Ngawur! Lebar Sungai Veteran Dikorting, Anang Desak Bank Dunia Tunda Program NUFReP Banjarmasin

4

ANANG Rosadi Adenansi kembali angkat suara. Usai mengeritik habis-habisan pembangunan jembatan atau dermaga apung di bawah Jembatan Dewi, kini sorotan tertuju ke proyek normalisasi atau revitalisasi Sungai Veteran.

SAMA seperti proyek jembatan apung yang berbiaya Rp 4,5 miliar digarap CV Rahmat Hidayat dari Kandangan bersumber dari APBD Banjarmasin 2022, Anang Rosadi yang juga Ketua DPW Gerakan Jalan Lurus (GJL) Kalsel menangkap ada sesuatu yang tak beres di proyek revitaliasi atau normalisasi Sungai Veteran.

“Bangun jembatan apung dari sumber uang rakyat mencapai Rp 4,5 miliar, manfaatnya tidak sebanding. Bayangkan, untuk melewati jembatan itu harus ekstra hati-hati agar tak terbentur besi Jembatan Dewi dan daya tampung juga terbatas hanya 10 orang. Ini sama saja buang-buang uang rakyat,” kata mantan anggota DPRD Kalsel dari Fraksi PKB ini kepada jejakrekam.com, Senin (10/7/2023).

Belum lagi, kata Anang Rosadi, saat air Sungai Martapura pasang, maka jembatan apung itu akan mepet dengan Jembatan Dewi. Begitupula, sebaliknya saat air surut juga berdampak, meski diklaim sebagai akses penghubung kawasan Patung Bekantan di Jalan DI Panjaitan dengan KWM Kampung Ketupat, Sungai Baru.

BACA : Normalisasi Sungai Veteran Akan Dilanjutkan Dengan Pembebasan Lahan

Lagi-lagi, Anang Rosadi mengaku bingung dengan rencana proyek revitalisasi Sungai Veteran justru malah mengemuka soal pembuatan jalan baru yang mengurangi lebar sungai.

“Ini aneh, sekali lagi aneh. Ngawur menata kota kalau mengurangi luasan sungai hanya untuk bikin jalan. Apalagi kabarnya direncanakan jalan baru selebar 8 meter, sedangkan Sungai Veteran hanya tersisa 3-6 meter,” kata Anang Rosadi.

Anang Rosadi Adenansi, Ketua DPW GJL Kalsel. (Foto Dokumentasi JR)

——–

Insinyur lulusan Universitas Jayabaya (Ubaya) Jakarta ini menyebut jangan mentang-mentang dibiayai Bank Dunia untuk program revitalisasi sungai, termasuk Sungai Veteran mencapai Rp 1 triliun selama 5 tahun atau setahun Rp 200 miliar, justru hanya membuat sungai makin menyempit.

BACA JUGA : Sungai Veteran Dikeruk, ‘Harta Karun’ Kayu Gelondongan Bisa Diangkat dari Dasar Sungai

“Sudah tahu luasan dan kedalaman sungai tiu berkurang memicu Banjarmasin calap atau banjir,  bukan malah lebar sungai dikorting,” kata Ketua LSM Masyarakat Memerdulikan Fungsi Sungai (Mamfus) ini.

Berdasar data tahun 2013 dari Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Kota Banjarmasin sebelum dilebur ke Dinas PUPR justru Sungai Veteran itu selebar 10 meter dengan panjang 2.087 meter.

“Nah, kalau sungai dipersempit demi bangun jalan, Sungai Veteran layaknya seperti got bukan lagi kanal, tapi got ganal (besar),” cetus Anang Rosadi.

BACA JUGA : Bukti Inkonsistensi RTBL, Proyek Revitalisasi Sungai Veteran Dikritik Pakar Kota ULM

Atas rencana itu, dia mengajak semua pihak yang peduli dengan sungai di Banjarmasin seperti aktivis, akademisi dan lainnya agar segera berkirim surat ke Bank Dunia yang membiayai proyek itu.

“Kita bisa mendesak agar Bank Dunia segera mengevaluasi proyek normalisasi Sungai Veteran dan lainnya, termasuk evaluasi perencananan karena duit itu berasal dari data utang,” kata dia.

Menurut dia, program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) dari Bank Dunia melalui Kementerian PUPR-Kemendagri itu merupakan utang, bakal menenggelamkan Banjarmasin dengan kewajiban ikut bayar utang negara dan kondisi kota jika salah rencana.

BACA JUGA : Target I Bebaskan Lahan Hingga Simpang Ulin, Warga Siap-Siap Digusur Kena Proyek Revitalisasi Sungai Veteran

“Jadi, harus ada aksi nyata ke Bank Dunia guna membuka debat keahlian dan analisis. Bukan sekadar mendapat pinjaman lalu jalankan proyek maka yakin saja tambah hancur kota ini,” imbuh Anang Rosadi.

Dia mengajak agar bisa mendesak Bank Dunia untuk menunda program tersebut. Sebab, beber Anang, secara nyata sebenarnya dari kajian teknis dan perencanaan justru patut diduga bisa menjadi sarana memindahkan milik rakyat ke kantong pribadi.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi
4 Komentar
  1. febrian anta hidayat berkata

    Bekesah Sungai Veteran-Sungai Kuripan Part 1

    yang ulun tahu tahun 78-79 sungai veteran itu cukup lebar sekitar 15-20 meter yang mana muaranya berada di sungai gardu veteran terus menuju sungai kuripan hingga tembus menuju sungai pemurus.

    sungai tersebut waktu itu tempat lalu lalangnya tongkang yg membawa tawas dan kaporit utk PDAM dan perahu-perahu besar pengangkut kayu loging dan galam.

    dikarenakan tidak dikendalikannya pembangunan rumah-rumah masyarakat dan ruko-ruko, maka lebar sungai tsb akhirnya menyusut dan dangkal
    sebenarnya ada perda yg mengatur itu tapi tidak pernah dilaksanakan.

    sekarang sungai kuripan lebarnya tidak lebih dari 4 m dan sungai veteran bervariasi antara 3 hingga 8 meter.

    lanjut : Bekesah Sungai Veteran-Sungai Kuripan Part 2

  2. Zanika berkata

    Alhamdulillah masih banyak yg perduli sungai.

  3. Zanika berkata

    Alhamdulillah ada yg perduli kota kita.

  4. Utuh kucur berkata

    Tambahe lagi, basis data, kajian DED, Analisa kebijakan Urban, Tata Kelola Perkotaan,
    Kesimpulan nya Brasa aneh masuk ke kota Induknya harus melewati pasar yang kumuh, parah eeee parah jargon viral kekeinian

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.