Taat Syariat Menuju Teladan Akhlak Nabi

0

Oleh : Salasiah, SPd

DI SEMARAK bulan Maulid, puji-pujian kepada Rasulullah Muhammad berkumandang tanpa jeda. Syair-syair cinta didendangkan secara syahdu sampai menyentuh jiwa yang menggetarkan cinta pada utusan Allah SWT.

BULAN yang dinanti untuk menunjukkan semua rasa cinta kepada seorang panutan hidup yakni Rasulullah SAW, karena tidak hanya di dunia, tapi bahkan kehidupan hingga akhirat.

Kehidupan akhir memang seakan hanya sebuah dogma, namun tidak untuk ajaran Islam. Ajaran Islam adalah sebuah ideologi yang didalamnya terjalin hubungan di kehidupan dunia sebagai tempat hidup manusia dengan aturan-aturan yang oleh Allah, Sang Maha Pencipta.

BACA : Maulid Nabi SAW, Ini Pesan Ketum PP Muhammadiyah

Kehidupan akhirat adalah sebagai wadah pertanggungjawaban kepada Allah atas segala  pelaksaaan dan pelanggaran aturan yang dilakukan selama hidup di dunia.  Agar pesan aturan Sang Pencipta bisa sampai dengan baik kepada manusia.

Kemudian, Allah SWT mengutus Muhammad SAW sebagai manusia terbaik untuk menjadi utusan, menyampaikan aturan yang datang dari Sang pencipta ke level manusia. Maka jadilah aturan Allah sebagai tata aturan kehidupan manusia yang dikenal sebagai agama Islam. Ideologi yang menyatukan kehidupan dan agama yang menyelamatkan dan menentramkan.

BACA JUGA : Refleksi Maulid Nabi Muhammad SAW

Islam tidak mengenal kehidupan sekularis yang dijalankan oleh sistem saat ini. Sekularisme membuat aturan yang justru menafikan aturan pencipta. Memisahkan urusan dan aturan di kehidupan dengan aturan agama sebagai hubungan dengan penciptanya. Penganut ajaran sekuler sering menyatakan alasan “jangan bawa-bawa agama” dalam bahasannya dan perbuatannya. “ini urusan Aku dengan Tuhan”, “yang penting bahagia dulu, tobat urusan belakang”, atau menambah kata “islami” dalam aktivitasnya,  adalah juga bentuk pengamalam ajaran sekuler. Ketaatan aturan pencipta, taat aturan syariah harus menjadi harga mutlak hseorang muslim sebagai standar hidup dan kehidupannya.

BACA JUGA : Himpun Anak Jalanan, Yayasan Al-Ajyb Gelar Peringatan Maulid Nabi

Muhammad SAW dicintai karena kemulian akhaknya sebagai manusia. Sebagai manusia terbaik beliau juga memberikan teladan terbaik. Baik sebagai individu, sebagai pemimpin, sebagai suami, dan sebagai sahabat. Walaupun secara fisik dia tidak lagi ada, namun kecintaan dan pembelaan atas dirinya akan tersemat di hati pencintanya.

Rasulullah SAW telah memberikan teladan dalam mengelola perbedaan. Nabi Muhammad SAW merupakan pribadi penuh kasih sayang yang mampu merangkul semua yang berbeda dan hak asasi manusia dalam tata aturan syariat.

BACA JUGA: Syair Syaraful Anam Menggema, Peringatan Wafatnya Ulama Muda Alalak Khidmat

Di bawah kepemimpinan Muhammad SAW telah terbukti kehidupam masyarakat Madinah yang begitu harmoni indah meski dihadapkan pada keragaman agama, budaya, dan keyakinan. Mencontoh akhlak dan jejak kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW adalah keniscayaan dengan berorientasi kepada syariat.

Akhlak Nabi Muhammad saw lahir dari penerapan syariat yang dibawanya sebagai utusan Allah SWT yang membuat aturan. Akhlak yang ditampilkan Muhammad adalah buah dari ibadah sebagai seorang hamba yang betaat kepada Tuhannya. Akhlak Muhammad SAW menjadi teladan yang menjadi contoh seluruh ummat, di mana nilai Islam menjadi rahmat ke seluruh alam.

BACA JUGA : Baayun Maulid Ungkapan Rasa Syukur Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Demikianlah Islam  mengajarkan pembentukan akhlak karakter dimulai dengan bertaat kepada syariat Islam. Mencintai Muhammad artinya mencintai syariat. Bukti mengidolakan Muhammad SAW adalah dengan menjalankan syariat di dalam aktivitas kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai ummat.

Ramah, bersikap adil, jujur, tidak khianat, dapat dipercaya, toleran, menghargai hak asasi adalah akhlak terpuji yang lahir dari ketaatan terhadap syariat Allah yang disampaikan oleh Muhammad SAW sebagai bentuk ibadah penghambaan kepada pencipta.

BACA JUGA : Berjuluk Ustadz Sejuta Umat, Tabligh Akbar UAS di Masjid Ar Raudhah Sungai Andai Dibanjiri Jamaah

Demikian juga menutup aurat, menjaga pergaulan dengan tidak ikhtilat, menjauhi zina dengan tidak berpacaran, menjauhi yang memabukkan, menundukkan pandangan, mempunyai rasa malu, itu pun adalah bentuk karakter akhlak yang lahir dari ketaatan syariat Islam.

BACA JUGA : Masjid Jami Banjarmasin Memutih, Haul Akbar ke-2 Guru Zuhdi Berlangsung Khidmat

Syariat Islam juga memberikan aturan yang lebih luas dalam ekonomi dan pemerintahan yang di dalamnya terdapat akhlak dan aturan dalam menjalankannya. Hingga dipahamkan bahwa rakyat adalah amanah Allah SWT kepada pemimpin yang akan dimmintai pertanggungjawaban. Sempurnalah aturan syariat Islam memberikan solusi atas setiap permasalahan kehidupan. Wallahu’alam bishshawab.(jejakrekam)

Penulis adalah Pendidik dan Fouder Rufidz Kece, Amuntai, Kabupaten HSU

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.