Mangatam Hari Raya, Memungut Derma dari Jamaah Shalat Ied di Masjid Kanas

0

TRADISI turun temurun dari leluhur masyarakat Alalak Besar terus dijaga para pengurus Masjid Tuhfaturroghibin atau Masjid Kanas, Alalak Tengah, Banjarmasin saat pelaksanaan shalat Ied.

TRADISI itu adalah ‘mangatam hari raya’ sebelum pelaksanaan shalat Ied, baik Idul Fitri maupun Idul Adha di Masjid Kanas. Masjid yang diyakini merupakan salah satu masjid tertua di Banjarmasin ini tetap menjaga tradisi ‘mangatam hari raya’ untuk memungut derma atau sedekah dari para jamaah shalat Ied.

Para pengurus Masjid Kanas Alalak Tengah dari kaum, imam, bilal, khatib hingga ulama hadir di tengah jamaah, sebelum takbir shalat Ied dikumandangkan. Mereka berkeliling dari barisan shaf paling belakang hingga ke shaf terdepan.

BACA : Sejarah Panjang Masjid Kanas dari Kampung Alalak Besar

Sebelum tradisi mangatam hari raya ini dilaksanakan, pengurus Masjdi Kanas Alalak Tengah pun mengumumkan bahwa para imam, bilal, khatib serta lainnya akan berjalan untuk memungut derma kepada para jamaah. Mereka pun berjalan di sela-sela shaf jamaah dengan menyodorkan sajadah maupun serban sebagai media untuk mengumpulkan uang receh.

Pengurus Masjid Kanas Alalak Tengah, Ustadz Ahmad Jazuli Simin mengatakan tradisi ini memang sudah ada sejak masjid ini didirikan di Kampung Alalak Besar, sebelum dimekarkan menjadi beberapa kampung atau desa. ‘

Awalnya, Kampung Alalak Besar ini mencakup tiga kelurahan di Banjarmasin; Alalak Selatan, Alalak Tengah dan Alalak Tengah hingga Berangas, Pulau Alalak, Pulau Suwangi dan Tatah Masjid di Kabupaten Barito Kuala. Namun, begitu dimekarkan dan terpisah, akhirnya Kampung Alalak Besar pun hanya menjadi sematan.

BACA JUGA : Terpaksa Wudhu Pakai Air Sungai, Leding Sudah Setengah Bulan Mati Total di Masjid Kanas

“Mangatam di hari raya ini dimaksudkan agar para jamaah masjid dengan pengurus masjid bisa terjalin silaturahim atau jalinan kasih sayang. Ini ditandai dengan pemberian derma atau sedekah yang bisa dibawa pulang pengurus masjid dari khatib, imam, bilal hingga kaum masjid,” tutur Ustadz Jazuli.

Guru Pesantren Tarbiyatul Islamiyah Alalak Tengah ini mengatakan tradisi mangatam hari raya tak hanya pada shalat Idul Fitri, tapi juga dilaksanakan pada shalat Idul Adha. “Istilahnya, mangatam dua kali setahun,” kata Jazuli.

BACA JUGA : Nilai Adiluhur dari Ornamen Rumah dan Masjid-Masjid Kuno di Ranah Banjar

Menurut dia, nilai sedekah atau derma yang diberi jamaah tidak dipandang besar atau kecilnya, karena tradisi itu menjadi bagian tak terpisahkan dari prosesi shalat Ied di Masjid Kanas.

“Selain itu, para pengurus masjid pun bisa kenal langsung dengan jamaah. Mungkin, saat shalat Jumat, bisa tak bertemu, nah saat shalat Ied bisa berkumpul lebih banyak jamaahnya,” tutur Jazuli.

Suasana haru pun tampak terlihat, ketika Jazuli memohon maaf atas segala kesalahan para pengurus Masjid Kanas yang telah mendahului. Termasuk, Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Kanas; KH Jahri Simin yang kini tergolek sakit.

“Kami mohon doa agar ulama kita sekaligus Ketua Umum Masjid Kanas bisa disembuhkan dari segala penyakitnya,” kata Jazuli, terisak tangis dari atas mimbar.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.