Pembangunan Embung di Sekitar Bandara untuk Tangkal Banjir Disebut DPRD Tak Bisa Dibuktikan Secara Teknis

0

DPRD Kota Banjarbaru audiensi bersama Angkasa Pura terkait rencana pembangunan embung di tanah milik PT Angkasa Pura I, sekitaran Bandara Internasional Syamsudin Noor, beberapa waktu lalu.

DALAM audiensi tersebut, DPRD Banjarbaru melakukan sinkronisasi informasi perihal mitigasi banjir yang rencananya akan dibangunkan embung di lahan Angkasa Pura.

Ketua DPRD Kota Banjarbaru, Fadliansyah Akbar usai menemui General Manager PT Angkasa Pura I, Dony Subardono mengatakan rencana pembangunan embung yang diklaim oleh Dinas PUPR tersebut sebagai salah satu solusi untuk menangani masalah banjir belum bisa dibuktikan secara teknis.

BACA : Tangkal Banjir Banjarmasin Tak Bisa Hanya Andalkan Program Normalisasi Sungai Veteran

“PUPR menyebut bahwa genangan yang terjadi di sekitar Jalan Tonhar ini akibat limpahan air dari perluasan bandara. Tapi itu tidak ada bukti kajiannya,” ungkap Fadli usai dirinya dan jajaran Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, memeriksa dokumen Amdal milik PT Angkasa Pura I.

Atas dasar hal itu, Fadli mengaku akan kembali mengkoordinasikan hasil temuan pihaknya tersebut kepada Dinas PUPR Kota Banjarbaru.

“Dalam waktu dekat pasti akan ada rapat lagi mengenai hal ini. Kami bukan ingin menghalangi pembangunan, tapi kami ingin pembangunan di Banjarbaru ini harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kepentingannya. Bukan berdasarkan keinginan,” tegasnya.

BACA JUGA :  Berbiaya Rp 1 Triliun, BWS Kalimantan III Golkan Proyek Tangkal Banjir Banjarmasin, Ini Daftarnya!

Senada dengan Ketua DPRD Banjarbaru, Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Emi Lasari mengatakan dalam proses anggaran 2024 yang mencuat rencana prioritas Pemkot Banjarbaru terkait salah satu mitigasi banjir yang rencananya akan dilakukan pembangunan embung di wilayah angkasa pura tidak berdasarkan kajian melainkan hanya berdasar asumsi.

“Dinas PUPR menyebut bahwa banjir atau genangan di sekitar bandara itu akibat limpahan air akibat perluasan bandara. Kalau memang itu penyebabnya, maka harusnya pihak bandara yang bertanggung jawab, bukan Pemkot yang membuat embung. Karena setahu kami master plan mitigasi banjir baru selesai di Desember 2023 mendatang,” ucap politikus PAN Banjarbaru itu.

Persoalan banjir dikatakan Emi, dirinya sepakat untuk sama-sama fokus penanganan mitigasi banjir di Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan itu. Namun, untuk pola penanganannya  yang harus betul-betul dikaji.

“Setahu kita persoalan banjir ini penyempitan aliran sungai di Sungai Rimba. Kalau menurut kita adalah normalisasi sungai, untuk mengembalikan fungsi sungai yang sebenarnya, termasuk aliran sungai sampai yang ke depan kebelakang SPBU,” ucapnya.

BACA LAGI : Bukti Inkonsistensi RTBL, Proyek Revitalisasi Sungai Veteran Dikritik Pakar Kota ULM

Emi menegaskan perlu menunggu Masterplan penanganan mitigasi banjir rampung terlebih dahulu agar limpahan air yang menjadi sebab banjir di Banjarbaru itu dapat terukur.

Lain sisi, General Manager Bandara Syamsuddin Noor Dony Subardono menyatakan kesiapan Angkasa Pura dalam menyokong pembangunan embung ini jika memang diperlukan pembangunan embung dalam mitigasi banjir.

Ditanya terkait kebenaran air limpahan dari bandara yang disebut menjadi biang banjir di sekitaran Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Dony menyanggahnya. Karena pembangunan Bandara Internasional Syamsuddin Noor, ujarnya telah melalui studi analisis dampak lingkungan (Amdal) serta studi-studi saluran air.

“Bisa dibuktikan di 2021 lalu, saat sekitaran bandara banjir. Tapi bandara tidak terkena dampaknya. Memang studi air sudah memenuhi,” pungkasnya.

Dikonfirmasi Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya air (SDA) Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Subri mengakui bahwa rencana pembangunan embung di kawasan Angkasa Pura I pihaknya memang belum memiliki kajian teknis.

“Belum ada kajian tentang wacana embung di lahan bandara. Nantinya akan dibuatkan DED rencana embung tersebut,” tukasnya.

Disinggung pentingnya membangun embung dalam solusi penanganan banjir di Landasan Ulin Kota Banjarbaru, Subri menyatakan bahwa setiap kali musim penghujan tiba, maka pihaknya berasumsi kawasan sekitaran bandara pasti akan tergenang. Seperti Jalan Tonhar, Sungai Rimba depan SPBU Agrabudi dan Sungai Pulantan di belakang SPBU. “Kalau itu dibangun, maka kawasan itu akan menerima manfaatnya,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.