BWS Kalimantan III Masih Tunggu Pemkot Banjarmasin Bebaskan Lahan

0

PROGRAM National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) di sepanjang Sungai Veteran, dipastikan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III akan digarap tahun ini.

KEPALA BWS Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya mengatakan, pengerjaan proyek fisiknya akan berlangsung di bulan Juni 2024 mendatang. Hingga saat ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin.

Diketahui bahwa, Pemkot Banjarmasin telah menyatakan kesiapannya. “Siap untuk pembebasan lahan, tinggal pembayarannya,” ungkap I Putu Eddy Purna Wijaya, saat ditemui di kantornya, Senin (29/1/2023)

“Di bagian mana kawasan yang dibebaskan lebih dulu, di situ pengerjaan dilakukan. Karena kami sudah memiliki desain menyeluruh,” tambahnya.

BACA: Normalisasi Sungai Veteran Akan Dilanjutkan Dengan Pembebasan Lahan

Dirinya juga menerangkan, saat ini lelang konsultan perencanaan sudah dimulai. Dimana selanjutnya akan ada review terkait desain. “Proses ini tidak terpengaruh mau lahannya tersedia atau tidak, akan tetap berjalan,” ucapnya,

“Setidaknya, walaupun pengerjaan konstruksi masih belum dilakukan, tapi review desain sudah bisa dilakukan,” tambahnya.

“Karena selain pengerjaan konstruksi, ini juga menjadi tanggung jawab kami,” tekannya.

Selanjutnya, selain lelang konsultan perencanaan, BWS juga sedang mempersiapkan pengurusan persetujuan pendanaan.

Hal ini mengingat biaya proyek ini, bersumber dari world bank atau bank dunia. Dimana dana yang dibutuhkan untuk program yang berlangsung di Sungai Veteran saja, Eddy mengungkapkan itu mencapai Rp 800 miliar. “Kami terus melakukan komunikasi intens. Baik melalui email maupun zoom meeting,” ungkapnya.

Ia pun juga merincikan, bagaimana desain dari proyek yang dilakukan di Sungai Veteran tersebut. Yang mana BWS Kalimantan III dalam hal ini akan mengikuti standar desain yang telah diminta oleh pihak bank dunia.

Nantinya ruas sungai akan diperlebar 7 meter dari ujung ke ujung. Pun juga nantinya di kawasan itu akan bebas dari jembatan. “Tepatnya akan dikurangi, dan diganti pada beberapa titik nantinya,” tuturnya.

“Dan untuk pembebasan jembatan, ini termasuk urusan rekan-rekan di Pemkot,” jelasnya.

BACA JUGA: 22 Proyek Normalisasi Sungai Dinilai Belum Optimal, PUPR Banjarmasin Gelontorkan Dana Rp 4,1 Miliar

Dilanjutkannya terkait desain, nantinya proyek normalisasi sungai ini akan menyesuaikan desain awal dari bank dunia, dimana akan berbasis Nature Based Solution (NBS).

Yakni, sebuah solusi yang menekankan pemanfaatan alam yang berkelanjutan, dalam memecahkan tantangan lingkungan, sosial, serta ekonomi. Ini agar masyarakat lebih terbuka dan tahu terhadap kondisi lingkungan serta perubahan iklim.

“Isu perubahan iklim, mejadi isu global. Dan pembangunan, diminta untuk memerhatikan hal itu. Intinya, nanti juga akan kami tata dan dibikin cantik,” tutupnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) di BWS Kalimantan III, Ridwan Fauzi, dimana saat ini untuk program NUFReP masih berfokus di Sungai Veteran.

Pengerjaan konstruksi inipun, diperkirakannya akan berjalan selama 24 bulan atau 2 tahun, dengan 3 tahun penganggaran.

Yang mana nantinya pengerjaan akan dilakukan tahap pertama terlebih dahulu. “Rencananya akan dari kawasan Kelenteng Soetji Nurani, hingga ke Simpang Ulin,” ucapnya.

BACA LAGI: Terancam Kena Gusur Proyek Normalisasi Sungai Veteran, Pedagang Pasar Kuripan Siap Direlokasi

Namun, melihat proses pembebasan lahan yang belum selesai saat ini. Dirinya mengungkapkan pengerjaan kemungkinan akan dilakukan secara fleksibel. “Nanti dimana titik yang sudah dibebaskan, kita akan mulai dari sana. Karena desainnya sudah kita miliki seluruhnya, tinggal di spot mana yang bisa kita masuki,” jelasnya.

Disamping untuk mengerjakan normalisasi sungai, pihaknya juga akan melakukan pemasangan beberapa pintu air dan rumah pompa di sejumlah titik. “Ada tiga titik untuk rumah pompa ini. Di kawasan Kelenteng Soetji Nurani, di anak Sungai Bilu, dan kawasan ujung Sungai Gardu,” tambahnya.

Fauzi lantas beraharap, pengerjaan konstruksi yang ditargetkan tahun ini tidak tertunda. Meskipun menurutnya, untuk pekerjaan fisik, masih bisa menyesuaikan dengan kondisi.

“Tahap awal ini, lahan yang dibutuhkan itu sekitar 90 persen. Tapi kami ada yang masih belim bisa dibereskan, kami menyesuaikan saja. Sefleksibel mungkin,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.