Eksis Digempur Kosmetik Modern! Pupur Dingin dan Pupur Bangkal Masih Digemari Masyarakat Banjar

0

PUPUR dingin dan pupur bangkal adalah produk perawatan tradisional bagi kulit dan wajah dari masyarakat Banjar. Berbagai produk pupur (bedak basah tradisional) berbahan tepung beras ini masih eksis dijual di pasar-pasar tradisional di Banjarmasin.

ANEKA pupur dingin dan pupur bangkal dijual di toko rempah-rempah di kawasan Pasar Sudimampir Baru dan Pasar Sentra Antasari. Bahkan, produk kosmetik tradisional ini juga telah merambah ke toko online (e-marketplace).

Pupur dingin dengan wangi daun pandan (pudak) menjadi pilihan warga Banjarmasin untuk mendinginkan wajah melindungi sengatan matahari saat cuaca terik, atau menghilangkan plek-plek hitam di wajah akibat jerawat dan lainnya pada malam hari sebagai masker atau pelindung wajah.

BACA : Di Lokasi HPS Jejangkit, Apel Bendera Diikuti Peserta yang Dibalut ‘Pupur Dingin’

Berbeda bentuk, pupur dingin kebanyakan berwarna putih dan berbentuk bulat karena dibuat dari bahan beras berkualitas. Sedangkan, pupur bangkal biasanya berwarna kuning kecoklatan berbentuk bulat pipih, meski dibuat dari bahan yang sama, namun ada campuran kulit pohon bangkal. Khasiatnya hampir sama untuk mengangkat kulit mati dari wajah, bekas jerawat atau luka parut akibat penyakit campak.

“Karena sampai sekarang masih diyakini khasiatnya, pupur dingin dan pupur bangkal masih digemari. Apalagi, sekarang juga ditambah wewangian daun pandan, buah bengkoang hingga kulit pohon bangkang. Khasiatnya untuk menyejukkan wajah, menghilangkan kulit mati, plek hitam serta menghaluskan dan mengencangkan kulit wajah,” tutur H Tajudin Noor, pemilik toko rempah-rempah di Pasar Sudimampir Baru kepada jejakrekam.com, Senin (10/10/2022).

BACA JUGA : Pantau Penjualan Online, BPOM HSU Sita Kosmetik Tanpa Izin Edar

Tak hanya produk kosmetik tradisional Banjar, toko H Tajudin Noor ini juga menjual aneka perlengkapan ‘batimung’ atau mandi uap (spa) khas Banjar. Plus rempah-rempah berkhasiat untuk bumbu masak, jamu dan obat-obatan tradisional.

Gadis-gadis Banjar dengan wajah dibedaki pupur dingin dalam sebuah acara di Banjarmasin. (foto Qoura)

Ia mengakui para pembeli tak hanya dari Banjarmasin, Kotabaru dan wilayah Kalimantan Selatan lainnya. Namun, ada pula pelanggan dari luar daerah seperti Kuala Kapuas, Sampit, Palangka Raya (Kalimantan Tengah) dan Samarinda (Kalimantan Timur).

BACA JUGA : Menjaga Kualitas 36 Tahun, Jamu Cuksirih Kini Diakui Kimia Farma dan Smesco Indonesia

“Kebanyakan pupur dingin dan pupur bangkal produksi Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai Tengah (HST) cukup tinggi permintaan di pasar-pasar yang ada di Kalteng dan Kaltim,” ucap H Tajudin Noor.

BACA JUGA : Peredaran Kosmetik dan Produk Pangan Berbahaya Masih Marak

Untuk harga, pupur dingin dijual seharga Rp 15 ribu per bungkus. Dalam setiap bungkus atau kemasan berisi 24 butir pupur dingin. Sementara untuk pupur bangkal dibanderol dengan harga yang sama.

“Walau saat ini, kosmetik modern seperti krim pemutih dari China, Jepang, Korea serta Amerika Serikat sudah lama memasuki pasar Banjarmasin, tapi permintaan pupur dingin dan pupur bangkal masih tergolong tinggi,” tutur Tajudin.

BACA JUGA : Buka Lahan Budidaya di Desa Mungkur Uyam, Balangan Target Jadi Daerah Pengekspor Porang

Menurut dia, dirinya sudah berjualan pupur dingin dan pupur bangkal sudah 30 tahun lebih, terbukti di era pasar global ini justru para peminat kosmetik tradisional masih tergolong tinggi.

“Mungkin karena efek sampingnya tidak ada, makanya pupur dingin dan pupur bangkal ini masih dipercaya sebagian perempuan Banjar. Selain itu, harganya jauh lebih merah dibanding produk kosmetik modern,” tutur Tajudin.

BACA JUGA : Bersaing Obat Modern, Produsen Obat Tradisional Kalsel Tembus Pasar Nasional

Senada Tajudin, Raudah, pemilik kios pupur dingin dan pupur bangkal di Pasar Sentra Antasari mengakui permintaan kedua produk olahan rumahan itu masih ada.

“Biasanya, pupur dingin atau pupur bangkal ini dipakai untuk keperluan pengantin. Seperti tradisi batimung, karena bahan-bahan alami bukan dari kimia, sehingga bisa bertahan sampai sekarang,” tutur warga Kelayan ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2022/10/10/eksis-digempur-kosmetik-modern-pupur-dingin-dan-pupur-bangkal-masih-digemari-masyarakat-banjar/,bedak tradisional banjar jenis-jenis kuning putih bangkal
Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.