Libatkan Perusahaan Tambang Batubara, BPJN Kalsel Perbaiki Jalan Longsor A Yani Km 171 Satui

0

TERPUTUSNYA jalan nasional ruas A Yani Km 171 Satui, akibat longsor berulang kali dipastikan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan, Sauqi Kamal segera diperbaiki.

“PEMBANGUNAN badan jalan akan dibantu perusahaan tambang batubara terdekat dari ruas jalan yang putu situ,” ucap Syauqi Kamal kepada awak media di Banjarbaru, Kamis (20/10/2022).

Dukungan perusahaan itu berupa menerjunkan alat berat dan lainnya guna mempercepat perbaikan jalan. “Sekarang, kami melakukan penyelidikan terkait kedalaman tanah dan lainnya, baru bisa menentukan struktur apa yang akan dibangun di jalan nasional Km 171 yang terputus,” kata Syauqi Kamal.

BACA : Jalan Longsor Km 171 Ditutup Total, Pemkab Tanbu Tunggu Hasil Penyelidikan Geolistrik BPJN Kalsel

Dia menjelaskan BPJN Kalsel telah berkolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tanah Bumbu untuk membangun jalur alternatif yang dapat digunakan para pengguna jalan.

“Pada hari Minggu kemarin, kendaraan roda dua sudah bisa masuk. Begitupula, kendaraan roda empat kayaknya sudah bisa masuk pula. Sebab, sebagian akses jalan menggunakan jalan tambang (hauling) sehingga tidak terlalu jauh,” tutur Syauqi.

BACA JUGA : Bupati Zairullah Sebut Jalan Longsor Satui Barat Akibat Dampak Pertambangan Batubara

Dia menjelaskan perbaikan jalan nasional oleh BPJN sudah memasuki tahap penyiringan sebatas jalan yang longsor sekitar 20 meter. Sebab, ada sepanjang 200 meter jalan nasional yang mengalami longsor atau amblas, termasuk 27 rumah mengalami kerusakan terdampak longsor, dan satu rumah masuk ke jurang longsor.

“Untuk luasan kalau permanen belum dipastikan karena harus melihat bidang tanah. Seperti ada pembebasan lahan di kawasan itu,” kata Syauqi.

BACA JUGA : Gandeng Perusahaan Tambang Bangun Jalur Alternatif, Tanbu Lobi Kementerian PUPR Tangani Jalan Longsor

Menurut dia, masalah pembebasan lahan di Desa Satui Barat, Kecamatan Satui tidak mengalami kendala atau permasalahan ke depan.

“Asumsinya, jika tidak hujan dalam sepekan, maka bisa digarap cepat. Namun, kalau turun hujan, jalan licin sehingga tidak bisa dikerjakan. Kami tidak membuat jalan permanen guna menghindari kesalahan teknis di lapangan,” imbuh Syauqi.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.