Banjarmasin Tak Punya Masterplan Atasi Banjir, Pakar Kota ULM : Penanganannya Hanya Parsial
PAKAR kota Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Akbar Rahman mengakui Pemkot Banjarmasin terkesan memang tak serius dalam mengantisipasi maupun menangani masalah banjir di kota.
“JIKA serius, seharusnya sejak beberapa tahun yang sudah dibenahi. Namun, nyatanya itu tidak terjadi. Ambil contoh poros Jalan Brigjen H Hasan Basry Kayutangi, misalkan garapan teranyar namun masih bermasalah,” kata Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Jumat (17/6/2022).
Menurut dia, sepatutnya anggaran besar yang bersumber dari APBD apalagi dapat suntikan dari APBN soal proyek tangkal banjir berpedoman pada hasil pemetaan permasalahan drainase kota.
“Harusnya ditopang masterplan. Tapi yang ada justru belum terlihat jelas. Akibatnya penanganan drainase bersifat lokal dan parsial,” kata doktor urban design lulusan Saga University Jepang ini.
BACA : Gelontor Dana Miliaran Rupiah, PUPR Banjarmasin Klaim Serius Atasi Banjir Rob
Akbar mengatakan ada tiga penanganan yang harus bersamaan dilaksanakan. Yakni pertama bagaimana mengatasi limpahan ketika air hujan agar tidak terjadi genangan. Kedua, bagaimana mengatasi air ketika terjadi air pasang dan permasalahan terpenting ketika kedua hal tersebut bersamaan terjadi.
“Untuk mengatasinya membuat infrastruktur drainase yang andal dengan berbasis pada konsep masterplan desa yang terintegrasi dengan kondisi sungai kota,” papar Akbar.
BACA JUGA : BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob, Isnaini Tuding Walikota Ibnu Sina Belum Serius
Pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel ini mengatakan sistem infrastruktur saluran air buka tutup (pintu air) sudah wajib untuk diterapkan di Banjarmasin. Sebab, sistem drainase buka tutup itu cukup efektif menghindarkan genangan rob pada sejumlah ruas jalan utama kota.
“Kemudian perawatan dan pengecekan sistem drainase perlu dilakukan secara berkala. Karena pada titik tertentu, air pasang tinggi air menggenangi jalan. Namun ketika air sudah surut, genangan air masih terjadi di jalan tersebut,” beber Akbar.
BACA JUGA : Fokus Pengendalian Banjir Banjarmasin, Hasil Kajian : Sungai Kian Dangkal dan Air Laut Terus Naik!
Hal ini ditegaskan Akbar, jelas mengindikasikan saluran air terhalang atau buntu oleh berbagai material baik itu endapan atau sampah.
Magister teknik lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengatakan seharusnya masterplan air serius digarap oleh pemangku kepentingan. Untuk diketahui, masterplan adalah konsep perencanaan tata ruang khususnya dalam pengendalian air (banjir) secara keseluruhan.
BACA JUGA : Berbiaya Rp 1 Triliun, BWS Kalimantan III Golkan Proyek Tangkal Banjir Banjarmasin, Ini Daftarnya!
“Tanpa memiliki peta permasalahan air, maka penanganan genangan dan banjir rob hanya bersifat parsial atau hanya solusi pemadam kebakaran tidak menyelesaikan akar permasalahan secara konprehensif,” beber Akbar.
Masih menurut dia, keberadaan sungai menjadi sangat penting sebagai pintu menjawab permasalahan yang ada. “Kampanye menjaga sungai dan kebersihannya harus terus digaungkan. Ini agar masyarakat menjadi sadar dan peduli arti pentingnya sungai di Banjarmasin,” pungkas Akbar.(jejakrekam)