IKN dan Masa Depan Rakyat Kalimantan (2)

0

Oleh : Subhan Syarief

YA, AKHIRNYA kita bisa lihat dan rasakan sejak dahulu sampai sekarang Pemerintah sepertinya tidaklah terlalu menganggap penting hal masa depan warga Kalimantan. Terutama dalam perlindungan aset lahan yang mereka miliki, atau terhadap kemanfaatan jangka panjang yang harusnya mereka dapatkan.

UJUNGNYA pendapatan yang didapatkan rata-rata warga Kalimantan atau kesejahteraan hidup warga Kalimantan berbanding terbalik dengan Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimilikinya. Warga Kalimantan paling banyak hidup dengan kondisi yang seadanya dan jauh dari harapan kemakmuran dan kesejahteraan. Yang diterima malahan berbagai bencana akibat kerusakan lingkungan dampak dari pengeksplotasian berbagai SDA atau lahan yang ada di Kalimantan.

Dalam hal ini bila kita mencoba mengilustrasikan kondisi ke depan, melalui kita semua coba bayangkan dan perhitungkan apa yang bakal menimpa warga Kalimantan ke depan ketika SDA habis. Lahan/lingkungannya telah semakin banyak yang rusak dan atau telah ‘dimiliki’ oleh pihak lain.

BACA: IKN Dan Masa Depan Rakyat Kalimantan (1)

Bukankah ini artinya sebuah Bencana ? Bencana besar yang akan menimpa Warga Kalimantan. Sedihnya, sisi lain mereka para ‘Tokoh’ dan ‘Penguasa’ bekerjasama dengan Pengusaha dipastikan tetaplah akan makmur sejahtera tujuh turunan. Mereka dengan hasil yang dikeruk dari hasil Bumi Kalimantan akan semakin berjaya yakni dengan menggunakan sebagai modal pengembangan usahanya di daerah lain bahkan di Manca Negara.

Tak percaya? silahkan buka dan telusuri data lama. Bila cermat akan bisa ditemukan bagaimana kondisi kekayaan konglomerat negeri ini yang luar biasa dan semakin ‘menggurita’ nya akselerasi pengembangan bisnisnya. Contoh bisa dilihat salahsatunya bagaimana seorang taipan ‘Prajogo Pangestu’ sampai saat ini semakin berkibar. Padahal dahulu pernah ‘menyepi’ dan fokus usaha di luar akibat iklim perpolitikan pasca reformasi yang membuatnya turut terkena ‘dampak’.

Bila dilihat sejarahnya maka semua akan tahu bahwa awal dia berjaya salahsatunya berasal dari sumber ketika dia menjadi ‘Raja Kayu’ di Kalimantan. Semua mantan raja-raja kayu ini sampai saat ini senantiasa tetap berjaya bahkan semakin berkibar. Padahal mirinsnya, sisi lain Bumi Kalimantan semakin kering kerontang dengan hilangnya ribuan, bahkan jutaan hektar lahan hutan. Dan fatalnya kemudian berujung bencana seperti banjir pun seolah tak henti menimpa Bumi Kalimantan.

Dalam hal ini mestinya fakta itu semua bisa membuat semua warga Kalimantan , terlebih wabil khususnya para tokoh tokoh atau orang orang pintar Kalimantan mau ‘sadar diri’ untuk kemudian bisa berpikir cerdas, kritis dan mampu melihat jauh ke depan. Bisa bersikap dan bertindak untuk tak mau lagi terbuai oleh berbagai Retorika dan janji janji manis masa lalu dan ternyata sampai saat ini faktanya Kalimantan tidaklah mampu bergerak maju dan mampu mensejahterakan dan memakmurkan kan warga penghuni pulau nya  sendiri. Demikian pula ketika bicara IKN. Jangan sampai IKN yang bercita muluk serta indah ternyata yang terjadi malahan sebaliknya. Kerusakan, pengurasan SDA, demografi dan supply SDM tinggi tapi bukan berasal dari internal Kalimantan, dan kemudian berujung munculnya ketidak adilan yang jauh dari harapan dapat memakmur sejahterakan warga Kalimantan. Kondisi itulah yang bila tak cermat dan cerdas dalam bersikap dan bertindak yang bisa saja kembali bakal menimpa.

Ya, melihat IKN mestinya taklah boleh terlalu optimis tapi yang paling utama tingkatkan kewaspadaan dan kecermatan, kecerdasan dalam berpikir, bersikap dan bertindak untuk masa depan anak cucu dan generasi depan warga Kalimantan. Belajarlah dari pengalaman lampau bagaimana hal dikuras nya berbagai SDM dan rusaknya lingkungan bumi Kalimantan dengan alasan demi Pembangunan.

BACA: Jadi Daerah Penyangga IKN, Tabalong Punya Lahan 3.000 Hektare untuk Kawasan Industri

Kondisi 2 (kedua) ;

Kondisi ini adalah ketika Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan berjalan. Kondisi saat pembangunan IKN telah diprediksi kan dipastikan membutuhkan sumber daya yang tak sedikit. Mulai dari hal pembiayaan juga hal kebutuhan sumber daya manusia dan material penunjang pembangunan.

Dalam hal ini tentu yang paling pertama dicermati adalah sampai sejauh mana keterlibatan potensi yang dimiliki oleh daerah di kawasan dan di sekitar kawasan. Dalam hal ini di Kalimantan menjadi penting untuk dikedepankan menjadi pemasok utama dalam pembangunan infrastruktur IKN. Sayangnya sampai saat ini kita tak pernah tahu apa aspek penting yang sudah teridentifikasi dan terpetakan oleh Pemerintah untuk dapat dipergunakan dan dilibatkan menjadi sumber daya utama pengerak pembangunan IKN ini.

Prediksi awal alokasi biaya IKN dengan penyediaan infrastuktur mencapai Rp 500 triliun, terdiri dari pembangunan istana , kantor lembaga negara, bangunan strategis TNI/Polri sekitar Rp 65,4 triliun sebagai fungsi utama. Berikutnya, rumah dinas ASN/TNI/Polri, sarana pendidikan dan kesehatan, hunian non ASN sekitar Rp 243,5 triliun sebagai fungsi pendukung. Lalu, fasilitas sarana dan prasarana dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai fasilitas penunjang sekitar Rp 149,2 triliun dan kebutuhan lahan sekitar Rp 8 triliun. (Sumber Bappenas/Kementerian PUPR tahun 2019).

Kemudian kebutuhan sumber daya menyangkut material, peralatan dan pekerja pada tahapan pembangunan infrastruktur fisik (kurun periode sampai tahun 2025) diperkirakan material aspal membutuhkan sekitar hampir 5 juta ton. Sementara Kalimantan tidak punya pasokan sumber aspal. Begitupula, material semen hampir 21 juta, dengan kemampuan pasokan Kalimantan hanya mampu menyediakan  sekitar 5 juta hingga 6 juta ton.

Material baja konstruksi sekitar 6 juta ton. Lagi-lagi, kemampuan pasokan Kalimantan belum jelas, walau sudah ada pembangunan pabrik baja di Kalsel, tepatnya di Kabupaten Tanah Bumbu. Material beton pracetak sekitar 27 juta ton, sedangkan kemampuan pasokan Kalimantan tahun 2018, baru sekitar 48 ribu ton. Lain lagi dengan peralatan konstruksi dibutuhkan sekitar 150 ribu unit. Di Kalimantan sendiri, hanya ada sekitar 2 ribu unit.

Dari segi tenaga kerja konstruksi juga cukup banyak, diperkirakan yang dibutuhkan untuk tenaga terampil minimal sebanyak 3 juta dan tenaga ahli sebanyak 600 ribu (Sumber estimasi dari Kementerian PUPR).  Artinya dengan kebutuhan sejumlah 3,6 juta pekerja saja sudah hampir menyamai jumlah penduduk Kalimantan Selatan yang kisaranya adalah hanya sejumlah kurang lebih 4 juta jiwa.

Dan apalagi bila kita melihat jumlah penduduk kabupaten tempat lokasi IKN saat ini tercatat hanya sekitar 100 ribu jiwa. Tentu ini jumlah yang sangatlah minim bila mengkaitkan dengan aspek niat atau optimis untuk melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal dalam mengerakkan pembangunan IKN.

Dan seandainya saja ditotalkan jumlah Sumber Daya Material (SDM) Konstruksi dari Kaltim, Kalsel , Kalteng, Kaltara dan Kalbar maka untuk memenuhi kebutuhan yang total 3,6 Juta pekerja konstruksi itu sangatlah berat apalagi bila dengan persyaratan standar kemampuan yang baik dan bersertifikat. Dengan kondisi ini maka sangatlah sulit berharap untuk SDM Konstruksi Kalimantan menjadi pemain utama yang akan langsung digunakan dalam keterlibatan ketika pembangunan IKN mulai digebrak.

BACA JUGA : Jadi Penyangga IKN, Pemkab Tanbu Tawarkan Kerja Sama ke Penajam Paser Utara

Lalu, ketika secara hitungan di atas kertas saja SDM dan berbagai Sumber Daya Material (SDM) Konstruksi tak siap di adakan oleh Bumi Kalimantan maka tentu kondisi ini mestinya menjadi PR yang harus segera dipersiapkan. Tentu semua tak ingin bila nanti malahan berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam membangun IKN ternyata tak mampu disediakan dan juga warga Kalimantan tak banyak tertampung dalam pembangunan IKN tersebut. Ada tertampung tapi hanya menjadi ‘buruh harian lepas’ dalam membangun infrastruktur IKN nantinya. Bila ini yang terjadi maka apa kebanggaan dari warga Kalimantan IKN di Bangun  di Bumi Kalimantan.

Sisi lain, yang paling merisaukan dan sekaligus menguatirkan adalah ketika berbagai sumber daya tersebut ternyata didatangkan dari luar daerah Pulau Kalimantan. Bahkan bisa saja dari Negara lain, bayangkan saja ketika karena rantai pasok Kalimantan tak sanggup memenuhi kebutuhan maka itu akan menjadi alasan utama untuk mendatangkan berbagai sumber daya dari luar. Mulai dari material bangunan, peralatan, dan bahkan SDM dari berbagai level tingkatan. Bila ini yang terjadi maka kerugian besar akan kembali menimpa warga Pulau Kalimantan. Akan banyak warga pulau ini akan kembali menjadi penonton yang tak akan bisa berbuat banyak, bahkan bisa saja ujungnya akan semakin tersingkir dari keterlibatan dalam pembangunan IKN. Yang terlibat paling segelintir orang Kalimantan yang memang sejak awal sudah memiliki jaringan serta kerjasama dengan pihak kuat yang ada di balik layar IKN.

Ya, secara parsial atau secara kelompok memang masih tetap ada warga Kalimantan yang terlibat dan diuntungkan dalam pembangunan IKN tapi secara menyeluruh maka dampak manfaat bagi segenap warga Kalimantan masihlah akan jauh dari harapan dan tak akan banyak memberi multy efek jangka panjang bagi kemakmuran serta kesejahteraan segenap warga Kalimantan.

Dan, ketika bila ternyata proses pembangunan kemudian memunculkan protes dari warga Kalimantan yang tak terlibat serta mendapatkan manfaat maka dengan alasan pembangunan IKN adalah merupakan proyek vital bagi negara maka tingkat keamanan pun akan semakin ditinggikan yang berujung akan terjadi pembatasan dan pengetatan terhadap pihak pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan IKN tersebut.

BACA JUGA : Sambut IKN, Bupati Tabalong Ingatkan Semua Elemen Jangan Sekadar jadi Penonton

Ya, bisa saja kedepan tak bisa sembarang pihak yang dapat mudah mengakses dan ingin tahu apa-apa yang dibangun dan disiapkan di IKN tersebut. IKN bisa saja akan menjadi proyek rahasia Negara yang tak bisa diketahui oleh siapapun termasuk warga Kalimantan tempat IKN tersebut berada.

Lalu coba bayangkan apa yang terjadi bila ternyata SDM yang terlibat. Faktanya nanti di dominasi oleh pihak Asing yang memang hampir dipastikan akan banyak terlibat dan menguasai dalam  berinvestasi di IKN tersebut ?

Dengan adanya hal ini, maka saat proses tahapan pembangunan infrastruktur IKN inilah semua pihak, wabil khusus Warga Kalimantan mesti pandai dan cermat dalam melihat situasi kondisi. Kalau tak cermat dan tak cerdas atau hanya karena terbuai eforia di tempat kan lokasi IKN di Kalimantan maka bersiaplah menikmati kerugian dan penyesalan. Sama seperti ketika saat ini menyesal melihat terkurasnya SDA tapi sisi lain tak banyak memberikan manfaat bagi kehidupan kemakmuran dan kesejahteraan hidup warga Kalimantan. Bahkan musibah banjir dan kerusakan alam lah yang terpaksa diterima. (jejakrekam/bersambung)

Penulis adalah Doktor Hukum Konstruksi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Arsitek Senior Ikatan Arisitek Indonesia (IAI) Kalsel / Pemerhati Perkotaan

Pencarian populer:Gambar IKN Baru di Kalimantan

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.