Berpulang di Usia ke-78 Tahun, Prof Ismet Sosok Akademisi, Birokrat Sekaligus Politisi

0

PROF Dr Ismet Ahmad berpulang pada usia ke-78 tahun usai sempat dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru pada Jumat (25/8/2023) sekira pukul 03.06 Wita.

INNALILAHI wainnailaihirojiun, begitu kabar beredar mengabarkan telah wafatnya mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel periode 2003-2005.

Rumah duka di Jalan Unlam I Nomor 2 Banjarbaru didatangi para pelayat, termasuk karangan bunga dari berbagai kolega dan handai tolan. Kemudian, jenazah dishalatkan di Masjid Al Karomah Martapura usai shalat Jumat dan dimakamkan di Taman Bahagia Landasan Ulin Banjarbaru.

Keponakan Prof  Ismet, Tina Purnamawati mengungkapkan pamannya tersebut meninggal pada usia 78 tahun karena sakit komplikasi.

“Meninggal karena sakit. Di usia beliau yang sudah 78 tahun tersebut tidak dapat menahan rasa sakit komplikasi dan kondisi kesehatan pun menurun,” ucap Tina kepada jejakrekam.com, Jumat (25/8/2023).

BACA : 45 Sarjana Ikuti Sertifikasi Keinsinyuran Profesional

Menurut Tina, almarhum sempat dilarikan ke rumah sakit pada Selasa (22/8/2023) pagi. “Sudah tiga harian beliau dirawat di rumah sakit. Beliau meninggalkan satu orang istri, dua orang anak, dan empat orang cucu,” katanya.

Tina bercerita sebelum Prof Ismet meninggal dunia,  sosok pamannya yang sudah dianggap sebagai ayahnya tersebut semasa pensiunnya memiliki hobi berkebun dan memelihara piaraan seperti angsa dan ayam.

“Almarhum memiliki sifat lemah lembut, sangat santun, baik terhadap keponakan, tidak pilih kasih. Kami merasa sangat kehilangan. Bagi saya beliau seperti ayah,” tutur Tina, dengan mata berbinar-binar.

BACA JUGA : PKS Percaya Diri Usung Habib Aboebakar Jadi Penantang Paman Birin

Senada dengan sang keponakan, Gusti Muhammad Hatta, sahabatnya Prof Ismet yang juga sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011 – 2014 ini mengakui dirinya sangat kehilangan sahabat baiknya.

“Almarhum bukan hanya sekadar sahabat tetapi beliau guru saya. Almarhum adalah orang yang sangat baik dan ia kerap menyampaikan menjadi pekerja harus bertanggung jawab  dengan amanah yang diberikan dan disiplin,” ucap Hatta.

Menurut mantan Menteri Lingkungan Hidup periode 2009-2011 ini, dirinya sangat senang dengan ilmu-ilmu yang diberikan oleh almarhum Prof Ismet.

BACA JUGA : PII : Para Insinyur Miliki Kemampuan Berkontribusi di Kalsel

“Beliau membina ke kita yang lebih muda juga tentang kehidupan. Bertanggung jawab dengan amanah. Karena beliau selain pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian Unlam, pernah menjabat sebagai Sekdaprov Kalsel, pernah juga di Bappeda, dan banyak yang dihasilkan semasa beliau hidup,” pungkas Hatta.

Sosok akademisi, birokrasi dan politisi dari jejak kehidupan Prof Ismet Ahmad. (Foto FB Bang Dhien dan DPR RI)

———–

Berikut profil singkat almarhum Prof Ismet Ahmad yang lahir pada 26 Februari 1945 di Nagara, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan. Jenjang pendidikan ditempuh yakni S1 Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru (1970), S2, University of The Phillipines Los Banos, Filipina (1976) dan S3, University of Florida, AS (1982). Dari seorang akademisi, menjadi birokrat hingga memilih jalan politik sebagai seorang politisi.

BACA JUGA : Gubernur Kalsel: Kualitas Pembangunan Infrastruktur Ditentukan Oleh Para Insinyur

Pada Pemilu 2009, Prof Ismet meraih 11.074 suara dari daerah pemilihan (dapil) Kalsel 1 hingga melenggang ke Senayan mewakili Kalsel dari Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai angota DPR RI. Saat itu, Prof Ismet duduk di Komisi XI DPR RI.

Bahkan, pada Pilgub Kalsel 2005, Prof Ismet bersama anggota DPR RI dari Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi maju mencalon sebagai duet Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel usungan koalisi PAN-PKS merebut 404.880 suara (27,92 persen), meski harus takluk dengan kemenangan pasangan Rudy Ariffin-Rosehan NB (2R) diusung koalisi PPP-PKB dengan mengantongi 469.362 suara (32,36 persen).

BACA JUGA : Daha Nagara Berpotensi Menjadi Kabupaten Baru

Saat itu, dalam laga perebutan kursi Kalsel 1 dan Kalsel 2,  hadir pula calon dari Golkar yakni Gusti Iskandar Sukma Alamsyah-Abdul Hafiz Anshari menyabet posisi ketiga dengan 310.216 suara (21,39 persen), Sjachriel Darham-Noor Aidi 178,695 suara (12,32 persen) dan di posisi paling buncit calon dari jalur independen dan parpol non parlemen M Ramlan-Baderani 87.172 suara (6,01 persen), ketika itu.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/tag/tutup-usia/
Penulis Sheilla Farazela
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.