Penyebab Banjir, Pakar Intakindo Sebut Fungsi Drainase di Banjarmasin Jadi Penampung Air

0

KETUA Dewan Pakar Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Hasan Husaini menilai salah satu penyebab banjir hingga genangan air lambat surut di Banjarmasin, akibat salah kelola drainase.

“AMBIL contoh apa yang dialami di kawasan Beruntung Jaya dan Mulawarman serta tempat-tempat lainnya, membuktikan pengelolaan drainase di Banjarmasin masih tidak tepat guna,” kata Hasan Husaini kepada jejakrekam.com, Selasa (5/7/2022).

Menurut pakar konstruksi ini, drainase yang sejatinya menjadi saluran air justru faktanya hanya jadi penampung dimensi air.

“Akhirnya, air yang tertampung di drainase itu tidak diperhitungkan ke mana akan dialirkan. Jadilah, ketika hujan deras apalagi dengan durasi waktu panjang, jangan heran jika genangan air lambat surut bahkan menjadi penyebab banjir,” tutur Hasan Husaini.

BACA : Ada 6 Faktor Picu Ambruknya Rumah Mewah Gatot Subroto, Pakar : PBG Harus Selektif

Magister teknik sipil lulusan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengatakan sepatutnya dalam pembuatan drainase juga memperhitungan permukaan elevasi (ketinggian) air.

Dengan metode pendekatan teknik sipil yang tepat dan akurat, Hasan Husaini hakkul yakin dari pengukuran elevasi air itu maka fungsi drainase akan lebih optimal untuk mengalirkan air baik dari curahan hujan maupun pasang pasang (rob).

“Makanya, kalau membikin drainase itu harus jelas ke mana arah airnya. Sebab, sifat air itu sudah diketahui jamak akan menuju tempat atau dataran yang rendah,” tutur pria yang juga ahli jembatan ini.

BACA JUGA : Jadi Acuan Masterplan Atasi Banjir, BPBD Banjarmasin Bikin Riset Dasar Kebencanaan

Hasan justru melihat fenomena pembuatan drainase di Banjarmasin hanya menjadi tempat menampung air, bukan malah mengalirkan air ke saluran primer, sekunder hingga tersier.

“Patut dicatat, drainase adalah saluran yang digunakan untuk menyalurkan massa air berlebih di suatu kawasan. Jangka pendeknya adalah menghindari genangan air di permukaan. Sedangkan, jangka panjangnya adalah bisa menangkal banjir jika fungsi drainase optimal,” tutur Hasan.

Masih menurut Hasan, di Banjarmasin pun sistem drainase dibangun itu condong merupakan drainase tertutup karena masuk kawasan perkotaan.

BACA JUGA : Banjarmasin Dilanda Banjir Rob, Kawasan Jalan Jafri Zamzam Langganan Terendam

“Anehnya, justru tiap tahun hanya membangun dimensi drainase, bukan tujuannya untuk mengalirkan air. Padahal, durasi dan frekuensi curah hujan di Banjarmasin tergolong tinggi, ketika turun hujan apalagi durasi waktu lama, jangan heran banjir ada di mana-mana, karena fungsi drainase itu hanya sebagai penampung air bukan menyalurkan,” kritik Hasan.

Ketua Dewan Pakar DPN Intakindo, Hasan Husaini. (Foto Didi GS)

Sementara, beber dia, sungai maupun anak sungai merupakan drainase terbuka bahkan sudah disiapkan alam, justru tidak mampu lagi mengalirkan ke sungai besar atau sedang. Misalkan ke Sungai Martapura atau Sungai Barito.

“Kenaikan air selama ini bukan soal fenomena naiknya permukaan sungai. Tapi, karena faktor sedementasi (pengendapan) baik lumpur maupun material lainnya yang ada di sungai sebagai saluran primer maupun sekunder,” tutur Hasan.

BACA JUGA : Banjarmasin Tak Punya Masterplan Atasi Banjir, Pakar Kota ULM : Penanganannya Hanya Parsial

Sebelum membenahi sistem atau jaringan drainase di Banjarmasin, Hasan pun menyarankan agar pemerintah kota lebih baik untuk menggencarkan normalisasi atau revitalisasi sungai.

“Sungai-sungai yang telah dangkal harus dikeruk. Sedementasi yang ada itu harus segera diangkat, karena daya tampung sungai akan semakin dangkal,” paparnya.

Dalam kacamata teknik, Hasan mengatakan soal saluran drainase yang mampet atau tak berfungsi bisa dirawat atau dibersihkan. “Anehnya, justru tiap tahun membangun saluran drainase, tapi sungai-sungai yang jadi penampung air malah tak pernah dikeruk. Itu sama bohong,” cetus Hasan.

BACA JUGA : Gelontor Dana Miliaran Rupiah, PUPR Banjarmasin Klaim Serius Atasi Banjir Rob

Dikutip dari LPSE Banjarmasin, bersumber dana dari APBD tahun 2022, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasi telah melelang proyek peningkatan drainase.

Ambil contoh kawasan Jalan Kuripan dikucurkan dana segede Rp 1,9 miliar lebih. Kemudian, kawasan Jalan Cempaka digelontorkan dana Rp 708 juta lebih. Begitupula, drainase Jalan Pahlawan dianggarkan sebesar Rp 1,5 miliar. Proyek-proyek ini pun telah ditenderkan pada awal Juni 2022 lalu, karena tiga kawasan itu merupakan zona langganan banjir rob maupun akibat tingginya curah hujan.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.