Jawab Kritikan Publik soal Sering ke Luar Negeri, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina Unjuk Bukti

0

INTENSITAS Walikota Banjarmasin Ibnu Sina bertolak ke luar negeri baik kunjungan kerja (kunker) maupun menjalin kerja sama tergolong tinggi untuk kepala daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.

SEPANJANG tahun 2023 berdasar catatan dari data terhimpun jejakrekam.com, Walikota Banjarmasin dua periode ini tercatat sudah 9 kali bertolak ke berbagai negara di dunia. Tentu, ini belum termasuk dengan agenda jelang akhir tahun 2023.

Seperti bertolak ke Jepang, Walikota Ibnu Sina memboyong para pejabatnya. Di antaranya Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setdakot Banjarmasin Machli Riyadi, Kepala Dinkes Kota Banjarmasin Muhammad Ramadhan (ketika itu) serta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Muhamad Isa Anshari Saat itu, Walikota Ibnu Sina menjadi naraasumber World Kidney Programs by Kaikoukai Healthcare Corporation di Jepang pada 11-17 Maret 2023.

Merespons kritikan publik itu, Walikota Ibnu Sina di akun facebooknya dan IG-nya @Ibnu Sina memposting jawabannya.

BACA : Frekuensi Walikota Banjarmasin Bertolak Ke Luar Negeri Tinggi Dikritik Pengamat : Apa Urgensinya?

“Apa manfaat Walikota Banjarmasin berkunjung ke luar negeri? Kadang kritikan tidak selalu dijawab dengan kata-kata. Tetapi dengan kerja nyata!” begitu narasi dibangun oleh Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan Selatan dalam dinding akun pribadinya.

Dalam postingannya, Walikota Ibnu Sina menyerukan kepada warga dirinya bahagia melihat senyum 16 perawat (pekerja terampil) alumni kampus yang saat ini sudah bekerja di Rumah Sakit Kaikokai Healthcare Group di Nagoya, Jepang sejak Septemberr 2023 lalu.

BACA JUGA : Sejumlah Nakes Kota Banjarmasin Akan Mulai Berkarir Di Jepang Pada September 2023

“Ulun (saya) tahu betul perjuangan dan kerja keras mereka 6 bulan kursus Bahasa Jepang, sehingga 25 org Angkatan 1 Program Pemko Bjm & Kaikokai yang dirintis sejak 2019 ini berhasil dengan baik,” tulis Ibnu Sina dalam akun FB-nya dikutip jejakrekam.com pada Kamis (9/11/2023).

“Bpk/Ibu, mereka bukan siapa-siapa tetapi adalah tulang punggung keluarga. Bekerja di Jepang bukan lagi mimpi bagi Warga Kota Banjarmasin. Trims!” ujar Ibnu Sina, sembari memposting beberapa foto kegiatan baik di Jepang maupun di Banjarmasin.

BACA JUGA : Jepang Butuh 10 Ribu Caregiver, Potensi Perawat di Banjarmasin Turut Dilirik

Namun, Akbar Rahman, akademisi Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) justru punya komentar berbeda soal pekerja migran yang berkiprah di negeri industri maju seperti Jepang.

Dosen lulusan doktor urban design dari Saga University Jepang yang tinggal di Negeri Matahari Terbit hampir 3 tahun justru mengungkapkan jika gaji terendah pekerja adalah Rp 20 juta per bulan atau setara 193.100 Yen Jepang (JPY). Sebab, upah minimun pekerja di Jepang itu mencapai 20 mang atau setara 20 ribu JPY.

Dengan asumsi kurs 1 Yen Jepang sama dengan Rp 103,57 pada 11 November 2023. Kurs mata uang asing khususnya Jepang juga sangat fluktuatif seperti dikutip dari laman wise.com.

BACA JUGA : Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan, Banjarmasin Jajaki Kerjasama dengan Jepang

“Kalau gaji Rp 20 juta sebulan, itu gaji terendah di Jepang. Kekawanan yang datang ke Jepang bekerja dengan keterampilan start gaji (gaji awal) bisa Rp 35 juta per bulan. Itu gaji terendah pada 2018 lalu. Biasanya, kalau perawat maupun pekerja migran yang bekerja di Jepang itu biasanya menggunakan jasa penyalur tenaga kerja resmi baik yang ada di Bandung maupun Bogor,” komentar Akbar Rahman.

Mengutip data dari laman kalsel.bps.go.id, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Banjarmasin dibandingkan 12 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan masih tergolong tinggi.

Per Agustus 2021 mencapai 8,47 persen dibandingkan TPT Provinsi Kalsel hanya 4,94 persen. Meski mengalami penurunan pada Agustus 2022 menjadi 6,96 persen masih lebih tinggi dibanding Kalsel hanya 4,74 persen.

Sedangkan, per Agustus 2023; TPT Kota Banjarmasin turun lagi jadi 6,70 persen, namun masih cukup tinggi dibanding TPT Kalsel di angka 4,31 persen berdasar data dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.