Ancaman Krisis Pangan 2023 di Depan Mata, Harga Beras Terus Melonjak Naik

0

ANCAMAN krisis pangan yang diprediksi bakal terjadi pada 2023 mendatang, mulai menguat tanda-tandanya. Hal ini seiring makin melonjaknya harga bahan pokok utama seperti beras.

MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada 1 Desember 2022, dalam konferensi pers penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah tahun anggaran 2023 di Istana Negara, mengingatkan adanya krisis pangan, energi dan keuangan pada tahun depan, dikutip dari tempo.co.

Di Kalimantan Selatan, sejumlah daerah penghasil padi (beras) varietas lokal pun mengalami gagal panen pada 2022 ini. Hasilnya, harga beras pun terus melonjak, tak hanya berdurasi mingguan, bahkan sudah harian.

“Khusus di Kalsel, mayoritas daerah penghasil padi (beras) memang mengalami gagal panen pada 2022 ini. Biasanya, pemasok beras terbesar berasal dari Anjir (Serapat) dan Gambut (Kabupaten Banjar), mulai menyusut. Bahkan, awal tahun 2023 ini, hampir tidak ada lagi beras dari kedua daerah ini bakal dijual di pasaran,” ucap pemilik kios beras di Jalan HKSN, Alalak Utara, Sabil kepada jejakrekam.com, Rabu (28/12/2022).

BACA : Sejumlah Daerah di Indonesia Gagal Panen, Bulog Kalsel Bersiap Jika Terjadi Krisis Pangan

Menurut dia, hanya dua daerah penghasil yang bisa mendatangkan pasokan beras. Yakni, Tabunganen (Barito Kuala) dan Sungai Tabuk dan sekitarnya dari Kabupaten Banjar.

“Beras yang dihasilkan dari Tabunganen dan Sungai Tabuk atau sekitarnya memang masih banyak. Tapi, karena banyak permintaan, stok pasti akan terus berkurang,” kata Sabil.

Menurut Sabil, informasi adanya prediksi krisis pangan bakal terjadi pada 2023 tidak bisa disikapi dengan menambah stok beras di kiosnya. Dia mengatakan umur ekonomis beras jelas berbeda dengan padi, sehingga sangat rawan rusak.

BACA JUGA : Kasus Stunting Tinggi, Kalsel Kandidat Paru-Paru Dunia yang Tengah Alami Krisis

“Akibat banyak sawah petani yang gagal panen di Kalsel, kemungkinan pada tahun 2023, stok beras dari Anjir akan berkurang drastis, bahkan terancam habis. Apalagi, belum dimulai musim tanam,” ucap Sabil yang juga memiliki area persawahan di kawasan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar ini.

Menurut Sabil, rata-rata harga beras tergerek naik sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000 per liter untuk varietas lokal seperti siam, karang dukuh, sihirang atau beras ganal dan lainnya.

“Beras-beras karau (pera) harganya terus naik. Bahkan, kini untuk karang dukuh sudah tembus Rp 20 ribu per liter. Mirisnya lagi, harga beras Jawa yang lebih pulen juga ikutan naik,” kata Sabil.

BACA JUGA : Dalam 3 Bulan Terakhir, Daerah Penghasil Gagal Panen, Harga Semua Jenis Beras Tergerek Naik

Dia menduga hal itu terjadi karena daerah penghasil beras Jawa juga mengalami gagal panen pada 2022 ini. Sabil mengaku cukup khawatir dengan kenaikan harga beras hampir tiap hari, minimal sepekan sekali akan mengurangi daya beli masyarakat.

“Contohnya, dulu saya datangkan beras Jawa untuk ukuran karung 50 kilogram hanya seharga Rp 480 ribu, kini sudah dijual Rp 730 ribu. Beras ini kami ambil dari gudang kontainer (daerah Basirih, Banjarmasin). Ya, kalau hitungannya kenaikan harga per kilogram mencapai 15 ribu. Kalau ukuran liter ya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 1.500,” tutur Sabil.

BACA JUGA : Harga Murah dan Berkualitas, ‘Beras Kita’ Dari Bulog Cocok Dikonsumsi Warga Kalsel

Dia mengakui permintaan beras varietas lokal Kalsel atau beras Banjar memang lebih tinggi dibanding beras Jawa yang pulen. Berdasar pengalaman Sabil, jika nanti pasokan beras dari Anjir dan Gambut terus berkurang, bahkan terancam habis, maka beras-beras varietas lokal lainnya akan terus mengalami kenaikan.

“Sangat jarang, jika harganya turun, justru hampir tiap hari terus naik. Dari tingkat grosir apalagi sampai eceran. Ya, ini yang kami takutkan adanya potensi krisis pangan yang dialami Kalsel ke depan,” tutur Sabil.

Dikutip dari data harga bahan pokok per 28 Desember 2022 yang dirilis Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel dalam laman disdagkalsel.go.id, disebutkan harga beras masih tergolong stabil (tetap).

BACA JUGA : Dipakai Lazismu Al Jihad Banjarmasin, Habib Fathur Bikin Inovasi ATM Beras Tanpa Antre

Ambil contoh, beras siam biasa lokal seharga Rp 14.100, beras siam tanggung lokal Rp 16 ribu, beras siam unus lokal Rp 17.200, beras sihirang/beras ganal Rp 11.700 dan termahal beras unus mutiara lokal Rp 19.500 dalam ukuran per kilogram.

Sementara itu, Sekda Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman meminta agar cadangan pangan 60,24 ton yang disimpan di Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Kalimantan Selatan, bisa segera disalurkan ke para penerima.

BACA JUGA : Hasil Panen Melimpah, Harga Padi Varietas Lokal di Banjarmasin Masih Murah

Hal ini demi menekan lonjakan harga dan laju inflasi saat memasuki libur Natal dan Tahun Baru 2023. Penegasan Ikhsan Budiman saat memimpin Rapat Koordinasi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Kota Banjarmasin, Jumat (23/12/2022) lalu.

“Saat ini kita dihadapkan dengan tingginya harga bahan pokok di pasaran. Namun, kita memiliki cadangan pangan pemerintah yang sangat disayangkan apabila tidak kita gunakan agar dapat mengendalikan inflasi,” ucap Ikhsan Budiman.(jejakrekam)

Pencarian populer:Beras Karang Dukuh/kg 2023
Penulis Sirajuddin/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.