Tren Busana Muslim; Kopiah Pakistan Mulai Ditinggalkan, Digantikan Peci Khas Malaysia

0

RAMADHAN telah berakhir. Namun, sisa-sisa bulan suci masih terasa ketika angka penjualan perlengkapan shalat atau busana muslim ternyata masih laris manis.

KONDISI ini dirasakan Rahad Store, toko busana muslim yang terletak di Jalan Veteran, Banjarmasin. Sejak bulan puasa hingga lebaran Idul Fitri 1443 Hijriyah pada awal Mei 2022 lalu, ternyata ada tren yang berubah di tengah masyarakat muslim khususnya di Banjarmasin.

Jika sebelumnya, kopiah ala Pakistan dan rajutan asal Yaman jadi pilihan warga untuk kopiah, ternyata beberapa bulan ini sudah tergantikan dengan hadirnya peci asal Malaysia. Harganya lebih tinggi dibanding produk lokal asal Surabaya, Gresik hingga Barabai.

“Ya, peci putih buatan Malaysia serta Pattani Thailand lebih laris manis. Utamanya untuk yang tiruan atau KW, tapi yang asli impor Malaysia maupun Pattani Thailand lebih banyak diburu para pembeli,” ucap Alimin, penjaga Toko Rahad Store kepada jejakrekam.com, Jumat (6/4/2022).

BACA : Mulai Ditinggalkan Banyak Pengrajin, Cerita Kopiah Jangang yang Tersisa di Margasari

Menurut Alimin, harga kopiah putih atau biasanya disebut kopiah haji oleh masyarakat Banjar memang lebih mahal dibanding buatan dalam negeri. Ini karena kualitas kopiah haji buatan Malaysia memang lebih unggul.

“Kopiahnya tebal serta tahan lama, termasuk bahan kainnya juga lebih halus. Ini belum jahitannya juga lebih rapi,” ucap Alimin.

Saban hari, 10 buah kopiah haji Malaysia itu laku terjual. Walaupun harganya di atas ratusan ribu per buah. Sebut saja, jenis A5 Ameen Rp 270 ribu, A3 Aman Rp 240 ribu, dan termurah A1 Rp 150 ribu.

BACA JUGA : Artis Serba Bisa Benyamin S Pernah Order, Songkok Pasar Lama Ikonik Kopiah Banjar

Logo khas ‘Kesultanan Melayu’ menjadi identitas kopiah haji Malaysia dengan jahitan mesin yang lebih rapi dan tebal, dibanding kopiah sejenis, khususnya untuk tiruan atau KW.

“Biasanya, bagi kalangan yang hobi kopiah Malaysia lebih memilih produk asli dibanding tiruan atau KW. Sebab, memang lebih nyaman yang asli dibanding yang tiruan yang terkadang kualitas bahannya memang rendah,” papar Alimin.

BACA JUGA : Demi Bertahan Hidup, Pengusaha Peci Sulap Kain Sasirangan Jadi Masker

Ia mengakui saban tahun tren songkok atau tutup kepala untuk shalat biasanya berganti, seiring dengan hadirnya produk baru.

“Tapi untuk kopiah haji atau peci Malaysia cukup lama bertahan menggantikan kopiah khas Pakistan atau Yaman yang telah lama ditinggalkan penggunanya,” ucap Alimin.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2022/05/06/tren-busana-muslim-kopiah-pakistan-mulai-ditinggalkan-digantikan-peci-khas-malaysia/
Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.