Ersis Sebut Muhammad Arsyad Al-Banjari ‘Datu Literasi Banjar dan Nasional’

0

GURU besar program studi pendidikan sejarah Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin Prof Dr Ersis Warmansyah Abbas dalam makalahnya saat menjadi narasumber dalam seminar nasional Rekam Jejak Muhammad Arsyad Al-Banjari beberapa hari yang lalu di Banjarmasin mengatakan, Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan adalah ‘Urang Banjar’ yang sangat terkenal sejak Kesultanan Banjar.

SYEKH Muhammad Arsyad Al-Banjari (1710-1812) sangat mahsyur di Kalimantan Selatan hingga Mancanegara. “Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, beliau diagungkan bukan saja sebagai ulama atau tokoh historis , tetapi sebagai garis identitas keulamaan,” ujarnya.

“Beberapa buku telah ditulis tentang Muhammad Arsyad Al-Banjari, misalnya oleh Ahmad Basuni, Zafry Zamzam, Abu Daudi dan lain-lain. Skripsi, tesis, disertasi dan berbagai artikel akademis dan artikel umum memaparkan tentang Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dalam ragam tinjauan semakin memapankan beliau sebagai tokoh agung,” ujarnya.

BACA: 4 Kontribusi Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari bagi Nusantara

“Oleh karena itu, dengan ini saya mengusulkan kepada Pemprov Kalimantan Selatan, DPRD Kalsel, tokoh dan masyarakat Kalimantan Selatan menobatkan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sebagai ‘Datu Literasi Banjar’. Akan sangat elok kalau Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari danugerahi sebagai Pahlawan Nasional, sekaligus sebagai tokoh literasi nasional. Kontribusi Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari telah mencapai taraf internasional,” bebernya.

Membaca biografi Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, semakin menguatkan akar literasi Urang Banjar sejak Kesultanan Banjar, sangat kuat. Bukan saja menulis Sabilal Muhtadin yang terkenal, tetapi belasan buku dengan berbagai bahasan yang tidak lapuk sampai sekarang.

BACA JUGA : Islam di Nusantara Tak Lepas dari Pengaruh Ulama Banjar Syekh Arsyad Al Banjari

Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari lahir di Desa Lok Gagang, Martapura. Dari pasangan Abdullah bin Abu Bakar dan Aminah, dengan nama Muhammad Ja’far dan menjelang remaja di ganti menjadi Muhammad Arsyad.

Sejak kecil sudah tampak kelebihan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dengan kecerdasan dan keterampilan hebat, dari membaca Al-Quran sampai melukis. Keahlian dalam bidang seni ini mengalir dari darah seni ayah beliau Abdullah, yang merupakan seorang ahli seni ukir.

BACA JUGA : Pengusulan Pahlawan Nasional, Syekh Muhammad Arsyad Dulu, Baru Pangeran Hidayatullah

Muhammad Arsyad Al-Banjari mampu memerankan peran sebagai anak harapan yang bukan menimbulkan masalah, baik bagi dirinya dan keluarga. Tidak diragukan lagi hal tersebut menjadi bekal untuk mengembangkan potensi, tidak saja menjadi kebanggan keluarga, tetapi juga masyarakat Lok Gabang.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.