Lebih Andalkan Produk Lokal Banjarmasin, Kue Keranjang Imlek Laris Manis

0

SAJIAN khas Imlek paling populer adalah kue keranjang. Kue mirip dodol dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao.

PENGANAN ini telah disiapkan sejumlah toko di kawasan Pecinan Darat, Jalan Veteran, Banjarmasin Tengah menyambut datangnya tahun baru Imlek  2575 atau Tahun Shio Naga Kayu yang jatuh pada Sabtu (10/2/2024) mendatang.

Pemilik Toko Nirmala, Indarto mengatakan selain peralatan persembahyangan ke kelenteng seperti lilin, dupa hio, pernak-pernik lainnya lampion, hingga amplop angpao yang menjadi tradisi masyarakat Tionghoa di Banjarmasin.

“Kue keranjang juga tak boleh dilupakan. Seperti umat muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan menu ketupat dan kue-kue lebaran, nah kue keranjang ini juga identik dengan Imlek,” kata Indarto kepada jejakrekam.com, Rabu (7/2/2024).

BACA : Sambut Tahun Baru Imlek 2575, Kelenteng Karta Raharja Pasang Kepala Naga Kayu Berkilau Emas

Menurut dia, kue keranjang mirip wajik berbentuk bulat dan berwarna merah tua dijual seharga Rp 25 ribu per biji. Berat kue keranjang rata-rata setengah kilogram.

“Jelang Imlek memang banyak yang memesan sejak Januari 2024 lalu. Kalau kue keranjang ini kebanyakan buatan lokal di Banajrmasin, tidak menggunakan pengawet makanan, sehingga tidak bisa bertahan lama,” kata Indarto.

BACA JUGA : Sarat Nilai Filosofis, Tradisi Warga Tionghoa Banjar Sambut Tahun Baru Imlek

Berbeda, menurut dia, jika kue keranjang itu didatangkan dari Surabaya dan Jakarta, biasanya menggunakan pengawet makanan. “Namun, kebanyakan pelanggan kami tak suka. Mereka lebih memilih produk kue keranjang lokal Banjarmasin. Sebab, kalau tak laku, bisa dikembalikan ke pemilik atau pembuat kue keranjang,” kata Indarto.

Menurut dia, dalam sehari kue keranjang laku 20 biji. Nah, jika stok di toko sudah habis bisa dipesan lagi kepada pembuat di Banjarmasin.

“Pembeli kue keranjang bukan hanya lokal Banjarmasin, tapi ada pula dari Kuala Kapuas, Palangka Raya, Sampit bahkan dari Samarinda,” kata Indarto.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.