Jaring Elektabilitas 10 Kandidat Gubernur Kalsel 2024, Uhaib : Bisa Jadi Survei Lucu-Lucuan

0

SEJUMLAH lembaga survei lokal di Kalimantan Selatan mulai merilis hasil jajak pendapat dan survei terhadap figur-figur yang akan berlaga dalam suksesi Kalsel 1 dan 2 pada perhelatan November 2024 mendatang.

SIMULASI elektabilitas 10 nama kandidat Gubernur Kalsel periode 2024-2029 mencuatkan sejumlah nama. Teratas, seperti Zairullah Azhar (Bupati Tanah Bumbu dan Ketua DPW PKB Kalsel) berada di angka 42 persen, disusul Wakil Gubernur Muhidin yang juga Ketua DPW PAN Kalsel di urutan kedua dengan angka 2,5 persen.

Namun, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda pun masuk dalam radar bursa kandidat dengan elektabilitas 8,5 persen. Begitu pula, dengan Hasnuryadi, anggota DPR dari Fraksi Golkar meraup 7,2 persen, guru besar tata negara dan mantan Wakil Menkumham, Denny Indrayana (7,1 persen), anggota DPR RI Fraksi Gerindra Difriadi Darjat (5,5 persen).

Nama legislator dan senator pun masuk dalam survei, seperti Gusti Farid Hasan Aman, Habib Abdurahman Bahasyim, Pangeran Khairul Saleh (Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi PAN), hingga anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsy dengan rentang elektabilitas 2,7 persen sampai 0,8 persen.

BACA : Gerindra dan PKB Bertemu, Nama Zairullah Disebut Figur Kuat di Pilgub Kalsel

Sedangkan, jika simulasi ada 5 kandidat, maka teratas yakni Zairullah Azhar, Muhidin, Rifqnizamy Karsayuda, Hasnuryadi Sulaiman dan Denny Indrayana.

Ada pula lembaga survei merilis soal simulasi elektabilitas calon Wakil Gubernur Kalsel memunculkan nama Bupati Tabalong Anang Syakhfiani teratas dengan angka 16,3 persen, disusul Rifqinizamy Karsayuda (10,1 persen) dan Hasnuryadi Sulaiman (8,7 persen).

Nama para kandidat ini disodorkan lembaga survei kepada responden atau calon pemilih pada Pilkada Kalsel 2024 mendatang.

BACA JUGA : Perebutan Kursi Gubernur Kalsel 2024 Diprediksi Jadi Tarung Bebas Elite Politik Banua

Pengamat politik dan kebijakan public FISIP Uniska MAB, Dr Muhammad Uhaib As’ad pun mengaku cukup terkejut dengan hasil survei elektabilitas yang dirilis sejumlah lembaga survei lokal di Kalsel, jelang suksesi 2024.

“Saya mengamati justru terkesan seperti survei lucu-lucuan saja, tak beda dengan polling di media sosial atau WA yang marak jelang perhelatan pilkada atau pilpres seperti sekarang,” ucap Uhaib As’ad kepada jejakrekam.com, Jumat (26/5/2023).

BACA JUGA : Dianggarkan Secara Bertahap, Dana Pilkada Kalsel 2024 Disiapkan Rp 400 Miliar

Pengamat politik dan kebijakan publik FISIP Uniska MAB, Muhammad Uhaib As’ad (Foto Dokumentasi JR)

——————————————————————–

Menurut dia, data yang digali lembaga harusnya menjelaskan metodologi pengambilan sampel unit individu dari populasi termasuk pengumpulan data sehingga bisa menjamin akurasi hasil survei.

“Metodologi survei tentu saja mencakup instrumen atau prosedur yang mengajukan satu atau lebih pertanyaan yang mungkin atau mungkin tidak dijawab kepada responden. Ini demi menjaga validitas hasil survei serta margin error,” ucap doktor lulusan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini.

BACA JUGA : Akhirnya Rapat Pleno Terbuka KPU Tetapkan Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel Terpilih

Menurut Uhaib, survei menggalang opini publik sangat berkelindan dengan pesta demokrasi yang kini menjadi pasar bebas.

“Kuiesioner yang ditanyakan kepada responden juga tidak jelas. Lalu, tempo atau durasi waktunya, kebanyakan pula hanya menyuguhkan data kuantitatif. Terlebih lagi, waktu pilkada juga masih lama, sehingga dinamika yang terjadi di tengah masyarakat Kalsel bisa mengubah peta kandidat. Ini belum lagi hasil dari Pileg (Pemilu) 2024 dari parpol yang ada di Kalsel juga berpengaruh,” beber Uhaib.

BACA JUGA : Selisih 8.127 Suara, Paslon BirinMu Menjadi Jawara di Pilkada Kalsel

Akademisi yang juga penulis jurnal internasional ini hakkul yakin jelang suksesi Kalsel 2024, terlebih lagi Paman Birin (Gubernur Kalsel Sahbirin Noor) sudah dua periode memimpin Banua, sehingga nama pengantinya akan marak beredar berdasar hasil survei, persepsi atau opini publik dari sejumlah lembaga survei.

“Sudah menjadi rahasia umum, survei itu juga merupakan orderan atau pesanan dari pihak tertentu. Ada yang ingin menaikkan rating atau elektabilitas seseorang. Namun, ada pula yang ingin menjatuhkan, sehingga bisa menciptakan persepsi publik terhadap kandidat. Istilahnya, pasar bebas, siapa yang bayar maka dia yang akan tertinggi elektabilitasnya,” pungkas Uhaib.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/05/26/jaring-elektabilitas-10-kandidat-gubernur-kalsel-2024-uhaib-bisa-jadi-survei-lucu-lucuan/,survey elektabilitas cagub kalsel
Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.