Urang Tuha Jangan Diulah Papainan

0

Oleh : Noorhalis Majid

SATU nasihat kepada anak-anak muda, agar jangan sampai menjadikan orang yang lebih tua sebagai bahan olok-olok. Orang tua, bagaimana pun keadaannya, harus dihormati.

JANGANKAN mengolok-olok, menjadikannya lelucon – bahan candaan saja, dapat membuatnya sakit hati, inilah makna urang tuha jangan diulah papainan.

Orang tua jangan dijadikan barang mainan, demikian arti harfiahnya. Jangan sampai karena merasa diri lebih pintar, lebih berpendidikan, lebih berpangkat, lalu menjadi orang yang lebih tua sebagai bahan olok-olok.

Dipermainkan agar nampak lucu dan menjadi bahan tertawaan. Keluguan, ketertinggalan pengetehuan atau ketidak mampuan mengikuti perkembangan, dapat saja membuatnya tidak mengerti apa-apa, tapi jangan dijadikan lelucon–bahan candaan dan olok-olok.

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Menjaga adab kepada orang yang lebih tua sangatlah penting. Hormati orang tua, karena kepadanya yang muda dapat belajar dan berguru tentang berbagai hal. Minimal tempat mengambil pengetahuan dan hikmah atas apa-apa yang sudah dilewatinya, baik itu menyangkut kebaikan, atau pun segala kegagalan dan kesalahan yang sudah dilakukan.

Bila hal itu sesuatu yang buruk, tidak perlu mengulanginya lagi, cukup mengambil pelajaran dan hikmahnya saja. Apalagi jika hal tersebut satu kebaikan, dapat mencontoh dan mengembangkannya, agar semakin menjadi baik dan berdampak luas.

BACA JUGA : Bangkit dari Mati Suri, Disbudpopar Banjarmasin Setuju Ada Payung Hukum Lindungi Pasar Terapung Kuin

Menghormati orang tua, bagian dari pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak masih belia. Bahkan pada beberapa suku, diajarkan untuk tidak langsung menyebut nama orang yang lebih tua. Kalau memanggil atau menyebutnya, menggunakan nama pengganti.

Pun demikian bagi masyarakat banjar, karenanya ada sebutan kakanda, amang, acil, gulu, julak, dan sebagainya, sebagai nama pengganti sebelum menyebut namanya. Bahkan, terkadang namanya hilang, yang tinggal hanya sebutan tersebut. Atau memangil nama anaknya, semata-mata untuk memberikan rasa hormat.

BACA JUGA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Ungkapan ini memberikan pelajaran, pendidikan adab harus diberikan kepada orang-orang muda, sebagai bagian dari pendidikan karakter. Adab yang paling mendasar adalah menghormati orang yang lebih tua.

Siapapun orang tua tersebut, dikenal atau tidak dikenal, hormati dengan segala penghormatan. Jangan menjadikannya olok-olok, candaan atau bahan lelucon yang membuatnya sakit hati, karenanya urang tuha jangan diulah papainan.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2022/10/19/urang-tuha-jangan-diulah-papainan/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.