Masyarakat Banjar Lebih Suka Beras ‘Karau’, Harga Terus Naik, Stok Kian Menipis

0

NAIKNYA harga beras varietas lokal (beras Banjar) mengakibatkan stoknya kian berkurang. Khususnya, yang dipasok oleh para petani daerah penghasil di Provinsi Kalimantan Selatan.

PASOKAN beras lokal yang berciri khas pera (karau) seperti siam, unus, mutiara, karang dukuh dan lainnya akibat tingginya permintaan pasar.

“Sementara untuk memenuhi permintaan pasar, stok beras varietas lokal terus berkurang. Ya, karena tingkat produksi jenis beras karau ini berkurang di tingkat petani. Sebagian persawahan diserang hama, berkurang lahan pertanian serta faktor cuaca yang memengaruhi,” tutur Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel, Birhasani kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Rabu (22/2/2023). berukurangnya produksi.

Berlakunya hukum pasar, ketika demand (permintaan) tinggi sementara supply (penawaran) rendah diakui Birhasani menyebabkan harga beras varietas lokal terus melonjak belakangan ini.

BACA : Angka Inflasi Terus Tergerek, Krisis Pangan Bisa Jadi Ancaman Nyata bagi Kalsel

“Beberapa jenis beras varietas lokal seperti siam, unus, karang dukuh dan lainnya memang naik. Sedangkan, beras jenis premium dan medium masih stabil harganya,” kata mantan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Tabalong ini.

Dia tak memungkiri beras varietas lokal seperti unus, mutiara, siam dan sejenisnya merupakan beras khusus, karena tingkat permintaan tinggi hanya di Kalsel. Hal ini berkelindan dengan kebiasaan masyarakat (Banjar) yang menyukai beras pera, dibanding pulen ‘lambik’ khususnya jenis beras didatangkan dari Pulau Jawa.

BACA JUGA : Ancaman Krisis Pangan 2023 di Depan Mata, Harga Beras Terus Melonjak Naik

“Memang, ada beras premium dan medium lokal Kalsel seperti beras Banjar yang dikenal dengan Siganal atau beras ganal, beras unggul siherang dan lainnya, harganya masih terjangkau, bahkan stoknya masih tersedia cukup banyak,” kata Birhasani.

Dia juga mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa beras yang paling diminati masyarakat Banjar adalah beras khusus seperti unus, mutiara, siam dan sejenisnya. Sementara untuk kebutuhan beras di Kalsel, per tahun mencapai 391.641,49 ton atau 33.014,99 ton per bulan.

BACA JUGA : Harga Lebih Murah, Beras Pamanukan Mulai Bersaing dengan Beras Varietas Lokal Banjar

“Kisaran harga beras khusus ini dari Rp 21 ribu hingga Rp 21.500 per kilogram. Bandingkan dengan beras kelas premium seperti sihirang dan beras siganal misalkan, harganya hanya Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram,” tutur Birhasani.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/02/22/masyarakat-banjar-lebih-suka-beras-karau-harga-terus-naik-stok-kian-menipis/
Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.