Berbiaya Rp 2,5 Miliar, Buyut Habib Basirih Kritik Pembangunan Shelter Air Asal-Asalan
BUYUT Habib Hamid Bahasyim atau Habib Basirih mengeritik pembangunan shelter air atau dermaga di kawasan objek wisata religi Kubah Habib Basirih.
PEMBANGUNAN shelter berbiaya Rp 2,5 miliar bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2022 ditengarai digarap asal-asalan.
Faktanya saat peringatan haul akbar ke-77 Habib Basirih di Jalan Keramat RT 23, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat, justru shelter atau dermaga untuk para pengunjung tidak bisa dimanfaatkan optimal.
“Proyek shelter air di kawasan Kubah Basirih ini dikerjakan asal-asalan, bahkan tidak bisa digunakan sat peringatan haul akbar datuk kami,” kata Habib Fathurrahman Bahasyim kepada jejakrekam.com, Minggu (3/12/2023).
Menurut Habib Fatur, sapaan akrab pendakwah ini justru dengan biaya mencapai Rp 2,5 miliar, fungsi utama dari shelter air tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh para pengguna. Khususnya, sebagai dermaga untuk tambat kelotok atau perahu bagi para pengunjung Kubah Basirih.
BACA : Walikota Ibnu Sina Resmikan Shelter Nol Kilometer, 5 Bus Trans Banjarmasin Baru Resmi Mengaspal
“Jadinya, shelter air itu hanya hiasan, tidak bisa dipakai sebagaimana mestinya. Sebab, saat haul akbar ke-77 Habib Basirih, ketika air surut di Sungai Barito tidak bisa dipakai untuk sandar atau tambat perahu pengunjung atau jamaah,” kata Habib Fatur.
Akibat tak berfungsi optimal, Habib Fatur menilai proyek dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin bersumber dari dana pusat Kementerian Perhubungan terkesan asal-asal bahkan mubazir.
“Dermaga itu semestinya dibangun lebih panjang dan menjorok ke tengah sungai, bukan seperti sekarang. Jadinya, ketika air surut, kapal tidak kandas dan bisa merapat ke dermaga,” kata Pengasuh Majelis Al Mahabbah Kubah Basirih ini.
BACA JUGA : Kembali Bangun 4 Shelter Air Pada 2024 Mendatang, Isnaini: Apakah Ini Benar-benar Diperlukan?
Dia menduga proyek bernilai miliaran rupiah itu dikerjakan asal-asalan tanpa perencanaan matang, terutama menghitung debit air Sungai Barito saat mengalami pasang surut, sehingga bisa berfungsi laiknya dermaga kapal atau perahu.
“Biasanya sebelum membangun sebuah proyek atau pekerjaan, sudah ada perencanaan sedemikian rupa. Namun, begitu dikerjakan justru asal-asalan,” kata Habib Fatur.
Dia meminta agar Pemkot Banjarmasin melalui Dishub segera mengevaluasi pekerjaan pembangunan shelter air di Kubah Basirih, baik dari sesi teknis maupun perencanaannya.
BACA JUGA : Wisata Religi Kubah Basirih Raih Juara Harapan 1 ADWI Kategori Souvenir dari Kemenparekraf
“Keberadaan shelter air ini dari awal dimaksudkan guna menopang keberadaan objek wisata religi Kubah Basirih yang sudah masuk dalam Desa Wisata bahkan meraih 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),” tuturnya.
Dengan tingginya angka kunjungan ke kawasan Kubah Basirih, Habib Fatur mengatakan sepatutnya sarana dan prasarana penunjang seperti dermaga atau shelter air itu bisa berfungsi optimal.
BACA JUGA : Banjir Rob Landa Banjarmasin, Balai Kota Terendam, Di Kubah Basirih Ketinggian Air Sudah Sepaha Orang Dewasa
“Hal ini demi menunjang keberlangsungan wisata religi Kubah Basirih. Kami keluarga besar Habib Basirih mengapresiasi dukungan dari Pemkot Banjarmasin, termasuk Pemprov Kalsel. Namun, patut diingatkan agar pengerjaan proyek semacam itu tidak boleh asal-asalan karena menyangkut fungsi, bukan hanya jadi hiasan belaka,” pungkas pria yang mengecap pendidikan di STM Banjarmasin ini.(jejakrekam)