Kini Emban Status Ibukota Provinsi Kalsel, Kota Banjarbaru Harus Bisa Jaga Keberagaman

0

TOTAL penduduk Kota Banjarbaru berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Banjarbaru, terus mengalami fluktuatif tiap tahun. Kini, tahun 2021 tercatat sebanyak 258.753 jiwa, naik dibanding pada 2020 hanya 253.442 jiwa.

MENARIKNYA, masih data dalam laman banjarbarukota.bps.go.id, justru pada 2020, jumlah penduduk Kota Banjarbaru tersebar di lima kecamatan; Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan itu malah menurun dibanding tahun 2019 sebanyak 262.719 orang.

Dari demografi dikutip dari Wikipedia, suku bangsa yang menghuni Kota Banjarbaru, didominasi suku Banjar (56,17 persen) berasal dari berbagai daerah di Kalsel. Suku besar kedua adalah Jawa (32,78 persen) berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sisanya, Sunda (1,71 persen), Madura (1,36 persen), Batak (1,27 persen), Dayak (1,15 persen), Bugis (0,84 persen) dan suku-suku lainnya 4,74 persen.

BACA : Banjarbaru Tetap Menjadi Ibukota Kalsel, Ini Kata Walikota Aditya Mufti Ariffin

“Saat ini, Kota Banjarbaru dikenal dengan penduduk yang heterogeny, karena terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan. Dengan anugerah keberagaman ini, maka harus ada beberapa yang jadi perhatian dari pemangku kepentingan Kota Banjarbaru,” ucap Dokumentator Budaya Tionghoa-Banjar, Sugiharto Hendrata kepada jejakrekam.com, usai diskusi Ikat Kait Tionghoa Banjar di Rumah Oettara Banjarbaru, Rabu (12/10/2022) malam.

Menurut Sugiharto, dengan status baru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan menggantikan Banjarmasin, maka Banjarbaru harus bisa merawat keberagaman tersebut.

BACA JUGA : Jadi Ibukota Provinsi Kalsel, Dibantu Kementerian PUPR, Banjarbaru Perbaiki Sanitasi Permukiman

 “Paling tidak bisa dimunculkan bagaimana masyarakat Tionghoa, Hindu, Budha dan lainnya dapat terfasilitasi,” ucap Sugiharto.

Menurut dia, saat ini, di Banjarbaru memang belum Nampak adanya pura, wihara maupun klenteng. Sebagai kota metropolitan yang menjadi bagian dari Banjarbakula, Sugiharto berharap keheterogenan ini bisa membuat kota ini makin warna-warni dan lebih hidup.

BACA JUGA : Sah! Jadi Ibukota Kalsel, Ketua DPRD Banjarbaru Minta RTRW Segera Direvisi

“Apakah cuma lihat manusianya saja? Ataukah ada warna yang membawa keberagamannya tersebut. Supaya keren sesuai slogannya Banjarbaru Juara,” jelasnya.

Terakhir, Sugiharto berpesan tidak hanya berfokus pada pembangunan industri saja, tetapi atensi keberagaman turut disertai dalam kebijakan kota.

BACA JUGA : Status Banjarbaru Jadi Ibukota Kalsel Digugat? Bicara Historis, Walikota Aditya Bandingkan Dengan IKN Nusantara

“Saya yakin Walikota Banjarbaru (HM Aditya Mufti Ariffin) dapat mengakomodir masalah keberagaman di wilayah ibukota Provinsi Kalsel ini,” pungkas Sugiharto.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.