Nelayan Takut Melaut Akibat Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Laut Kian Meroket

0

CUACA ekstrem di pengunjung tahun 2023 dan memasuki tahun 2024 berdampak pada pasokan ikan, khususnya tangkapan ikan laut di Banjarmasin.

AKIBAT cuaca ekstrem melanda, sejumlah nelayan dikabarkan tak berani melaut untuk menangkap ikan. Dampaknya stok menipis, harga sejumlah ikan laut pun ikutan meroket.

Misrani (49 tahun), pedagang ikan di Pasar Lama Banjarmasin mengungkapkan beberapa hari belakangan pasokan ikan laut memang menipis, akibat tangkapan dari para nelayan berkurang, khususnya pelelangan ikan Banjar Raya.

“Hal ini biasa kalau menjelang akhir tahun terutama pada bulan Desember dan memasuki tahun baru pada awal Januari, pasokan ikan laut berkurang di pasaran,” ucap Misrani kepada jejakrekam.com, Selasa (2/1/2024).

Menurut dia, sejumlah nelayan yang biasanya menangkap ikan tak berani melaut akibat cuaca ekstrem. Hal ini berpengaruh pada pasokan ikan terutama pada pasar atau pelelangan ikan khususnya di Banjar Raya yang memasok ke pasar-pasar yang ada di Banjarmasin.

BACA : Kapal Nelayan Sedikit Bersandar di Banjar Raya, Harga Ikan Laut Naik

“Sebab, saat cuaca seperti sekarang gelombang tinggi disertai petir dan hujan lebat, sehingga para nelayan tak berani melaut untuk menangkap ikan,” ucap Misrani.

Dia mencontohkan seperti ikan tongkol yang menjadi primadona ikan laut tidak banyak lagi pasokannya, sehingga harga pun tergerek naik.

“Dari awalnya Rp 70 ribu naik menjadi Rp 80 ribu atau naik Rp 10 ribu per kilogram untuk ikan tongkol. Begitupula, ikan peda sekarang sudah tembus Rp 55 ribu per kilogram, sebelumnya hanya Rp 35 ribu,” kata Misrani.

Ternyata tak hanya pasokan ikan laut yang terbatas, Misrani mengatakan stok ikan sungai atau air tawar seperti nila dan gabus (haruan) juga terbatas, hingga harganya turut naik. “Seperti ikan nila naik dari Rp 35 ribu kini sudah Rp 45 ribu per kilogram, tergantung ukuran. Kalau ikan nila ukuran besar harganya lebih mahal bisa Rp 50 ribu per kilogram,” tutur Misrani.

BACA JUGA : Sulitnya Peroleh BBM Hingga Diamankannya Kapal-kapal Ikan, Kadis Kelautan Siap Bantu Nelayan Lokal

Nurhayati juga merasakan hal serupa. Pedagang ikan di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin ini mengaku pasokan ikan laut kian terbatas, akibat suplai dari nelayan dan pelelangan ikan menurun tajam.

“Harga ikan haruan terus naik. Sekarang untuk ukuran besar sudah Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan, ukuran agak kecil dan sedang hanya Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram. Hal ini biasanya setiap memasuki bulan Desember, harga ikan pasti naik,” kata Nurhayati.

Menurut dia, perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan (pancaroba) sangat berpengaruh pada hasil panen terutama ikan nila dari kolam atau para pembudidaya.

BACA JUGA : Jadi ‘Kampung Haruan’ Di Indonesia, Desa Mahang Baru Dapat Atensi Kementerian Perikanan Dan Kelautan

“Ukuran ikan nila pun tidak terlalu besar saat dijual di pasaran. Memang, ada kenaikan harga ikan laut dan ikan sungai atau air tawar mencapai Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram,” imbuh Nurhayati.

Pemilik rumah makan di Jalan Kampung Melayu Darat, Jainah mengeluhkan naiknya harga ikan baik laut maupun tawar, terutama saat akhir dan awal tahun.

“Jumlah tangkapan dan hasil panen ikan memang sangat terpengaruh cuaca. Dengan kondisi sekarang, mau tak mau kami harus beli harga ikan yang lebih mahal dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Daripada kosong, terpaksa beli ikan dengan harga yang lebih mahal,” kata Jainah.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.