Bertahan di Tengah Gempuran Game Online, Kisah Penjual Papan Karambol di Taman Sari

0

BAGI generasi 80an dan 90an tentu akrab dengan wahana permainan tradisional seperti karambol atau ‘tarambol’ dalam bahasa Banjar. Namun, bagi generasi milenial tentu lebih senang dengan ponsel pintarnya.

TERNYATA permainan karambol yang bisa dimainkan oleh 2-4 orang dengan papan persegi empat terdapat 4 lubang, masih diminati zaman sekarang. Meski, omset penjualan tiap tahun terus menurun tergerus zaman, karena gempuran permainan serba online.

Dalam setiap permainan karambol terdapat cakram kecil atau biji karambol sebanyak 20 buah, laiknya bola dalam biliar. Di masyarakat Banjarmasin, sebutan gancu atau undas yang ukurannya lebih besar dari biji karambol. Sebagai pelicin lapangan digunakan berupa bubuk kristal putih atau bedak yang biasanya disebut ‘kastelon’.

Pedagang papan karambol masih bisa dijumpai di kawasan Taman Sari Pasar Baru, Jalan Pangeran Samudera, Banjarmasin. Adalah Rahmatullah yang masih menjajakan papan karambol lengkap dengan biji atau anakannya.

BACA : Bikin 20 Kampung Bermain Baiman di Banjarmasin Disuntik Dana Rp 50,5 Miliar

“Memang, permainan karambol ini dimainkan untuk generasi 80an atau 90an. Namun, sekarang masih ada yang memainkan, walau jumlahnya bisa dihitung dengan jari,” ucap Rahmatullah kepada jejakrekam.com, Minggu (20/3/2022).

Menurut dia, papan karambol yang dijualnya lebih kecil karena memang untuk pemain anak-anak, meski orang dewasa masih bisa memainkan.

“Untuk meja karambol besar, biasanya dibuat dari tripleks yang dipoles dengan cairan khusus, karena mejanya harus licin tak boleh kasar. Makanya, ada kastelon untuk pelicinnya,” kata Rahmatullah.

BACA JUGA : Meluncur di Atas Karpet Merah, Cara Bius Batara Main Balogo di Malam Hari

Meski omset penjualan papan karambol terus menurun, tidak seperti puluhan tahun lalu, namun Rahmatullah mengatakan dalam sepekan masih ada yang membeli papan karambol tersebut.

“Biasanya yang beli adalah langganan dari berbagai daerah di Kalsel. Walau jarang dimainkan lagi di masa sekarang karena lebih akrab dengan game online atau gawai, toh masih ada yang menyenangi permainan ini, karena lebih murah meriah,” papar Rahmatullah.

Dirinya pun sudah menggeluti usaha menjual papan karambol sejak 1997. Namun, diakui Rahmatullah, jelang bulan puasa atau libur, permintaan papan karambol meningkat tajam. “Dalam bulan puasa, biasanya bisa tembus 50 unit papan karambol laku terjual,” kata Rahmatullah.

BACA JUGA : Lestarikan Permainan Tradisional, Komunitas di Balangan Gelar Lomba Bapidak Biji Para

Ada beberapa varian papan karambol dijual di kios milik Rahmatullah. Yakni, ukuran 1,10 meterx1,10 meter seharga Rp 450 ribu. Kemudian, ukuran tanggung 80 cmx80 cm dibanderola Rp 250 ribu. Sedangkan, ukuran kecil 60 cmx60 cm seharga Rp 100 ribu.

“Untuk ukuran lebih besar lagi, harganya di kisaran Rp 750 ribu. Untuk meja karambol terbuat dari tripleks tebal yang telah dilapisi cat pelicin khusus atau cat semprot. Kebanyakan papan karambol dibuat pengrajin di Banjarmasin,” katanya.

BACA JUGA : Melawan Arus Game Online, KPTB Pendamai Hidupkan Permainan Kampung

Sedangkan, beber Rahmatullah, untuk harga biji karambol yang terbuat dari kacamika, dijual dari Rp 25 ribu hingga Rp 70 ribu. Sedangkan, untuk pelicin papan atau kastelon ditawarkan Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.

“Sebenarnya, saya ingin berhenti dari bisnis papan karambol ini, karena sekarang penjualannya terus menurun. Ke depan, saya berencana untuk beralih berjualan kain, sembari mengumpulkan modal,” pungkas Rahmatullah.(jejakrekam)

Pencarian populer:gempuran,https://jejakrekam com/2022/03/20/bertahan-di-tengah-gempuran-game-online-kisah-penjual-papan-karambol-di-taman-sari/
Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.