Perpamsi dan Forkalim Urai Problema Air Limbah dan Pasokan Air Bersih di Kalsel

0

WALIKOTA Ibnu Sina mengungkap sejumlah fakta indikator bidang sanitasi pada 2023 yang berhasil direalisasikan Pemkot Banjarmasin.

PENYEDIAAN air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok di Kota Banjarmasin sudah mencapai 98,48 persen. Begitu pula, persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas air limbah layak sudah 96,82 persen.

Sementara, persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas drainase layak 34,74 persen. Kemudian, persentase pengelolaan sampah oleh pemerintah kota sudah tercapai 99,92 persen.

Hal ini berkelindan dengan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) Kota Banjarmasin 56,30 persen, namun proporsi ruang terbuka hijau (RTH) masih rendah pada 1,882 persen dan penanganan permukiman kawasan kumuh tertata (slum area) sudah terealisasi 98,62 persen.

BACA : Tekan Kebocoran Air, Ketua Perpamsi Kalsel Dukung Direksi Baru PAM Bandarmasih Tingkatkan Kinerja

Data itu diungkap Walikota Ibnu Sina saat menjadi narasumber Workshop Air Limbah dihelat Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) dengan Asosiasi Pengelola Air Limbah Domestik (Forkalim) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Senin (21/8/2023).

Workshop ini juga berlangsung selama dua hari hingga Selasa (22/8/2023) dengan menghadirkan sejumlah narasumber lainnya mengenai penyiapan pengelolaan air limbah domestik BUMD air minum.

Ketua Perpamsi Kalsel Syaiful Anwar mengakui workshop yang berlangsung selama 2 hari di Banjarmasin guna memperluat kelembagaan pengolahan air limbah domestik.

BACA JUGA : Perdalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Limbah, DPRD Kalsel kunjungi Dinas PUP ESDM DIY

“Hal ini diperlukan guna mendorong dan meningkatkan peran perusahaan air minum dalam rangka memperluas usaha pengelolaan air limbah domestik,” ucap Syaiful Anwar kepada jejakrekam.com, Selasa (22/8/2023) 

Direktur Utama PT Air Minum Intan Banjar ini menjelaskan langkah awal Perpamsi dalam memperbaiki pengelolaan air minum dan sanitasi lingkungan.

“Kita ingin pengelolaan air limbah di Kalsel menjadi percontohan. Terlebih lagi, pertumbuhan penduduk semakin meningkat tiap tahun, sehingga bisa nantinya memanfaakan air limbah,” tutur Syaiful.

BACA JUGA : Limbah Pengolahan Air PDAM Bandarmasih Dikeluhkan Warga, Disebut Cemari Anak Sungai Kuripan

Dia menyebut dengan adanya workshop bisa melahirkan ide untuk pengelolaan air lebih maju lagi di Kalsel. “Untuk penyiapan air bersih di Kalsel terus digalakkan. Berbagai lingkungan juga diminta untuk menyetok pasokan air hingga tahun-tahun ke depan,” katanya.

Menurut dia, masalah kekurangan air bersih merupakan salah satu problema di Kalsel, karena terbukti limbah domestik turut mencemari lingkungan, hal ini memperkecil saluran permukaan air.

“Karenanya, bahwa pengelolaan air limbah harus sejalan dengan kebijakan sanitasi yang diwujudkan oleh peraturan pemerintah daerah. Perencanaan yang dilakukan harus efektif, efisien, berkelanjutan dan terpadu,” pungkas Syaiful.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.