Demi Bertahan Hidup, Pengusaha Peci Sulap Kain Sasirangan Jadi Masker

0

DI TENGAH wabah virus Corona (Covid-19) yang banyak mematikan sektor usaha masyarakat lantaran sepinya jumlah pembeli. Toko Kopiah Berlian, justru sebaliknya kebanjiran pembeli sejak dua pekan terakhir.

HAL Ini dipicu tingginya permintaan masyarakat terhadap usaha baru dengan produksi masker sasirangan yang ditekuninya saat ini.

Edwin Bahar, pemilik Toko Kopiah Berlian mengungkapkan, awal mula dirinya terpikir untuk memproduksi masker sasirangan karena melihat kondisi saat ini. Serta tingginya peminat masker kain di tengah imbauan dari pemerintah untuk wajib memakai penutup hidung dan mulut tersebut.

“Awalnya ada permintaan dari Ketua Tim Penggerak PKK Banjarmasin (Hj Siti Wasilah Ibnu Sina) untuk memproduksi masker sasirangan. Setelah kami bikin, kami tunjukkan kepada beliau dan ternyata diapresiasi. Lalu kami lanjutkan produksi yang banyak,” kata Edwin Bahar kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Selasa (21/4/2020).

BACA : Artis Serba Bisa Benyamin S Pernah Order, Songkok Pasar Lama Ikonik Kopiah Banjar

Selain itu, Edwin mengatakan, penjualan peci yang ia lanjutkan dari dua generasi sebelumnya itu diambang keterpurukan, lantaran minimnya jumlah peminat. Bahkan, penghasilan dari usaha pecinya itu bisa mendapatkan omzet Rp 20 ribu untuk satu hari.

“Sedangkan yang harus dibiayai banyak dan usaha kita hanya bergantung pada satu toko ini,” ucap Edwin.

Dengan menekuni bisnis barunya, toko yang berada di Jalan Ambon, Kelurahan Pasar Lama, Banjarmasin ini bisa menerima pesanan hingga 100 pcs setiap harinya. Dengan total yang sudah terjual lebih dari 1.000 pcs masker dan tembus hingga Pulau Jawa.

“Kebanyakan orderan lewat online, dan kemarin itu ada yang order dari Yogyakarta,” ujarnya.

Tarif masker sasirangan yang dipatok pria berusia 27 tahun bisa terbilang sangat murah. Dengan harga Rp 5.000 untuk satu masker, Edwin mengaku hanya menerima keuntungan Rp 2.000 untuk setiap satu penjualan masker sasirangan.

“Hitung-hitung buat beramal juga kepada masyarakat yang perlu masker di tengah wabah Corona ini,” ucapnya.

BACA JUGA : PKK Banjarmasin Sudah Cetak 15 Ribu Masker Untuk Dibagikan Kepada Warga Kurang Mampu

Proses pembuatan masker kain sasirangan ini juga terbilang mudah, hanya memerlukan kain sasirangan berbahan katun, dipotong hingga berukuran 27×20 cm, lalu dijahit dengan memerlukan waktu sekitar 10 menit.

Setelah selesai proses tersebut, masker yang sudah dijahit itu kemudian disetrika dengan suhu lebih dari 90 derajat celcius. Kemudian disterilkan menggunakan hand sanitizer sehingga masker sasirangan tersebut sudah siap pakai.

Anak pertama dari empat bersaudara ini bahkan berencana ingin tetap melanjutkan usaha produksi masker sasirangannya ini, meski wabah Corona telah usai.

“Karena penjualan peci juga sepi, jadi kita ingin memberikan inovasi baru dengan masker ini,” tandasnya.

BACA JUGA : angkal Corona, Pasien Gangguan Jiwa RSJD Sambang Lihum Diberi Masker

Sekadar diketahui, Toko Kopiah Berlian yang berada di Jalan Ambon Kelurahan Pasar Lama, Banjarmasin Timur ini sebelumnya hanya menjual peci muslim dengan sedikit inovasi kain khas sasirangan, serta laung (ikat kepala khas banjar). Peci dengan motif sasirangan tersebut sudah terkenal hingga penjuru Indonesia, bahkan sampai mancanegara.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.