Terlalu Dini Bicara Suksesi Kalsel 2024, Syaifullah Tamliha; Tanpa Membanggakan Diri, PPP Selalu Menang!

0

SUKSESI 2024 khususnya di Kalimantan Selatan mulai mengemuka dibicarakan di ranah publik. Ini menyusul mencuatnya hasil survei atau preferensi sejumlah kandidat baik gubernur, bupati maupun walikota di Kalsel.

ANGGOTA Fraksi PPP DPR RI Syaifullah Tamliha menilai terlalu dini jika bicara soal suksesi baik pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Kalsel maupun pemilihan bupati maupun walikota pada suksesi 2024 mendatang.

“Pertarungan politik guna memperebutkan kursi kepala daerah baik gubernur, bupati maupun walikota dalam terminology politik jelas terlalu dini. Sebab, setahun sebelum pilkada hanya 2,5 persen yang telah menentukan kehendaknya. Itu pun akan berubah-ubah,” kata Syaifullah Tamliha kepada jejakrekam.com, Senin (28/8/2023).

Menurut dia, kandidat kepala daerah yang barus akan bisa disurvei setelah penetapan jumlah kursi masing-masing parpol, terutama hasil Pemilu 2024 mendatang.

BACA : Usai Paman Birin 2 Periode, Pengamat Politik Uniska : Tanpa Petahana, Suksesi Kalsel 1 Jadi Pasar Bebas!

“Utamanya lagi, parpol ynag memperoleh kursi minimal 20 persen di DPRD provinsi maupun kabupaten/kota di Kalsel. Jika ada hasil survei yang dipublikasikan sebelum Pilpres dan Pileg 2024, patut dicurigai hanya sekadar survei abal-abal seperti bau kentut yang tidak terlihat bendanya,” ucap mantan Ketua DPP PPP ini.

Menurut Syaifullah, dirinya paham betul mengenai dinamika pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kalsel. Hal ini berdasar pengalaman bahwa PPP selalu memenangi pertarungan baik berawal dari pemilihan melalui suara (voting) DPRD Provinsi Kalsel.

Ini setelah jago PPP; H Anang Muhammad Sjachirel Darham yang akrab dikenal dengan Sjachriel Darham berduet dengan H Husin Kasah mengalahkan andalan dari Partai Golkar; Syamsul Mua’rif dalam pemilihan di DPRD Kalsel pada 2000.

BACA JUGA : Jaring 20 Nama, Zairullah-Muhidin-Anang Syakhfiani Teratas Pada Suksesi Kandidat Gubernur Kalsel 2024

Alhasil, Sjachriel Darham-Husin Kasah terpilih dan menjabat sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel pada 8 Maret 2000 hingga berakhir pada Maret 2005, saat memasuki awal Reformasi.

“Begitupula, saat pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel melalui suara rakyat tak lagi melalui suara perwakilan DPRD, jago PPP yakni Rudy Ariffin bersama Rosehan Noor Bachri terpilih menjadi pemenang pada Pilkada Kalsel 2005,” tutur Syaifullah.

Pada Pilkada Kalsel 2005 perdana dengan suara rakyat, Rudy Ariffin-Rosehan NB (2R) usungan koalisi PPP-PKB merebut 469.362 suara (32,36 persen). Saat itu, ada lima pasangan calon yakni Prof Ismet Ahmad-Habib Aboe Bakar Alhabsyi diusung koalisi PAN-PKS berada di posisi kedua dengan 404.880 suara (27,92 persen), disusul jago Golkar; Gusti Iskandar Sukma Alamsyah-Abdul Hafiz Anshary dengan 310.216 suara (21,39 persen), Sjachriel Darham-Noor Aidi hanya merebut 178.695 suara (12,32 persen dan posisi buncit; Muhammad Ramlan-Baderani hanya 87.172 suara (6,01 persen).

BACA JUGA : Terdata 58,38 Persen, Pemilih Milenial dan Generasi Z Dominasi DPT Pemilu 2024 Kalsel

Saat PPP berkongsi dengan Golkar dan Gerindra mengusung Rudy Ariffin-Rudy Resnawan (Dua Rudy) memenangkan laga Pilkada Kalsel 2010 dengan merebut 777.554 suara (46,81 persen) mengalahkan rivalnyha seperti Zairullah Azhar-Habib Aboe Bakar Alhabsyi (ZA) didapuk kongsi; Partai Demokrat, PKB, PKS dan Hanura hanya bermodal 376.274 suara (22,65 persen). Sisanya, Rosehan NB-Saiful Rasyid (Rossa) disokong PDIP, PBB dan PKPB hanya 235.934 suara (14,20 persen).

Disusul posisi ke-4, Sjachrani Mattaja-Gusti Farid Hasan Aman dijagokan koalisi PAN-PBR hanya mendulang 215.719 suara (12,99 persen) dan posisi buncit calon independen; Khairil Wahyuni-Alwi Sahlan merebut sisa suara hanya 55.742 suara sah (3,36 persen).

BACA JUGA: Pusat Studi KPKP UI Rilis Hasil Survei 5 Besar Parpol Jadi Pilihan di Kalsel, Ini Daftarnya!

Sementara pada suksesi Kalsel 1-2 pada 2010, PPP tak masuk gerbong parpol pengusung, ketika Sahbirin Noor-Rudy Resnawan diusung koalisi gemuk; PDIP, Gerindra, PKS, PAN, dan Hanura merebut 739.588 suara (41,09 persen), kalah tipis dari jago independen; Muhidin-Gusti Farid Hasan Aman dengan 725.585 suara (40,31 persen). Sisanya, Zairullah Azhar-Muhammad Safi’i disokong PKB, Partai Demokrat, dan Partai NasDem hanya mengoleksi 334.712 (18,6 persen) dari total suara sah; 1.799.885 pemilih Kalsel.

BACA JUGA : Diusung PPP di Pemilu 2024, Syaifullah Tamliha Ditarget Raih Kursi DPR RI di Dapil Kalsel 1

“Tanpa membanggakan diri, sebenarnya PPP terus menerus menjadi pemenang even Pilkada Kalsel, usai mengantarkan Rudy Ariffin dua periode memimpin Kalsel. Pada Pilkada Kalsel 2020 lalu, Sahbirin Noor-Muhidin nyaris kalah ketika PPP tak dilibatkan sebagai parpol pengusung, sehingga mendukung Denny Indrayana-Difriadi Darjat dengan adanya pemungutan suara ulang (PSU). Ini membuktikan PPP punya akar kuat, apalagi menang hampir seluruh calon PPP di kabupaten/kota,” papar mantan Sekretaris DPW PPP Kalsel ini.

Syaifullah menyebut seperti dua kader murni Partai Ka’bah yakni HM Aditya Mufti Ariffin menjadi Walikota Banjarbaru dan Abdul Hadi sebagai Bupati Balangan.“Jadi, dalam dunia politik, apa yang tidak mungkin,” imbuh politisi gaek PPP ini.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.