Dalam 3 Bulan Terakhir, Daerah Penghasil Gagal Panen, Harga Semua Jenis Beras Tergerek Naik

0

DALAM tiga bulan terakhir ini, harga beras terus tergerek naik. Kenaikan harga mencapai Rp 3 ribu hingga Rp 6 ribu per liter dari berbagai jenis beras yang dijual di pasar Banjarmasin.

PEMILIK toko beras Doa Ibu di Pasar Muara Kelayan, Banjarmasin, H Arifin mengungkapkan kenaikan harga bahan pokok utama ini cukup tinggi dalam tiga bulan terakhir ini.

“Kenaikan harga ini terjadi pada semua jenis beras, khususnya varietas lokal Banjar. Harga naik karena dari daerah pemasok seperti Tabunganen, Barito Kuala (Batola) sudah cukup tinggi. Ini ditambah beberapa daerah penghasil lainnya juga gagal panen, akibat tingginya curah hujan belakangan ini,” papar Arifin kepada jejakrekam.com, Kamis (24/11/2022).

Dia mencontohkan beras varietas lokal seperti siam, unus dan lainnya dari Tabunganen untuk karung ukuran 37-38 liter, kini dijual seharga Rp 435 ribu hingga Rp 450 ribu per karung.

BACA : Dipakai Lazismu Al Jihad Banjarmasin, Habib Fathur Bikin Inovasi ATM Beras Tanpa Antre

Begitu pula, menurut Arifin, beras-beras yang didatangkan dari Pulau Jawa, Bima (Nusa Tenggara Barat) dan daerah lainnya juga mengalami kenaikan serupa.

“Rata-rata dalam sebulan, kami mendatangkan beras dari Pulau Jawa dan lainnya mencapai 50 ton. Harga pun tidak menentu, tergantung pula ketersediaan barang,” ucap Arifin.

Menurut dia, seperti yang dialami di Kalimantan Selatan, daerah penghasil di Pulau Jawa juga mengalami gagal panen. Termasuk, serangan hama khusus wereng coklat, turut menurunkan produktivitas pertanian.

“Karena harga di tingkat grosir sudah naik, terpaksa kami juga ikut menaikkan sampai ke tingkat pedagang pengecer di Banjarmasin dan sekitarnya,” kata Arifin.

BACA JUGA : Sejumlah Daerah di Indonesia Gagal Panen, Bulog Kalsel Bersiap Jika Terjadi Krisis Pangan

Kondisi serupa juga diungkapkan Hj Hamdanah. Pedagang beras di Pasar Beras Muara Kelayan ini mengakui harga pangan utama terus mengalami kenaikan.

“Beberapa beras Jawa seperti rojolele dan merek lainnya juga mengalami kenaikan harga. Dalam sebulan, rata-rata dikirim 10 ton. Kemudian, beras ini tak hanya disebar di Banjarmasin, juga dikirim ke Kuala Kapuas, Palangka Raya dan Barabai,” kata Hamdanah.

BACA JUGA : Hasil Panen Melimpah, Harga Padi Varietas Lokal di Banjarmasin Masih Murah

Sementara itu, pedagang beras di Pasar Sentra Antasari juga mengeluhkan hal serupa. Menurut Rahmat, pedagang besar di Pasar Induk Banjarmasin ini, rata-rata kenaikan harga dialami semua jenis beras.

“Misalkan beras dalam karung ukuran 38 liter, dulu hanya seharga Rp 350 ribu, kini sudah naik menjadi Rp 450 ribu per karung. Jika sebelumnya Rp 135 ribu kini naik jadi Rp 145 ribu per karung,” ucap Rahmat.

Dalam kalkulasi Rahmat, rata-rata kenaikan harga beras berkisar Rp 3 ribu hingga Rp 6 ribu per liter di tingkat eceran. “Memang, stok beras memang cukup tersedia, tapi harga terus mengalami kenaikan,” katanya.

BACA JUGA : Lahan Pertanian di Banjarmasin Hanya 2.700 Hektare, Wamentan Pesan Kembangkan Produk Siap Jadi

Pemilik warung makan di Jalan Belitung Darat, Halimah pun mengeluhkan kenaikan harga beras yang terus melonjak hingga jelang akhir tahun 2022.

“Sebelumnya, saya biasanya beli beras per liter Rp 9 ribu, sekarang sudah naik jadi Rp 11 ribu. Apalagi, jika jenis beras lokal seperti unus, karang dukuh dan lainnya jelas harganya makin mahal. Awalnya hanya Rp 13 ribu kini naik jadi Rp 16 ribu per liter,” kata Halimah. Dengan kondisi ini, Halimah pun mengaku terpaksa menaikkan harga di warung makannya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.