Bentuk Forum Koordinasi Jurnalis, BKKBN Kalsel Yakin Angka Stunting Kalsel hingga 2024 jadi 13,8 Persen

0

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan komitmen guna menurunkan angka stunting menjadi 14 persen. Namun dalam kerja strategis nasional itu, BKKBN menyatakan tak bisa sendiri.

“KAMI butuh bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari rekan-rekan media massa. Untuk utu, kami membentuk Forum Koordinasi Jurnalis di Kalsel,” ucap Kepala BKKBN Kalsel H Ramlan kepada awak media di Banjarmasin, Jumat (15/9/2023).

Menurut dia, pembentukan Forum Koordinasi Jurnalis maka para awak media bisa menyebarkan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Setidaknya, mengenal dan paham tentang stunting mulai dari pencegahan, peningkatan gizi, bahayanya dan lainnya.

“Dengan adanya Forum Koordinasi Jurnalis bisa menyebarluaskan informasi tentang stunting, tentang pencegahan stunting, panduan sebelum pernikahan dan saat kehamilan,” kata Ramlan.

Menurut dia, dukungan dari para awak media sangat penting karena penurunan kasus stunting merupakan sebuah keniscayaan. Ambil contoh, kata Ramlan, pada 2021, prevalensi angka stunting di Kalsel sangat tinggi mencapai 30 persen, dengan koefisien dari 100 anak maka 30 anak  kena stunting akibat kurangnya pemenuhan gizi saat ibu hamil serta penyakit yang berulang.

BACA : Angka Prevalensi Stunting Turun, Wabup Tabalong Sebut Penanganannya Butuh Dukungan Seluruh SKPD

“Berkat kerja sama dan koordinasi dengan semua pihak, angka stunting Kalsel pada 2022 turun menjadi 5,4 persen. Bahkan, Kalsel terbesar ketiga dalam penurunan angka stunting secara nasional di bawah Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara,” kata Ramlan.

Menurut dia, capaian itu berkat kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Dinas sosial dan lainnya dalam menyadarkan para kepala daerah se-Kalsel akan pentingnya penurunan angka stunting. Terbukti, pada 2022 turun menukik tajam sampai 5,4 persen.

“Sementara, penurunan angka Stunting pada 2023 masih ,enunggu hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Saat ini, survey sudah berjalan dan hasilnya diperkirakan keluar pada  Oktober 2023,” kata Ramlan.

BACA JUGA : Percepat Penanganan Stunting, Gubernur Kalsel Raih Satyalancana Wira Karya

Masih menurut dia, keberhasilan Kalsel bisa menurunkan angka stunting 5,4 persen pada 2022 bisa mengejar target yang dipatok Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa secara nasional harus turun jadi 14 persen pada 2024.

“Secara matematis, saat ini masih tersisa 24,6 persen dari 30 persen. Nah, kalau pada 2023 hasilnya juga 5,4 persen, maka angka stunting Kalsel sudah turun 19, 2 persen,” imbuh Ramlan.

Masih dari kalkulasi BKKBN Kalsel,  jika tahun 2024 mendatang berhasil diturunkan angka stunting 5,4, praktis tersisa hanya 13,8 persen. Jika hal itu tercapai, Ramlan menyebut bahwa Kalsel telah berhasil dan sukses menerapkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting serta Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024.

BACA JUGA : Edukasi Tolak Pernikahan Dini, Cara Cegah Penambahan Angka Stunting

Senada itu, Kepala Dinas Komunikasi Informasi Provinsi Kalimantan Selatan HM Muslim mengapresiasi BKKBN telah membentuk Forum Koordinasi Jurnalis.

“Kami mendukung penuh. Apalagi, Gubernur Kalsel menaruh perhatian serius terhadap upaya percepatan penurunan angka stunting di Kalimantan Selatan. Tentu kami akan beri dukungan upaya itu melalui program-program strategis komunikasi publik, penyediaan pusat data dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi,” papar mantan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel ini.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.