Waspada ‘Wabah Baru’ Mycoplasma Pneumonia dari China, Dinkes Sebut Belum Ditemukan di Banjarmasin

0

BARU-baru ini Indonesia digemparkan dengan kemunculan ‘wabah baru’ bernama Mycoplasma Pneumonia, khususnya peninkatan kasus yang tengah terjadi di China (Tiongkok).

PNEUMONIA atau radang paru-paru  disebabkan oleh bakteri Mycoplasma. Dilaporkan di Indonesia, sudah ada 6 kasus ditemukan akibat terinfeksi Mycoplasma Pneumonia khususnya di Jakarta.

Meski, pneumonia ini bukan penyakit baru muncul, namun serangan bakteri Mycoplasma Pneumonia berbeda dengan pneumonia pada umumnya, termasuk gejala diderita oleh orang yang terpapar.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, dr Tabiun Huda menjelaskan bahwa pengobatan untuk penyakit pneumonia sebenarnya telah tersedia di puskesmas-puskesmas yang ada di Banjarmasin.

Tabiun mengungkapkan di Banjarmasin sendiri untuk penyakit pneumonia tergolong biasa. Sebab, sudah ada beberapa kasus terjadi berdasar data yang terhimpun oleh Dinkes.

BACA : Terjadi Di China, IDAI Imbau Waspada Pneumonia Pada Anak Akibat Infeksi Mycoplasma Pneumoniae

“Kami mencatat pada 2023, data hingga September terdapat 202 kasus pneumonia di Banjarmasin,” kata Tabiun Huda kepada awak media, Kamis (7/12/2023).

Menurut dia, pneumonia ini terbagi menjadi dua jenis. Ada yang spesifik dan non spesifik.”Yang spesifik ini, pada penderita pneumonia ditemukan Bakteri Tahan Asam (BTA) yang tidak ditemukan di pneumonia non spesifik,” ucapnya.

Untuk gejala sendiri, pneumonia ini tidak jauh berbeda dengan gejala Tuberkulosis (TBC). Di mana penderita akan mengalami batuk selama berminggu-minggu disertai mengeluarkan darah. Gejala lainnya demam tinggi dan nafsu makan berkurang.

“Karena bakteri ini sama-sama menginfeksi paru bagian dalam. Ada jenis bakteri yang tahan asam yaitu TBC, namun ada pula bakteri lainnya,” kata Tabiun Huda.

BACA JUGA : Pasca Covid Kunjungan Wisata Di Kalsel Terus Meningkat, Hunian Hotel Tembus 70 Persen

Menurut dia, pneumonia termasuk jenis penyakit menular, sehingga para penderita agar jangan batuk sembarangan, sehingga saat batuk harus ditutup mulutnya agar tak menyebarkan bakteri.

Tabiun Huda mengimbau agar masyarakat tetpa waspada, apabila mengalami gejala-gejala yang sama seperti itu. Untuk itu, para penderita harus segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

“Pengobatannya juga hampir sama seperti penyakit TBC. Namun untuk penderita pneumonia spesifik pengobatannya memakan waktu 6 bulan. Kemudian, yang non spesifik nanti, diberikan antibiotik khusus,” pungkasnya.

Menanggapi mulai masuknya Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina menyerukan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mengantisipasi. 

BACA JUGA : Jadi Penyakit Biasa Tapi Tetap Waspada, Kalsel Menuju Transisi Endemi Covid-19

Dirinya memastikan untuk fasilitas kesehatan di Banjarmasin telah siap menghadapi Mycoplasma Pneumonia, apabila nanti ditemukan kasusnya di eks Ibukota Provinsi Kalsel ini. Hingga kini, belum didapat laporan adanya penderita atau kasus Mycoplasma Pneumonia.

“Kalau yang sifatnya pandemic, kita sudah banyak belajar dari kasus Covid-19 dulu. Kalau berkaitan dengan penyakit napas, pneumonia ataupun lain sebagainya, Insya Allah seluruh fasilitas kesehatan di Banjarmasin sudah siap untuk menghadapinya, kalau seperti pandemik kemarin,” kata Ibnu Sina.

Kemenkes Minta Waspada dan Pantau Kasus

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penularan pneumonia.

Dalam surat edaran itu, Kemenkes meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) guna melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global.

BACA JUGA : Berisiko Tertular, Nakes Dan Tenaga Medis Akan Divaksin Hepatitis B

Tak hanya itu, Kemenkes meminta pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara. Terutama yang berasal dari negara terjangkit.

Tanda dan Gejala Mycoplasma Pneumonia

Dikutip dari laman cdc.gov menyatakan infeksi yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae umumnya ringan namun terkadang bisa parah. Begitu seseorang terinfeksi bakteri tersebut, gejalanya biasanya muncul setelah 1 hingga 4 minggu. Gejalanya bisa berlangsung selama beberapa minggu.

Radang paru-paru Pneumonia (infeksi paru-paru) terkadang bisa terjadi. Gejala umum pneumonia meliputi, demam dan menggigil, batuk, merasa lelah, sesak napas.

BACA JUGA : Dipasok 300 Dosis, Dinkes Tabalong Gunakan Vaksin Indovac untuk Suntikan Booster ke-1 dan ke-2

Orang dengan pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae mungkin tampak lebih baik dari yang diharapkan dibandingkan seseorang dengan infeksi paru-paru. Dengan gejala ringan yang dianggap pilek, mereka mungkin tidak tinggal di rumah atau di tempat tidur. Karenanya diistilahkan “pneumonia berjalan” diciptakan.

Sedangkan, pada anak di bawa usia 5 tahun yang terkena infeksi Mycoplasma pneumoniae mungkin memiliki gejala yang berbeda dengan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Sebaliknya, mereka mungkin mengalami gejala seperti bersin, hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan, mata berair, mengi (napas berbunyi), muntah dan diare. (jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.