Perlu Keadilan Harga Air Bersih, Ini Kiat yang Bisa Diterapkan PDAM Bandarmasih

0

PENGAMAT perkotaan, Akbar Rahman PhD mengurai apa persoalan yang dihadapi PDAM Bandarmasih dulu dan sekarang dalam diskusi virtual gelaran Borneo Law Firm (BLF) dan LP2DH Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

AKADEMI Fakultas Teknik (FT) ULM Banjarmasin ini memaparkan konsep water flows and urban design, without water no life (aliran air dan desain perkotaan, tanpa air tak ada kehidupan), Jumat (9/7/2021).

“Inilah mengapa pentingnya keberadaan PDAM. Pabrik air yang harus mengolah sumber air menjadi bersih atau air minum, bukan hanya air mandi. Selama ini, air yang diolah bersumber dari sungai, bukan air laut,” ucap Akbar Rahman.

Selain dosen FT ULM ini, mantan Ketua PWI Kalsel Fathurrahman, Direktur Operasional PDAM Bandarmasih H Supian, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setdakot Banjarmasin Doyo Pudjadi,  Dr Subhan Syarief (pemerhati sosial) dan Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin HM Faisal Hariyadi, turut ambil bagian. Di samping, Ketua BEM ULM Ahmad Rinaldi dan M Pazri, Presdir BLF menjadi narasumber.

Menurut Akbar, sumber air yang bisa diolah itu bisa berasal dari air hujan, air tanah, air sungai, air limbah dan air minum dalam kebutuhan warga perkotaan (urban). Meski faktanya, stok air tawar itu hanya 2 persen, sisanya 98 persen berasal dari laut atau air asin.

BACA : Berlaku Sejak 2016, BLF Nilai Sistem Sewa Meter PDAM Bandarmasih Rawan Penyimpangan

Sedangkan, beber dia, berdasar standar kelayakan Unesco, kebutuhan air bersih mencapai 49,5 liter/kapita/hari. Sedangkan, hak dasar manusia atas air sebesar 60 liter/orang/hari.

“Dari Kementerian PUPR, Banjarmasin masuk kategori kota besar maka kebutuhan air 130 liter per kapita/hari. Sedangkan, Kemendagri mematok standar kebutuhan pokok air minum sebanyak10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari,” ucapnya.

Doktor urban design University Saga, Jepang ini mengurai ada permasalahan pengelolaan air bersih yang sangat perlu dibenahi, karena menyangkut hajat orang banyak. “Peningkatan mutu dan kualitas air bersih merupakan bagian pelayanan terhadap warga yang dilakukan oleh pemerintah melalui PDAM,” ucap Akbar.

BACA JUGA : Dibanjiri Protes, PDAM Bandarmasih Akhirnya Tunda Naikkan Biaya Sewa Meter Air

Kemudian, beber dia, perlu mengelola air secara berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk penggunaan dan pengelolaan air bersih yang berwawasan lingkungan. “Sebab, permasalahan ‘air bersih’ lebih dahulu disebutkan di SDGs sebelum persoalan energi. Ini menunjukkan secara gelobal permasalahan air menjadi perhatian khusus,” kata arsitek muda ini.

Akbar menegaskan perlu adanya keadilan harga untuk warga, karena ada indikasi penetapan pemakaian kuota minimal air 10 meter kubik tidak adil bagi keluarga yang jumlah anggota keluarganya di bawah empat orang.

“Ini berdasar simulasi standar perhitungan Unesco, Kementerian PUPR, dan Kemendagri. Dalam hal ini, maka PDAM Bandarmasih harus strategi pengembangan pelayanan air bersih. Termasuk, menghitung ulang biaya dan potensi pengembangan,” urai Akbar.

BACA JUGA : Jual Air Leding PDAM Bandarmasih Bisa Bukukan Laba Bersih Puluhan Miliar

Ia menyarankan PDAM Bandarmasih juga bisa menerapkan teknologi hijau dalam peningkatan pelayanan. Berikutnya, melakukan terobosan dalam bisnis air minum dan memberdayakan masyarakat dalam pengelolan air. “PDAM harus berkreasi dalam meningkatkan peluang pendapatan melalui terobosan yang inovatif. Namun tidak merugikan dan memberatkan warga, khususnya yang kurang mampu,” ingat Akbar.

Menurut dia, persoalan air di Banjarmasin perlu dibenahi dengan melibatkan seluruh unsur dan sektor kota. Penanganan air tidak bisa diselesaikan hanya oleh PDAM, maka perlu keterbukaan dan komunikasi antar sektor.

“Peningkatan  layanan untuk warga melalui penyediaan air siap minum perlu dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari strategi klasifikasi dan klaster pelanggan hingga pengunaan teknologi tepat guna seperti layanan filter air dengan teknologi RO yang juga telah awam digunakan di negara-negara maju, seperti jepang,” bebernya.

Terakhir, Akbar menyarankan agar memberdayakan masyarakat untuk peningkatan kualitas layanan dan mengedukasi masyarakat. “Mereka harus bisa menggunakan air seefisien mungkin untuk budaya hemat air dan mengantisipasi kelangkaan ketersediaan air bersih atau air minum,”  pungkas Akbar.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.