Kursi DPR Kalsel 2 Setara 281.624 Suara, Pengamat: Hasil Pemilu 2024 Tergantung Orang Kuat
LAGA memperebutkan 5 kursi DPR RI Senayan Jakarta di daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan (Kalsel) 2 diprediksi bakal berlangsung panas pada Pemilu 2024.
HAL ini karena dipicu total kursi yang diincar 18 parpol yang menyodorkan jago andalannya di dapil ‘neraka’ relatif sedikit dibandingkan zona Kalsel 1 (Banjar-Batola-Hulu Sungai). Berdasar data daftar calon sementara (DCS) anggota DPR RI Pemilu 2024 dapil Kalsel 2 total mencapai 85 nama.
Total pemilik hak suara di dapil Kalsel 1 mencapai 1.408.122 pemilih atau sekitar 46 persen dari total pemilih Kalsel mencapai 3.026.220 orang pada Pemilu 2024. Dengan asumsi 100 persen pemilih, maka harga 1 kursi DPR RI di dapil Kalsel 2 harus ditebus para calon wakil rakyat untuk melaju ke Senayan Jakarta; 281.624 suara.
Ceruk pemilih Pemilu 2024 itu berada di Kota Banjarmasin sebagai lumbung suara terbanyak dengan 485.062 pemilih, disusul Tanah Bumbu; 238.792 pemilih, Kotabaru; 234.824, Tanah Laut; 258.835 dan Kota Banjarbaru paling sedikit hanya 190.609 pemilih.
BACA : Kalsel Terbanyak Kedua Kursi DPR Di Kalimantan, Ini Alokasi Kursi Dan Pembagian Dapil Di Pemilu 2024
Menariknya, dalam DCS berdasar data dari laman infopemilu.kpu.go.id, parpol kontestan Pemilu 2024 tampak memasang masing-masing sang ketua partai serta calon petahana di DPR RI Senayan Jakarta.
Pada Pemilu 2019 lalu, keluar sebagai jawara adalah Sulaiman Umar dari PDIP dengan mengantongi 109.208 suara sah. Hingga dalam perjalanannya, Sulaiman Umar mengundurkan diri dan digantikan oleh Novri Ompusunggu.
Peraih suara terbanyak kedua adalah Zairullah Azhar dari PKB dengan 72.493 suara. Namun, saat mencalonkan diri sebagai Bupati Tanah Bumbu, Zairullah Azhar mengundurkan diri dan digantikan oleh Heru Widodo.
BACA JUGA : Anggaran KPU-Bawaslu Naik 3 Kali Lipat, Honor Penyelenggara Pemilu 2024 Gede
Hasnuryadi Sulaiman keluar sebagai peraih suara terbanyak ketiga dengan modal 72.550 suara. Disusul, Syafruddin H Maming mengoleksi 57.706 suara. Kemudian, politisi banteng yang akrab dipanggil Cuncung itu mengundurkan diri karena maju sebagai kandidat Tanbu 1 dan digantikan oleh Hj Aida Muslimah.
Peraih kursi kelima adalah H Muhammad Nur (Gerindra) dengan 43.861 suara. Namun, Muhammad Nur meninggal dunia, posisinya ditempati oleh Difriadi Darjat sebagai PAW di DPR RI.
Menariknya, dari DCS anggota DPR RI dapil Kalsel 2, PKB ternyata menaruh Syamsul Alam yang merupakan Ketua DPC PKB Kotabaru, berada di atas Heru Widodo di nomor urut 2.
Dari Gerindra, sang Ketua DPD Partai Gerindra Kalsel yang juga Wakil Ketua DPRD Kalsel, Hj Mariana menempati nomor urut 1 disusul Syamsul Bahri (PAW Saiful Rasyid di DPR RI) berada di barisan berikutnya, bersama Burhanuddin, mantan Wakil Bupati Kotabaru.
BACA JUGA : Tokoh Alumni KPU se-Kalsel Warning Kekuatan Oligarki Sudah Rambah Penyelenggara Pemilu
Sebagai parpol pemenang Pemilu 2019 di dapil Kalsel 2, PDIP tetap percaya diri memposisikan Syafruddin ‘Cuncung’ H Maming di nomor urut 1, ditandemkan dengan Noorhalis Majid, aktivis Forum Ambin Demokrasi serta berbagai NGO tersebut. Sedangkan, petahana; Hj Aida Muslimah dan Novri Ompunggu ditaruh di nomor 3 dan 4.
Dari jago Golkar, nama Hasnuryadi Sulaiman tetap di nomor urut 1, disusul mantan Kapolda Kalsel Irjen Pol (Purn) Rikwanto, mantan anggota DPRD Kalsel Syarifah Santiansyah alias Andi Neni hingga eks politisi banteng; H Dardiansyah masing-masing berada di deretan jago andalan.
NasDem pun menawarkan pentolan relawan Anies Baswedan, Hj Nana Maryam Agustina di deretan top. Lain lagi dengan PKS yang sempat ‘kecolongan’ di Pemilu 2019 lalu, menempatkan Wakil Sekjen DPP PKS Moh Rozaq Asyhari sebagai jagoannya, ditopang sejumlah nama lainnya. Pun begitu PAN justru memasang putri Ketua DPW PAN Kalsel Muhidin yakni Hj Karmila Muhidin di nomor 4, disusul eks Wakil Bupati Tanbu; Sudian Noor.
BACA JUGA : Teater Kekuasaan dan Persekutuan Kaum Oligarki
Sementara itu, mantan calon Gubernur Kalsel Denny Indrayana yang juga pakar hukum tata negara dan Wakil Menteri Hukum dan HAM era Presiden SBY diposisikan sebagai jago andalan Partai Demokrat. Sedangkan, Rusian yang merupakan tokoh Demokrat Kalsel justru berada di nomor urut 4.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga harus hilang kursi di Pemilu 2019 lalu, kini menawarkan sosok eks Bupati Tanah Laut Sukamta sebagai andalannya. Begitu pula, parpol lainnya seperti Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Kebangkitan Nusantara dan lainnya turut memasang nama-nama yang dianggap potensial terpilih seperti Haryanto (mantan anggota DPRD Kalsel), Achmad Sofiani (eks Kepala Dinas PUPR Kalsel), dan lainnya.
BACA JUGA : Bangun Kesadaran Politik, Uhaib Beber Kuatnya Cengkeraman Oligarki di Pesta Pilkada Kalsel
Pengamat politik dan kebijakan publik FISIP Uniska MAB, Muhammad Uhaib As’ad mengaku perebutan 5 kursi dapil Kalsel 2 akan sengit, karena menjadi laga pertaruhan parpol. Khususnya, para pemenang atau peraih kursi DPR RI pada Pemilu 2019.
“Ya, wilayah pesisir dalam konteks politik Banua memang adalah orang-orang yang selama ini mengontrol atau mengendalikan parpol di Kalsel. Sudah menjadi rahasia umum, parpol yang punya modal jor-joran dan masuk dari lingkaran orang kuat (local strongman) akan merebut 5 kursi tersedia itu. Ini fakta yang akan terjadi dan saya menduga sepertinya akan mengulang Pemilu 2019 pada Pemilu 2024,” tutur Uhaib As’ad kepada jejakrekam.com, Jumat (22/9/2023).
Bagi Uhaib As’ad, pengalaman pada Pemilu 2019 lalu sudah menjadi pembelajaran berharga bagi warga Kalsel, khususnya di zona pesisir, ketika orang yang tak rajin turun kampanye atau dikenal publik justru terpilih mewakili Banua ke Senayan Jakarta.(jejakrekam)