Suarakan Darurat Vaksin, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel ‘Demo Tunggal’ di Kemenkes

0

ADA aksi menarik dilakoni M Lutfi Saifuddin Rais. Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan memilih menggelar aksi seorang diri di depan kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9, Blok A, Jakarta.

TEPAT di depan Gedung Prof Dr Sujudi, Kemenkes RI di Jakarta, Rabu (27/9/2021), Lutfi pun membentangkan spanduk bertuliskan; Kalsel Darurat Vaksin. Dalam spanduk itu, Lutfi juga mengusung tanda pagar (tagar) #RakyatKalselMenuntut. Sementara, dalam kutipannya, Lufti pun menuliskan; Kami Cinta NKRI, Tapi Jangan Khianati Cinta Kami. Tambah Quato Vaksin Kami.

Dikonfirmasi jejakrekam.com, Jumat (1/10/2021), mengenai foto beredar di media sosial, Lutfi mengatakan aksi ‘demo tunggal’ itu digelar saat menyambangi Kemenkes RI di Jakarta.

“Sebelumnya, saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel. Aksi yang saya lakukan seorang diri agar pemerintah pusat itu melek dan sadar, apa sebenarnya kondisi daerah terkait dengan percepatan program vaksinasi massal Covid-19,” ucap Lutfi.

Ia mengungkapkan sebenarnya sekira pukul 16.30 Wita, memang awalnya dirinya sendiri datang ke Kemenkes. Ini dikarenakan, koleganya di Komisi IV DPRD Kalsel yang membidangi kesejahteraan rakyat, kesehatan dan pendidikan masih beraudensi dengan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI di lokasi berbeda.

BACA : Audiensi di Kemenkes, Komisi IV DPRD Kalsel Bahas Distribusi Vaksin

“Begitu teman-teman dari Komisi IV datang, baru bisa diterima Plt Direktur Pengendalian Penyakit Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kemenkes, Prima Yusipen,” ungkap politisi Gerindra ini.

Nah, cerita Lutfi, dalam audensi dengan pejabat Kemenkes, ditanyakan soal keadilan pembagian vaksin. Sebab, dinilai Lutfi, selama ini kuota vaksin antara Pulau Jawa dan Bali dibandingkan dengan Kalimantan, terkhusus Kalsel sangat jomplang.

“Kalsel justru kekurangan vaksin. Bandingkan dengan Pulau Jawa dan Bali yang kelebihan stok vaksin. Makanya, ketika ada warga yang mau bervaksin terpaksa harus berkerumun. Ini jelas kontraproduktif krena rentan terpapar Covid-19 yang bisa menciptakan klaster baru. Padahal, kami di Kalsel ini cinta NKRI,” kata Lutfi.

Alasan Kemenkes seperti diutarakan Prima Yusipen adalah pemerintah pusat justru kesulitan mendapatkan pasokan vaksin. Indonesia harus berebut dengan negara-negara lain.

“Dari keterangan pihak Kemenkes, stok vaksin yang didapat itu kirimannya berangsur-angsur. Utamanya, dari vaksin Sinovak China. Sedangkan, pengembangan vaksin yang dilakukan pihak Biofarma, jumlahnya sangat terbatas,” papar Lutfi.

BACA JUGA : Dicanangkan 100 Ribu Vaksinasi Massal, Wagub Muhidin : Banjarmasin Jangan Euforia!

Namun, Lutfi tak menelan mentah-mentah pernyataan dari Kemenkes. Menurut dia, berdasar keputusan presiden mengacu angka kasus Covid-19 sangat parah dibanding wilayah lain, memang terasa kurang adil bagi Kalimantan.

“Alasan pemerintah pusat juga menyangkut percepatan penanggulangan Covid-19 karena Jawa dan Bali lebih diprioritaskan. Sebab, sumber pendapatan kedua wilayah ini tergantung sektor pariwisata, sehingga rentan terpapar Covid-19 jika kekebalan komunal tak tercapai di sana,” beber Lutfi.

Mengenai keterlambatan kiriman vaksin ke Kalsel, Lutfi menyebut juga dipicu akibat lambatnya sistem entry data ke sistem nasional. Atas dasar itu, pihak Kemenkes pun mengira jika stok vaksin di Kalsel masih banyak.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Kalsel ini mengakui ada beberapa kabupaten dan kota yang lambat menginput data ke Kemenkes. Begitu stok vaksin habis, ternyata belum dilaporkan dalam sistem yang dikelola Kemenkes.

BACA JUGA : Banjarmasin Target Herd Immunity Covid-19 Paling Lambat 10 November Nanti

“Untuk itu, kami mendesak agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel bersama Dinkes kabupaten dan kota bisa mempercepat entry data sehingga terbaca di database Kemenkes. Contohnya, hari ini ada orang yang divaksin, maka harus dilaporkan segera. Dengan begitu, data vaksinasi Kalsel akan lebih update,” kata Lutfi.

Namun, Lutfi tetap gembira dari hasil audensi dengan pihak Kemenkes bisa ditindaklanjuti dengan pengiriman sebanyak 91.500 dosis vaksin ke Kalsel pada Jumat (1/10/2021).(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.