Harga Lebih Murah, Beras Pamanukan Mulai Bersaing dengan Beras Varietas Lokal Banjar

0

BERAS pera atau karau (dalam bahasa Banjar) varietas pamanukan didatangkan dari Kabupaten Subang, mulai memasuki pasar beras di Banjarmasin dan sekitarnya.

BERAS ini mulai bersaing dengan beras varietas lokal seperti siam, karang dukuh dan lainnya yang diproduksi dari daerah penghasil seperti Gambut, Kabupaten Banjar dan Anjir, Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Di laman e-marketplace, harga beras pamanukan untuk ukuran 50 kilogram dibanderol Rp 700 ribu hingga 750 ribu. Sedangkan untuk ukuran 25 kilogram dipatok seharga Rp 325 ribu, rata-rata daerah pengirim berasal dari Jakarta.

Sementara di Banjarmasin, beras pamanukan dijual secara eceran seharga Rp 13 ribu per liter lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat. Bandingkan dengan beras varietas lokal; mayang usang jambun seharga Rp 19 ribu per liter, mayang pulut Rp 17.500 per liter, mayang jambun Rp 17 ribu per liter dan termurah seperti beras rukut seharga Rp 15.500 per liter.

BACA : Siap Datangkan Beras Pamanukan Penuhi Stok, Pemkot Banjarmasin-Pemkab Subang Jalin Kerja Sama

“Beras pamunukan sudah cukup lama masuk ke pasaran Banjarmasin. Ya, sudah beberapa bulan lalu, ketika beras varietas lokal naik harga. Memang ada saja yang membeli beras ini,” ucap Ahmad, penjaga toko beras Anugerah, Jalan Perdagangan, Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Jumat (17/2/2023).

Hanya saja, dia mengakui permintaan beras pamanukan tidak terlalu tinggi dibandingkan beras varietas lokal. Hal itu karena sudah melekat pada konsumen khususnya warga Banjarmasin untuk bisa menikmati beras yang lebih karau atau pera.

BACA JUGA : Angka Inflasi Terus Tergerek, Krisis Pangan Bisa Jadi Ancaman Nyata bagi Kalsel

“Padahal, beras pamunukan ini juga karau. Tapi, ya itu tadi, konsumen di Banjarmasin lebih memilih beras siam usang, walau harganya lebih mahal,” kata Ahmad.

Pun, Ramlah, warga Jalan Perdagangan Banjarmasin mengaku tetap memilih beras varietas lokal dibanding beras pamanukan, walau harganya sedikit miring.

“Namanya juga beras Jawa, tentu tidak cocok di lidah saya. Rasanya tidak kenyang, karena walau karau, tapi ada sedikit pulennya. Bandingkan dengan beras siam, bisa mengenyangkan,” tutur Ramlah.

BACA JUGA : Ancaman Krisis Pangan 2023 di Depan Mata, Harga Beras Terus Melonjak Naik

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar mengakui jika beras pamanukan kebanyakan didatangkan dari Subang, Jawa Barat.

“Tapi distribusi beras pamanukan didatangkan langsung oleh para pedagang. Untuk kabar distribusi yang ditangani oleh PT Bangun Banua, hingga kini sepertinya belum,” ucap Tezar.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/02/17/harga-lebih-murah-beras-pamanukan-mulai-bersaing-dengan-beras-varietas-lokal-banjar/
Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.