Limbah Pengolahan Air PDAM Bandarmasih Dikeluhkan Warga, Disebut Cemari Anak Sungai Kuripan

0

LIMBAH lumpur pengolahan air PDAM Bandarmasih dikeluhkan warga Cempaka Putih RT 5 RW 1, Kelurahan Kebun Bunga. Sebab, selain dinilai menimbulkan bau tak sedap, limbah tersebut turut diduga mencemari anak Sungai Kuripan.

SUHADI, warga setempat mengatakan  kejadian seperti ini sudah terjadi bertahun-tahun. Bahkan, warga harus mengeruk sendiri limbah yang mencemari lingkungan tersebut.

“Ini sudah terjadi bertahun-tahun. Paling parah, ketika banjir yang melanda awal Januari tadi. Limbah lumpurnya jadi masuk ke rumah,” ucapnya saat dijumpai, Kamis (22/7/2021).

Terpantau dari kediaman Suhadi, saluran pembuangan limbah lumpur itu hanya berjarak sekitar 20 meter. Tepatnya, di RT 9, terlihat dari atas, limbah lumpur langsung menuju ke anak sungai kuripan. Membuat air sungai yang semula bening berwarna kekuning-kuningan.

Sementara Ketua RT 9 di pemukiman setempat, Syarif Jalaluddin menilai limbah lumpur pengolahan air PDAM Bandarmasih itu sudah terjadi lebih dari 5 tahun terakhir.

Kendati sempat dilakukan pembersihan di beberapa kawasan. “Tapi, itu dahulu. Selama lima tahun belakangan, tak ada lagi pembersihan yang dilakukan,” ungkapnya.

Menurutnya, satu-satunya cara penanganan terbaik adalah dilakukan pengerukan dan perbaikan saluran limbah lumpur PDAM Bandarmasih. Kalau tidak, maka endapan limbah lumpur bakal terus terjadi, bahkan semakin meninggi.

“Kalau banjir, ya imbasnya limbah lumpur itu masuk rumah warga lagi,” tekannya.

Para warga setempat pun berharap kondisi ini bisa segera diatasi pihak terkait, khususnya PDAM Banjarmasin sendiri.

Terpisah, Direktur Utama PDAM Bandarmasih, melalui Senior Manajer Produksi dan Distribusi, Walino membantah pihaknya membuang dengan sengaja limbah lumpur sisa bahan baku pengelohan air itu.

Menurutnya, endapan lumpur itu merupakan limpasan dari penampungan atau instalasi yang tersedia di PDAM Bandarmasih.

“Seiring dengan meningkatnya jumlah produksi, bak penampungnya jadi meluber. Penampungan itu sudah dua kali dibenahi. Tapi belum mampu menangani luberan,” jelasnya kepada awak media, Kamis (22/7/2021).

Senada, Humas PDAM Bandarmasih Nur Wakhid mengklaim sebenarnya tak ada permasalahan pada sisa limbah lumpur itu. Pasalnya, di PDAM Bandarmasih sendiri sudah ada instalasi pengolah untuk lumpur atau sisa air buangan.

“Seperti yang dikatakan tadi. Kalau kami turunkan jumlah produksi air bersih, yang teriak masyarakat juga. Sementara bila dinaikkan, luberan akan terjadi,” ujarnya.

Ia pun mengklaim bahwa hampir dua jam sekali pihaknya membuang lumpur di instalasi itu memakai tanki.

Wakhid juga membantah bahwa tak ada penanganan dari pihaknya soal limbah lumpur. Pun demikian dengan tudingan adanya bau tak sedap. Menurutnya, yang bau itu bukan akibat lumpur, tapi sampah di sungai.

“Dalam lima tahun tak ada tindakan rasanya kurang tepat. Karena di tahun ini saja di bulan Juli ada pengerukan. Nanti, di bulan Desember juga kembali dilakukan.” ucapnya.

Lebih jauh. Wakhid juga mengatakan bahwa pihaknya masih berharap adanya penyertaan modal. Yang mana, dananya bisa dipakai untuk pengadaan atau pembangunan teknologi pembersihan limbah lumpur itu.

“Teknologinya ada, cuma dananya yang tidak ada. Kalau tahun ini ada biayanya, maka kami bisa menambah lagi instalasi atau alat D’Counter sehingga mengurangi luberan dan terbuang ke sungai,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Riki
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.