Jangan Anggap Remeh, Inilah Bahaya Karhutla di Kalimantan Selatan

0

Oleh : Cecep Ramadhani

DAMPAK terburuk akibat kebakaran hutan dan lahan (karhulta) di Provinsi Kalimantan Selatan yang terjadi pada medio tahun 2023 bisa dirincikan dalam tiga segmentasi.

DAMPAK bagi kesehatan masyarakat Kalsel akibat karhutla dengan menghasilkan kabut asap yang sangat tebal. Kabut asap ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, dan bronkitis.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan, hingga Agustus 2023, jumlah kasus ISPA di Provinsi Kalimantan  Selatan telah mencapai 189.111 kasus. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya. Kasus ISPA tersebut didominasi oleh anak-anak dan orang tua.

Berikut adalah data kasus ISPA di Kalimantan Selatan pada tahun 2023. Rinciannya, Kota Banjarmasin tercatat sebanyak 36.082 kasus ISPA, disusul Kabupaten Banjar sebanyak 26.237 kasus. Urutan ketiga adalah Kota Banjarbaru dengan 22.910 kasus, Hulu Sungai Tengah (HST) dengan 17.699 kasus dan Kotabaru sebanyak 13.445 kasus.

BACA : Bencana Karhutla di Kalsel, Gubernur Pinta Seluruh SKPD dan ASN Bersatu

Kemudian Kabupaten Balangan dengan jumlah 12.174 kasus, Hulu Sungai Selatan (HSS) 11.584 kasus dan Hulu Sungai Utara (HSU) 10.267 kasus. Begitu pula, di Kabupaten Tabalong tercatat ada terdampak ISPA sebanyak 9.875 kasus, 9.786 kasus di Tanah Bumbu (Tanbu) dan 9.698 kasus di Kabupaten Tapin. Sementara berdasar data Dinkes Provinsi Kalsel menyebut bahwa Kabupaten Barito Kuala (Batola) menjadi daerah yang paling rendah kasus ISPA dengan 8.125 kasus.

Data tersebut menunjukkan bahwa kasus ISPA di Kalimantan Selatan meningkat secara signifikan setiap bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak yang sangat buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Selain ISPA, kabut asap juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti iritasi mata, kulit, dan saluran pencernaan. Kemudian, iritasi mata dapat menyebabkan mata merah, gatal, dan berair. Pun begitu, iritasi kulit dapat menyebabkan kulit kering, gatal, dan mengelupas. Belum lagi, jika terjadi iritasi saluran pencernaan dapat menyebabkan mual, muntah, diare, dan sakit perut.

BACA JUGA : Dampak Karhutla, Ribuan Warga Banjar Terkena ISPA

Dampak kedua dari karhutla jelas pada sisi lingkungan. Karhutla dapat menyebabkan kerusakan hutan, lahan pertanian, dan ekosistem lainnya. Kerusakan lingkungan ini dapat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup flora dan fauna di Kalimantan Selatan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, luas lahan yang terbakar di provinsi tersebut pada tahun 2023 mencapai 1.978 hektare. Lahan yang terbakar tersebut sebagian besar merupakan hutan gambut. Hutan gambut merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan hidup flora dan fauna di Kalimantan Selatan. Hutan gambut berfungsi sebagai penyangga air, penyerap karbon, dan habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan.

BACA JUGA : Bupati HST Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla Hingga 30 November 2023

Kebakaran hutan dan lahan juga dapat menyebabkan pencemaran air dan udara. Abu dan asap dari kebakaran hutan dapat mencemari air sungai, danau, dan laut. Pencemaran air ini dapat berdampak buruk bagi kehidupan biota air.

Abu dan asap dari kebakaran hutan juga dapat mencemari udara. Pencemaran udara ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, seperti ISPA, asma, dan bronkitis.

Sedangkan, dampak ketiga adalah pada perekonomian Kalimantan Selatan. Sebab, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan dapat mengganggu aktivitas perekonomian, seperti transportasi, pariwisata, dan pertanian. Faktanya, saat ini kabut asap dari karhutla telah mengganggu transportasi udara, laut, dan darat. Kabut asap dapat menyebabkan pesawat tidak dapat terbang, kapal tidak dapat berlayar, dan kendaraan bermotor tidak dapat melintas. Gangguan transportasi ini dapat menghambat kegiatan ekonomi, seperti perdagangan dan pengiriman barang.

BACA JUGA : Ada Pembiaran Perusahaan, Polda Kalsel Tangani 2 Kasus Karhutla di Kota Banjarbaru

Kabut asap juga dapat mengganggu aktivitas pariwisata. Kabut asap dapat mengurangi daya tarik wisata, sehingga wisatawan menjadi enggan untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan. Kebakaran hutan dan lahan juga dapat mengganggu aktivitas pertanian. Kabut asap dapat merusak tanaman pertanian, sehingga petani mengalami kerugian.

Dengan demikian, kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak yang sangat buruk terhadap masyarakat dan lingkungan di Kalimantan Selatan. Dampak tersebut dapat berupa gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan, dan gangguan perekonomian.

Guna mencegah dampak buruk dari karhutla, perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla secara serius dan berkelanjutan. Upaya tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta.

BACA JUGA : Jarak Pandang Terbatas Akibat Kabut Asap Jadwal Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Tertunda

Upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla yang dapat dilakukan oleh pemerintah seperti meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla hingga meningkatkan upaya pencegahan karhutla, seperti membangun sekat bakar dan patroli kebakaran.

Sedangkan, dari sisi masyarakat bisa berperan tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap bahaya karhutla. Sementara, pihak swasta dapat melakukan kegiatan CSR guna k mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla serta meningkatkan penggunaan teknologi untuk mencegah karhutla.(jejakrekam)

Penulis adalah Aktivis Mapala Iwapalamika

Pegiat Sosial Kemasyarakatan Tim Ekspedisi Batang Banyu

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/09/13/jangan-anggap-remeh-inilah-bahaya-karhutla-di-kalimantan-selatan/
Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.