Paribasa Banjar; Satali Tiga Uang

0

Oleh : Noorhalis Majid

DUA orang, sekalipun tidak satu saudara, tapi punya tabiat tidak jauh berbeda, bahkan hampir sama. Tabiat dimaksud, biasanya tabiat buruk – suka berbuat jahat kepada orang lain.

BILA keduanya bekerja sama, semakin sempurnalah kejahatan yang dilakukan, sebab tidak berbeda, itulah yang dimaksud satali tiga uang.

Tujuh puluh lima sen tiga uang, demikian arti harfiahnya. Maksudnya, jika uang setali ditukarkan dengan uang 25 sen, akan menjadi 3 uang logam atau kertas yang masing-masing senilai 25 sen. Dengan setali (75 sen), bisa mendapatkan tiga uang.

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Dulu, tahun 1950 – 1960, mata uang yang beredar bukanlah nominal uang rupiah seperti sekarang. Ada nilai satu sen, lima sen, sepuluh sen, dua puluh lima sen, dan lima puluh sen. Tahun 50-an, ada nilai setali yang nilainya ¾ rupiah atau 75 sen.

Setali dan tiga uang itu tidak ada bedanya – satu nilai, sama sepaham, kalau ia berbentuk sifat manusia, maka satu tabiat. Ungkapan ini dikenal sebagai peribahasa Melayu, boleh jadi kebudayaan Banjar mengadopsinya, yang pasti sangat populer pada masyarakat Banjar dan biasa diucapkan tanpa peduli apakah itu serapan atau bukan. Kebudayaan tentu saja saling mengadopsi, menyerap dan saling mengambil pelajaran.

BACA JUGA : Bangkit dari Mati Suri, Disbudpopar Banjarmasin Setuju Ada Payung Hukum Lindungi Pasar Terapung Kuin

Rupanya, ada orang yang memiliki tabiat sama, sehingga bisa saling berkolaborasi atau memperlakukan orang lain serupa. Kalau tabiat dimaksud jahat, semakin sempurnalah kejahatan dilakukan. Mendapat perlakuan jahat oleh salah satunya dan mengeluhkan pada satunya lagi, tidak akan mendapat pembelaan, bahkan mungkin menerima perlakuan yang sama jahatnya. Bisa dibayangkan bila kolaborasi tersebut terjadi antara penjahat dan penegak hukum, maka tidak akan ada keadilan dan perlindungan – karena sama saja jahatnya.

BACA JUGA : Mengukur Eksistensi Bahasa Banjar Dari Karya Sastra Hingga Karya Akademik

Ungkapan ini memberikan pelajaran, sekalipun sebutannya berbeda, nilai dan sifatnya bisa jadi sama. Walau orangnya berbeda, tabiatnya sama saja – tidak jauh berbeda. Percuma mengadu atau berkeluh kesah – tidak akan ada pembelaan atau perlindungan, lebih baik mencari yang lain agar terhindar perlakuan yang sama buruknya. Karena sekali pun nampak berbeda, tidak sama latar belakangnya, bahkan tidak sedarah, ternyata satali tiga uang.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.