Urgensi Infaq Untuk Perkuatan Peran Umat Islam di Sektor Ekonomi & Politik (1)

0

Padahal sejatinya yang diharap banyak dengan adanya ormas-ormas itu adalah agar para tokohnya berikut gerakan dari ormas-ormas tersebut mampu untuk mengatur irama tujuan pembangunan dan pengaturan kebijakan pemerintahan yang  bisa menempatkan kesejahteraan umat Islam menjadi hal utama yang harusnya tercapai. Ya, selayaknya umat Islam sebagai yang menghuni negeri ini dengan jumlah sekitar 80 %, sangat lah wajar mendapatkan nilai tambah lebih.

Dengan kata lain, sebagai ‘pemegang saham’ terbesar negeri yang bernama Indonesia ini adalah umat Islam sehingga tentu sewajarnya umat Islam lah yang paling banyak menikmati hasil dari nilai produksi olahan berbagai SDA dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia.

Sayangnya yang terjadi sebaliknya, ternyata dari waktu ke waktu masyarakat miskin ataupun yang berpenghasilan rendah tetap kondisinya bahkan banyak yang semakin terpuruk. Bahkan hal kemiskinan dan keterbelakangan menjadi ‘turun temurun’ yang terpaksa diterima oleh umat Islam. Ya, kondisi inilah paling banyak diterima oleh umat Islam.

BACA JUGA: NGopi JRTV, Catatan Kritis Subhan Syarief : Ikon dan Keunikan Kota Banjarmasin. Mampukah Berbenah?

Tentu muncul banyak tanya, apa sebenarnya yang salah?  Mengapa jadi umat Islam dengan jumlah yang 200 juta lebih tak bisa menjadi maju? Mengapa tak bisa menjadi pemain utama dalam penguasaan ekonomi  dan politik?.

Mengapa tak bisa mencapai kondisi makmur sejahtera? Mengapa juga ormas-ormas Islam yang besar berikut tokoh-tokoh nya tak mampu, bahkan seolah tak mau bersama-sama untuk melakukan perubahan ?.

Sebenarnya bila digali, akan didapat jawaban ringkas atas semua pertanyaan tersebut. Ya, bagi yang cermat jawaban sangat mudah dan simpel. Semua terjadi karena kebanyakan individu umat Islam yang mampu, terkhusus para tokoh-tokohnya (termasuk kebanyakan ‘ulama’nya) sudah berada dalam zona nyaman. Mereka sangat protektif, lebih fokus menjaga kenyamanan & keamanan keberlangsungan kehidupannya berikut masa depan keluarga nya.

Tak jarang banyak di mereka yang kemaruk terhadap tahta dan juga harta. Asal tetap berkuasa, punya kedudukan di masyarakat dan berharta, mereka tak begitu peduli lagi dengan gambaran kondisi masa depan umat Islam yang tak semakin maju dan membaik.

Ketika melihat berbagai persoalan umat Islam yang selalu terpinggirkan, tersingkirkan bahkan terzalimi dan tak mendapatkan keadilan. Mereka beranggapan itu hal yang biasa saja, sepanjang tak menganggu zona kenyamanan mereka. Sikap perilaku mereka  lebih banyak hanya untuk menjaga keseimbangan, keseimbangan peran mereka dalam mengamankan kepentingan pribadi mereka.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.