak pernah mau membayangkan bagaimana bila nanti sumber pendapatan negara melalui SDA sudah tak besar lagi.

Padahal ketika mereka di tanya atau di ajak adu argumentasi hal bagaimana besarnya hutang Indonesia, bagaimana dengan kondisi SDA dan kepemilikan aset Negara yang semakin menipis karena telah dikuasai Investor asing dan juga para konglomerat yang paling banyak bukan dari Rakyat Indonesia asli, dan bahkan hampir semuanya banyak berada di luar Indonesia berikut dengan simpanan dana dan aset berharga mereka ada di luar negeri.

Sayang, mereka sebagian para tokoh dan para ‘orang ‘pintar ini tetap berkilah dan mengatakan bahwa itu hal wajar dan sah-sah saja, karena itu hak setiap orang yang diatur undang-undang untuk berusaha di negeri ini. Itu katanya wajar saja karena bagian keuntungan dari usaha mereka, yaa, begitu banyak alasan dan alibi membenarkan hal tersebut. Ya, secara prinsip bila mengacu kepada perjalanan panjang yang sudah dilalui, maka memang sulit untuk berharap mereka mau dan mampu menjadi Pioneer dalam merubah kondisi umat.

BACA JUGA: Lebih Baik Fokus Banjarbakula, Subhan Syarief : Gugatan ke MK Bukti Perlawanan Rakyat Banjarmasin!

Dulu dikisaran tahun 2014, salah satu pakar migas A. Kurtubi pernah memperhitungkan bahwa nilai SDA Indonesia yang sudah dikelola, ternyata masih tersisa cadangan setara dengan nilai 200.000 Triliun. Ini belum termasuk sumber SDA baru yang belum ditemukan atau pun yang belum dikelola.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.