Identifikasi Forensik Korban Tenggelam

0

Oleh : Dyah Eka Kurniawati

BANYAK kasus yang dapat diidentifikasi oleh ahli forensik untuk mengungkap suatu kebenaran dan mencari alasan penyebabnya. Seperti identifikasi korban bencana massal, korban kebakaran, korban mutilasi, korban kecelakaan lalu lintas bahkan korban tenggelam.

DALAM catatan World Health Organization (WHO),  kasus tenggelam menempati urutan ketiga penyebab kematian di dunia akibat cedera yang tidak disengaja.  Para pelaku pun tak kehabisan motif untuk mengelabui penyidik agar terkesan Tindakan yang dilakukan itu adalah murni disengaja atau karena motif bunuh diri yang dilakukan korban.

Lalu bagaimana peran ahli forensik dalam memecahkan kasus tenggelam yang benar-benar karena murni tenggelam atau membunuh dulu lalu ditenggelamkan? Definisi drowning atau tenggelam adalah masuknya cairan yang cukup banyak ke dalam saluran nafas atau paru-paru sehingga orang yang tenggelam tersebut tidak bisa bernapas.

BACA : Cinderella Story: Investigasi dalam Studi Forensik

Dalam peristiwa tenggelam pada manusia, tidak harus seluruh tubuh masuk atau terbenam ke dalam air asalkan syarat utama terpenuhi yaitu lubang hidung atau mulut berada di bawah permukaan air sehingga kasus tenggelam tidak hanya terbatas pada perairan yang dalam seperti di laut, sungai, danau atau kolam renang, tetapi bisa juga terjadi di bak kamar mandi, kubangan di mana hanya Sebagian muka saja yang berada di bawah permukaan air.

Kasus tenggelam sering terjadi akibat bencana banjir dan kecelakaan moda transportasi. Jika air sudah masuk ke dalam paru-paru dalam volume tertentu baik untuk orang dewasa atau anak-anak, itu sudah cukup mematikan apalagi tidak segera mendapatkan pertolongan.

BACA JUGA : Korban Tenggelam di Sungai Martapura Ditemukan Tak Bernyawa

Definisi terbaru menurut WHO tahun 2002 menyatakan bahwa tenggelam merupakan suatu proses kejadian gangguan pernapasan akibat perendaman (submersion) atau pencelupan (immersion) dalam cairan. Proses kejadian tenggelam diawali dengan gangguan pernapasan baik karena jalan nafas seseorang berada di bawah permukaan cairan (submersion) ataupun air hanya menutupi bagian wajahnya saja (immersion). Dalam kondisi tenggelam, air akan masuk ke saluran pernapasan dan memenuhi paru-paru hingga mengakibatkan pasokan kadar oksigen untuk mengedarkan ke seluruh tubuh akan terhenti (hipoksemia).

BACA JUGA : Cari Korban Tenggelam di Sungai Martapura Antasan Senor, Basarnas Gunakan Aqua Eye

Jika hal tersebut dibiarkan, akibatnya akan membuat terjadinya  kerusakan pada beberapa fungsi organ seperti jantung dan otak. Beberapa penyebab tenggelam yang paling sering terjadi adalah kondisi berikut:

1.            Tidak bisa berenang

2.            Menderita penyakit yang bisa kambuh secara mendadak yaitu serangan jantung atau epilepsy

3.            Terpeleset ke dalam tempat penampungan air

4.            Mengalami cedera kaki/leher Ketika melompat

5.            Menjadi korban pembunuhan

6.            Melakukan bunuh diri

Dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kedokteran Forensik untuk Kepentingan Penyidikan, dr Hastry menyebutkan bahwa penyebab kematian dalam kasus tenggelam antara lain :

Jenis air yang masuk paru-paru

a.            Di air tawar, bisa menimbulkan anoksia dengan gangguan elektrolit karena masuknya air tawar dalam paru-paru akan mengakibatkan hemodelusi dan hemolisis. Kondisi ini akan membuat eritrosit terpecah dan mengakibatkan ion kalium dari dalam sel akan keluar sehingga menimbulkan hiperkalemia yang akan berpengaruh pada fungsi jantung.

b.            Di air asin menyebabkan terjadinya anoksia dan hemokonsentrasi dan elektrolit menjadi tidak seimbang. Pada pemeriksaan post mortem, sering ditemukan adanya tanda asfiksia (system pernapasan yang mengalami masalah karena rendahnya kadar oksigen di dalam tubuh), kadar NaCl pada jantung kiri lebih tinggi daripada jantung kanan, serta ditemukan buih dan benda-benda yang berasal dari air pada paru-paru.

BACA JUGA : Mengapung di Atas Pusaran Air, Korban tenggelam di Sungai Amandit Ditemukan

Dalam kasus penemuan korban tenggelam, bagaimana ahli forensik dapat memecahkan kasus tenggelam yang benar-benar karena murni tenggelam atau membunuh dulu lalu ditenggelamkan? Penyebab kematian akibat tenggelam dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan luar jenazah, pemeriksaan dalam jenazah, dan pemeriksaan tambahan yang meliputi pemeriksaan diatom. Pemeriksaan luar bisa dilakukan dengan cara :

  • Pakaian basah, tercampur lumpur atau pasir
  • Kulit basah, keriput, dan seperti kulit angsa
  • Kulit telapak tangan dan telapak kaki menyerupai kulit perempuan pencuci
  • lebam mayat pada tubuh bagian belakang dengan warna merah gelap dan hilang pada penekanan
  • pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir kedua bola mata dan pada selaput lendir kedua kelopak mata.
  • Ditemukan juga busa halus berwarna putih yang keluar dari kedua lubang hidung dan mulut
  • Pada pemeriksaan dalam jenazah ditemukan tanda-tanda sebagai berikut :
  • Saluran napas terdapat buih
  • Pada pemeriksaan paru-paru ditemukan adanya bercak-bercak perdarahan permukaan depan baga bawah
  • Paru-paru membesar dan mampak pucat seperti paru-paru penderita asma
  • permukaan depan bagian bawah
  • lambung dan esofagus berisi air dengan butir-butir pasir dan benda asing

Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk memperkuat diagnosis kematian adalah pemeriksaan diatom dan pemeriksaan darah jantung. Diatom merupakan alga uniseluler mikroskopik yang mempunyai ukuran bervariasi mulai dari 5 sampai lebih dari 500 μm. Pada pemeriksaan diatom ditemukan ganggang hijau berinti banyak dan ganggang merah pada getah paru.

Pemeriksaan tambahan pada jenazah yang berupa pemeriksaan toksikologi dilakukan dengan mengukur kadar metanol dan etanol karena Konsumsi alkohol masih menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kejadian tenggelam.. Jika seseorang meninggal karena tenggelam, maka cairan bersama diatom akan masuk ke dalam saluran pernapasan atau pencernaan dan menuju aliran darah melewati dinding kapiler yang rusak pada waktu korban masih hidup (Putra, 2014).

BACA JUGA : Bekas Tambang Galian C Memakan Korban, Dua Bocah Meninggal Karena Tenggelam

Kesimpulannya, secara visual bisa ditentukan dengan melihat kondisi jenazah Jika warna di sekitar bibir atau kuku membiru, itu pertanda meninggal karena hipoksia (kurang oksigen). Jika tidak, maka ada kemungkinan dibunuh sebelum ditenggelamkan.

Pemeriksaan diatom dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnosis kematian akibat tenggelam dan menentukan korban Meninggal Karena Tenggelam atau Meninggal Dulu Baru Ditenggelamkan karena jika pada hati, otak, atau sumsum tulang ditemukan diatome, maka itu dapat dijadikan bukti pasti terjadinya peristiwa tenggelam.

Kedua, melalui proses otopsi dan melihat kondisi paru-parunya apakah terisi air atau tidak. Kalau berisi air, bisa dipastikan penyebab meninggalnya karena tenggelam, namun jika kondisi paru-paru kering dan bersih, meninggalnya sebelum tenggelam.(jejakrekam)

Penulis adalah Mahasiswi Pascasarjana Jurusan Ilmu Forensik Universitas Airlangga Surabaya

Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.